tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang kereta api selama 2020 mencapai 186,13 juta orang. Angka ini turun 56,4 persen dari posisi 2019 yang mencapai 426,88 juta orang.
Penurunan ini terjadi karena jumlah penumpang kereta api belum kembali ke titik sebelum pandemi. Sejak turun pada titik terendah pada April-Mei 2020 di angka 5,9 dan 5,48 juta orang, jumlahnya hanya meningkat lagi ke level 12-13 juta orang. Jumlah itu juga yang bertahan selama Juli-Desember 2020.
Pada Desember 2020 sendiri, BPS bahkan mencatat jumlah penumpang kembali turun tipis 1,5 persen karena pengaruh libur akhir tahun 2020. Dari 13,72 juta ke 13,52 juta orang.
“Penumpang KRL yang kontribusinya 80 persen total penumpang Kereta Api membuat jumlah penumpang Kereta Api turun. Kereta api jarak jauhnya masih naik,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).
Di samping kereta api, jumlah penumpang angkutan laut secara keseluruhan 2020 juga mengalami penurunan. Jumlahnya susut 40,66 persen dari 23,93 juta orang di tahun 2019 ke 14,2 juta orang di tahun 2020.
Menariknya meski angkutan penumpang turun, BPS mencatat angkutan barang masih relatif lebih baik. Pada angkutan kereta barang, penurunannya tidak terlalu dalam yaitu hanya 5,19 persen dari 51,1 juta ton di 2019 ke 48,5 juta ton di 2020.
Angkutan kapal barang justru naik 1,61 persen. Dari 297,77 juta ton di 2019 menjadi 302,57 juta ton di 2020.
“Angkutan barang melalui laut naik karena PT PELNI mengoptimalkan operasi tol laut dan memaksimalkan operasi menjaga logistik muatan kapal tol laut,” ucap Suhariyanto.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz