tirto.id - Penggunaan earphone pada masa kini sudah menjadi kebiasaan masyarakat, khususnya generasi muda. Earphone semakin lazim digunakan untuk mendengarkan musik, menonton film atau video di media sosial, hingga berkomunikasi via sarana digital.
Mengutip sebuah artikel di laman The Atlantic, penggunaan earphone digandrungi karena dapat memberikan kontrol absolut atas suasana suara serta memberikan privasi saat di ruang publik.
Namun, penggunaan earphone secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kondisi telinga dan mengurangi kualitas pendengaran.
Sebagaimana dilansir laman Harvard Health Publishing, di dalam telinga manusia terdapat struktur sel berambut yang bertanggung jawab atas transmisi suara dari otak.
Adapun penggunaan earphone secara berlebihan bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sel tersebut sehingga mengganggu mekanisme transmisi suara. Hubungan sel berambut dengan saraf pendengaran juga bisa rusak akibat hal yang sama.
WHO dalam publikasinya yang berjudul Hearing Loss Due to Recreational Exposure to Loud Sounds mengestimasikan 1,1 miliar pemuda di dunia memiliki risiko kehilangan pendengaran sebab praktik "mendengarkan suara" yang tidak aman.
Data WHO pun menunjukkan hampir separuh orang berusia 12-35 tahun di negara berpendapatan menengah dan tinggi menunjukan penggunaan earphone dan sejenisnya dalam tingkat suara yang tidak aman. Sebanyak 40 persen dari mereka melakukan praktik "mendengarkan suara" secara tak aman, dan dalam tingkat yang membahayakan, saat berada di diskotik, klub, dan bar.
Untuk menjaga kesehatan telinga, pengguna earphone harus mengatur volume suara dan durasi mendengarkan ke batas aman.
Merujuk rekomendasi badan kesehatan pemerintah AS, Centre of Disease Control and Prevention (CDC), volume maksimal dari suara earphone dan sejenisnya ialah 105 – 110 dB (desibel).
Mendengarkan suara lebih dari 80-85 dB kemungkinan dapat merusak pendengaran jika dilakukan setelah lebih dari dua jam. Bahkan, suara maksimal earphone dapat merusak pendengaran selama kurang dari 5 menit pemakaian.
Mendengarkan suara dengan volume 70 – 85 dB mungkin tidak merusak telinga secara langsung, tetapi dapat membuat tidak nyaman. Maka itu, normalnya mendengarkan suara ialah di bawah 60 dB atau kurang lebih setengah dari volume bunyi maksimal earphone.
Oleh karena itu, Profesor Audiologi dari University of Alberta, Bill Hodgeth dalam artikel dari Global News menyarankan: "Apabila anda harus menggunakan earphone terlalu keras, anda seharusnya memakainya dalam waktu yang sebentar."
Dalam studinya, Hoddget menemukan bahwa pengguna earphone lebih cenderung meningkatkan volume suara ketika suasana di sekitar sedang ramai (berisik) dibandingkan saat kondisi tenang.
Dia menambahkan, volume suara earphone sebesar 85 dB ke bawah cenderung aman bagi telinga jika digunakan paling lama 8 jam. Lantas, peningkatan volume setiap 3 dB harus dibarengi dengan pengurangan kurang lebih setengah waktu penggunaan.
Sedangkan laman Healthline merekomendasikan beberapa langkah aman dalam menggunakan earphone sebagai berikut:
1. Pastikan anda dapat mendengar seseorang yang berbicara di dekat anda. Sebagai contoh Jika saat menggunakan alat tersebut anda tidak dapat mendengarkan pertanyaan seseorang yang duduk di sebelah anda, berarti suara yang anda dengarkan terlalu keras.
2. Pastikan anda menggunakan earphone kurang dari 80 persen dari total maksimal desibel, atau volume suaranya.
3. Jangan menggunakan earphone lebih dari 90 menit dalam sekali waktu.
4. Gunakan aplikasi pengukur kesehatan yang terinstal dalam smartphone untuk mengukur berapa lama penggunaan earphone setiap hari dalam level volume suara yang standar (aman).
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Addi M Idhom