tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengakui bahwa pemberian bunga spesial atau special rate (SR) tinggi oleh perbankan kepada deposan besar menjadi penyebab bunga kredit dan suku bunga deposito sulit turun. Dari catatan bank sentral, pemberian special rate untuk deposan besar mencapai Rp2.549,8 triliun atau 31,1 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK) industri.
“Yang menjadi isu adalah grafik kiri bawah, suku bunga deposito yang turunnya sudah turun tapi masih lambat. Yang itu juga kenapa suku bunga kredit salah satu faktornya juga belum turun, sehingga yang perlu kita lakukan,” ujar Perry dalam Rapat Kerja Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, dikutip melalui akun YouTube DPD RI, Selasa (18/11/2025).
Jika diperinci, suku bunga spesial yang diberikan perbankan untuk kelompok bukan penduduk mencapai 5,22 persen per akhir September 2025; untuk pemerintah non-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai 5,97 persen; dan 5,19 persen untuk pemerintah non-BUMN.
Sementara itu, suku bunga spesial yang diberikan untuk kelompok perseorangan mencapai 5,72 persen; 5,86 persen untuk kelompok swasta Industri Keuangan Non-Bank (IKNB); dan 5,39 persen untuk kelompok swasta non-IKNB.
Perry menyebut, kendati sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, suku bunga spesial bagi deposan besar ini masih tergolong tinggi.
“Angkanya memang sudah turun, tapi masih tinggi. Misalnya untuk pemerintah BUMN, akhir tahun 2024 special rate-nya 6,6 persen, tapi sekarang sudah turun 5,97 persen, tapi masih tinggi. Ini yang perlu kita turunkan,” sambungnya.
Karena itu, agar suku bunga spesial ini lebih cepat turun, bank sentral telah memberikan insentif likuiditas kepada perbankan yang menurunkan suku bunga spesialnya. Dalam hal ini, semakin cepat bank menurunkan suku bunga spesialnya, semakin besar insentif likuiditas yang akan diperoleh.
“Insentif likuiditas kami, kami gaitkan seberapa jauh kecepatan bank menurunkan suku bunga. Semakin cepat menurunkan suku bunga, semakin banyak insentif likuiditasnya,” tukas Perry.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































