tirto.id - Muhammad al-Idrisi merupakan ahli geografi penemu globe atau peta bola dunia. Sejarah mencatat, karya ilmuwan Islam bernama lengkap Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah ibn Idris asy-Syarif ini menjadi pembuktian awal bahwa bumi itu bulat.
Disebutkan dalam Trade, Travel, and Exploration in the Middle Ages an Encyclopedia (2010:14), Al-Idrisi masih punya garis darah Nabi Muhammad. Al-Idrisi lahir di Ceuta, Afrika Utara, pada 1100 Masehi dan merupakan keturunan para penguasa di Maroko yang jika dirunut berasal dari Hasan bin Ali, cucu Rasulullah.
Di kalangan ilmuwan Barat, Al-Idrisi dikenal sebagai ahli Geografi, terutama berkat penemuan globe atau peta dunia dalam versi baru yang dikenal luas hingga saat ini. Bahkan, Al-Idrisi disebut sebagai ahli Geografi paling menonjol di abad pertengahan.
Pemikiran Al-Idrisi yang melahirkan globe berasal dari kemampuannya dalam mengukur garis bujur dan garis lintang. Al-Idrisi melakukan hal itu hanya dengan menggunakan papan gambar semacam peta dunia yang disebut sebagai Lauhul Tarsim.
Biografi Singkat Al-Idrisi: Sejarah Penemu Bola Dunia
Al-Idrisi menempuh pendidikan di Cordoba, Spanyol, yang pernah menjadi pusat peradaban Islam pada abad ke-9 Masehi. Sejak dini, Al-Idrisi sudah tertarik dengan ilmu bumi.
Saat beranjak dewasa, ia pergi ke berbagai tempat di dunia, termasuk Afrika, Asia Kecil (sekarang wilayah Turki), Prancis, Inggris, dan tentunya Spanyol yang kala itu menjadi salah satu pusat peradaban Islam.
Ketertarikannya terhadap geografi membuat Al-Idrisi melakukan banyak cara untuk mengumpulkan data dari seluruh dunia. Hal yang sering dilakukan selain mengunjungi garis pantai di berbagai tempat di Eropa dan Afrika adalah bertanya kepada setiap pedagang dan orang-orang dari negeri lain.
Petualangan Al-Idrisi ke berbagai belahan dunia membuat namanya semakin populer di kalangan navigator laut hingga perencana militer di Eropa. Kemampuan dan kemasyhuran Al-Idrisi kemudian menarik minat Raja Ruggeru (Roger) dari Sisilia, Italia, yang ingin memiliki peta dunia.
Al-Idrisi memenuhi undangan Raja Roger dan diberi tawaran untuk membuat sebuah peta dunia yang komprehensif. Semua kebutuhan Al-Idrisi akan ditanggung sepenuhnya oleh sang raja.
Meskipun tidak langsung menerimanya, Al-Idrisi kemudian menyanggupi permintaan tersebut, dengan syarat dokumen sejarah kaum muslimin di Sisilia sebelum pemerintahan Raja Roger tidak dihapus.
Karya-karya Al-Idrisi: Dari Globe Hingga Kitab Pengetahuan
Butuh waktu hingga 15 tahun bagi Al-Idrisi untuk bisa membuat peta dunia yang akurat. Dia membuka banyak catatan geografis yang disusun oleh ilmuwan-ilmuwan pendahulunya. Al-Idrisi memadukannya dengan data-data pribadi yang dia kumpulkan selama bertahun-tahun.
Al-Idrisi akhirnya berhasil membuat peta dunia dalam bentuk bulat, dengan bola perak yang memiliki berat 400 kilogram dan diameter 80 inci. Bola dunia atau yang kemudian dikenal sebagai globe tersebut terdapat 7 benua dengan bagian bumi sebelah utara berada di bagian bawah.
Untuk mempermudah penggunanya membaca globe yang dia buat, Al-Idrisi menyusun buku panduan berjudul Kitab Al Rujari atau The Book of Roger sebagai penghormatan kepada Raja Roger dari Sisilia. Buku tersebut menjelaskan secara detail bagian-bagian dari bumi, seperti struktur daratan hingga perairan.
Al-Idrisi juga menelurkan karya-karya penting lainnya seperti Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afat yang merupakan panduan untuk mereka yang ingin mengadakan perjalanan dengan menembus berbagai iklim di dunia.
Selain itu, ada pula buku atau kitab berjudul Rawd Unnas waNuzhat al-Nafs atau Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa, Shifatul Arab (Karakter Bangsa Arab), Kharithanul ‘Alamil Ma‘mur Minal Ard (Peta Dunia), dan lainnya.
Buku Kharithanul ‘Alamil Ma‘mur Minal Ard merupakan karya Al-Idrisi yang paling komprehensif mengenai peta dunia. Dia membagi bumi ke dalam 7 musim dan tiap iklim memiliki 10 bagian berbeda.
Selain menjadi tokoh penting dalam sejarah geografi, Al-Idrisi juga memberikan kontribusi besar dalam ilmu tanaman obat. Bukunya yang berjudul Al Jami li Sifat Ashtat Al Nabatat berisi tentang tinjauan dan sintesis semua literatur tentang obat-obatan dari pengalamannya keliling dunia.
Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah ibn Idris asy-Syarif alias Al-Idrisi menghabiskan hidupnya di Sisilia, Italia, hingga wafat di pulau terbesar di kawasan Laut Tengah itu pada 1160 Masehi.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Iswara N Raditya