Menuju konten utama

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter pada 24-25 Januari

BMKG mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter pada 24-25 Januari
Petugas memantau pusaran siklonik melalui layar monitor di Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, Jawa Timur, Jumat (5/1/2024). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/YU

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 24-25 Januari 2024.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu (24/1/2024) dilansir dari Antara.

Ia mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara ke timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat-barat laut dengan kecepatan 6-30 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar bagian selatan, Laut Sumbawa, Laut Flores, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kep. Babar, dan Laut Arafuru," katanya.

Kondisi ini, kata dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue-Kep. Mentawai, perairan Bengkulu-Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Tengah.

Kemudian, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba, perairan P. Sawu-Kupang-P-P. Rotte, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Tengah, perairan selatan Kep. Anambas-Kep. Natuna, Laut Natuna, Laut Jawa, perairan utara barat-Jawa Timur, Selat Makassar bagian tengah dan selatan, perairan barat Sulawesi Selatan, perairan Kep. Sabalana-Kep. Selayar.

Selain itu, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, perairan utara Flores, Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Kep. Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku, perairan Kep. Banggai-Kep. Sula, perairan P. Buru-P. Ambon, Laut Seram, Laut Banda, perairan Kep. Sermata-Kep. Tanimbar, perairan Kep. Kai-Kep. Aru, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Laut Arafuru bagian barat, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua.

Sedangkan untuk gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Kep. Anambas-Kep. Natuna, perairan selatan Jawa Timur-P. Sumba, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah-NTT, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, Laut Arafuru bagian tengah dan timur, Samudra Pasifik Utara Halmahera.

Untuk gelombang di kisaran sangat tinggi 4,0-6,0 meter, katanya, berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.

Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi, seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

Kemudian, kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m) dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).

Baca juga artikel terkait INFO BMKG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto