Menuju konten utama

Bisnis PayLater Dinilai Menjanjikan di Indonesia, Kenapa?

Bisnis PayLater menjanjikan karena layanan tersebut menjadi salah satu produk keuangan yang digemari, khususnya oleh kalangan muda.

Bisnis PayLater Dinilai Menjanjikan di Indonesia, Kenapa?
Nasabah mengakses aplikasi penunda pembayaran (paylater) di Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/tom.

tirto.id - Fitur transaksi digital PayLater semakin menjamur dan populer di kalangan masyarakat. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, menilai bisnis ini menjanjikan di Indonesia karena layanan tersebut menjadi salah satu produk keuangan yang digemari, khususnya oleh kalangan muda.

"Itu kan bisnis pinjaman atau kredit, bisnis bunga, sepanjang sejarah itu bisnis yang sangat menjanjikan. Ya wajar kalau semua berlomba bikin bisnis serupa itu," kata Piter kepada Tirto, Rabu (22/11/2023).

Dia mengakui saat ini banyak perusahaan yang berlomba-lomba dan bersaing untuk membangun bisnis serupa. Harapannya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan meraup cuan dari para pengguna.

Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai bisnis PayLater sangat menjanjikan karena memudahkan masyarakat. Dia merinci penggunaan pinjaman online dan juga paylater mengalami pertumbuhan pesat sebesar 30 persen.

"Salah satu data menyebutkan bahwa untuk pertumbuhan kartu kredit itu di bawah satu persen untuk periode 2020 sampai 2022, sedangkan di sisi lain untuk pertumbuhan pinjaman online dan paylater itu bisa di angka 30 persen lebih bahkan untuk pinjaman online lebih bisa dari itu, kalau kita lihat banyak sekali saat ini anak muda," kata Nainul.

Dikutip dari laman resmi kemenkeu.go.id, paylater adalah layanan untuk menunda pembayaran atau berutang yang wajib dilunasi di kemudian hari. Sistem pembayaran paylater ini menjadi salah satu opsi fasilitas pembayaran yang menarik saat berbelanja daring, seperti di Shopee, Tokopedia, Lazada, hingga Gopay. Bertransaksi dengan layanan paylater memang praktis dan mudah.

Tak heran, jika banyak anak muda yang gemar berutang paylater dan tanpa disadari menjadi kecanduan belanja. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Tirto dan Jakpat pada Oktober 2022 dengan responden rentang usia 20-30 tahun, pengguna paylater didominasi oleh Generasi Milenial (32,5%), Gen Z (27,32%) dan Generasi X (25,86%).

Mayoritas pengguna paylater adalah anak muda. Selain digemari anak muda, menurut survei dari Perusahaan Pembiayaan Kredivo, pengguna paylater juga meningkat dari 28% di tahun 2021 menjadi 38% di tahun 2022. Frekuensi belanjanya juga semakin sering, yaitu meningkat dari 23% menjadi 27%.

Survei Kredivo itu juga mengungkapkan bahwa pertimbangan mereka memilih paylater, karena fleksibilitas dalam pembayaran cicilan. Generasi muda memang menyukai kepraktisan dan fleksibilitas. Tetapi, jika tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, maka utang paylater ini bisa menjadi masalah serius yang menghambat masa depan mereka. Gara-gara paylater, salah satu contohnya, mereka jadi sulit mendapat fasilitas KPR (Kredit Kepemilikan Rumah).

Baca juga artikel terkait PAYLATER atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin