tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan nama-nama calon duta besar (dubes) RI baru untuk beberapa negara berasal dari beragam latar belakang. Antara lain kalangan profesional, peneliti, orang yang berkarier di Kementerian Luar Negeri Indonesia, mantan menteri, hingga dari Sekretariat Presiden (Setpres).
Presiden juga sudah menyerahkan nama-nama calon duta besar kepada pihak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk diuji kepatutan dan kelayakan. Namun ia menyatakan tidak tahu kapan fit and proper test akan dilakukan DPR. Ia juga menyatakan lupa berapa orang yang diajukan menjadi dubes baru, namun ia menyebut agak banyak.
"Sudah diserahkan ke DPR," kata Presiden Jokowi usai melepas ekspor biji mete ke Eropa di PT Comextra Mayora Makassar, Sabtu (26/11/2016).
Presiden Jokowi yang didampingi Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Mentan Amran Sulaiman, mengatakan belum memutuskan siapa pengganti Kasetpres Darmasjah Djumala saat ditanya oleh awak media.
"Belum. Wong yang ini masih fit and proper test. Nunggu, nunggu dari DPR," katanya sebagaimana dikutip Antara.
Sementara itu Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari memastikan Surat Presiden mengenai penunjukkan 23 duta besar Indonesia untuk negara-negara sahabat sudah diterima pimpinan DPR dan tinggal menunggu dibacakan pada rapat paripurna.
"Informasi yang saya terima, surat sudah di Pimpinan DPR," kata Abdul Kharis di Jakarta, Sabtu (26/11/2016).
Dia menjelaskan, mekanisme pengajuan calon dubes itu di DPR adalah setelah surat presiden diterima, pimpinan DPR akan membacakannya dalam rapat paripurna dan setelah itu dibawa ke Badan Musyawarah untuk uji kelayakan dan kepatutan pada Komisi I DPR.
"Saya belum lihat surat surpres (surat presiden)-nya dan tidak tahu kapan surpres itu masuk di pimpinan DPR," sambung Abdul.
Abdul Kharis menjelaskan, anggota Komisi I DPR yang diajukan menjadi calon dubes harus mengundurkan diri dari keanggotaan DPR.
Sebelumnya beredar nama-nama calon dubes yaitu:
1. Tokyo - Arifin Tasrif
2. Athena - Ferry Adamhar
3. Bogota - Priyo Iswanto
4. Canberra - Kristiarto Legowo
5. Dili - Sahat Sitorus
6. Jenewa - Hasan Kleib
7. Kabul - Mayjen Dr. Ir. Arief Rachman (Unhan)
8. Kolombo - Ngurah Ardiyasa
9. Kiev -Prof Dr Yuddy Chrisnandi (mantan Menpan)
10. Manama - Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma - Esti Andayani
12. Seoul - Umar Hadi
13. Wina - Darmansjah Djumala
14. New Delhi - Arto Suryo-di-puro
15. Dhaka - Rina Soemarno
16. Amman - Andy Rachmianto
17. Bratislava - Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam - Prof. Radar Pardede
19. Wellington - Tantowi Yahya (Golkar)
20. Zagreb - Komjen (Pol) Sjahroedin
21. Astana - Rachmat Pramono
22. Tunis - Ikrar Nusa Bhakti (peneliti)
23. Kuala Lumpur - Rusdi Kirana (Anggota Wantimpres/pengusaha)
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan