tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Gunung Lawu sejak September 2023 telah padam, akan tetapi muncul titik api baru di Desa Getasanyar, Kabupaten Magetan, Jawa Timur
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) BNPB Abdul Muhari mengatakan, titik api yang sekarang ada di Gunung Lawu bukan dari karhutla yang terjadi pada September melainkan berada di lokasi baru.
"(Titik api baru) di Petak 73 B wilayah Desa Getasanyar, Magetan,” kata pria yang akrab disapa Aam tersebut kepada Tirto, Jakarta, Selasa (17/10/2023).
Terkait penyebab kebakaran, kata Aam, pihak BNPB belum mengetahuinya. Ia menyebutkan bahwa dirinya baru mendapatkan laporan kemunculan titik api baru di lokasi yang sekarang.
Aam mengatakan tak ada korban jiwa terkait dampak kebakaran tersebut. Selain itu, Ia menyebutkan pihaknya belum mengukur luasan kebakaran lahan. Pasalnya, api masih menyala di Desa Getasanyar.
Sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu terjadi sejak 29 September hingga 13 Oktober 2023 dilaporkan padam. Kebakaran bisa dipadamkan setelah mengoperasikan helikopter untuk melakukan pengeboman air (water bombing) dengan menghabiskan 215 ribu liter air.
Total luas area Gunung Lawu yang terdampak karhutla ini mencapai 2.185 hektare. Terdiri dari 1.300 hektare wilayah Kabupaten Ngawi, 700 hektare wilayah Kabupaten Magetan, hingga 185 hektare wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Aam menjelaskan, untuk mengendalikan karhutla di Gunung Lawu, BNPB berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Satgas Bersama Penanganan Karhutla Gunung Lawu Lintas Provinsi.
"Kami berkoordinasi dengan BPBD, TNI-POLRI, relawan dan lain-lain yang ada di Jawa Timur," ucapnya.
Kejadian kebakaran di lereng Gunung Lawu ini tidak sekali terjadi. Pada pertengahan November 2019, peristiwa yang sama juga terjadi di sisi selatan wilayah Magetan, Jawa Timur. Selain itu, pada pertengahan Juni 2018 silam, kebakaran hutan juga terjadi di sisi utara lereng Gunung Lawu sehingga seluruh jalur pendakian menuju puncak ditutup.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Reja Hidayat