tirto.id - Al Gebra atau Aljabar merupakan salah satu kitab yang memberikan pengembangan terhadap sains modern, ilmu penerbangan, dan transportasi masa depan.
Istilah Al Gebra atau Aljabar muncul dari kitab berjudul Al Muhtasar fi Hisab Al Gabr Wa I Muqabala karya Abu Já’far Muhammad bin Musa al-Khawirizmi (Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi).
Al Muhtasar fi Hisab Al Gabr Wa I Muqabala adalah kitab yang menggunakan kata-kata untuk variabel. Kitab yang muncul pada diperkirakan muncul pada 825 M ini, secara sederhana memberikan solusi sistematis untuk persamaan linier dan kuadrat.
Di samping itu, kitab Al Jabr juga menjelaskan terkait praktik pembagian tanah seperti aturan tentang warisan dan pembagian gajian.
Dilansir dari lamanInteractive Mathematics, Khawirizmi dalam kitab Al Muhtasar fi Hisab Al Gabr Wa I Muqabala menjelaskan makna Al-Jabr yang berarti penyelesaian dan Al Muqabala yang berarti keseimbangan.
Tujuan dari penyelesaian dan keseimbangan itu adalah untuk memecahkan persamaan linear atau kuadrat dengan menghilangkan negatif menggunakan proses menyeimbangkan kedua sisi persamaan.
Sekilas Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi
Abu Já’far Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi merupakan matematikawan dan astronom muslim yang hidup pada kurun 780 hingga 850 M di Baghdad, Persia (sekarang daerah Iran).
Khawarizmi atau Khwarizmi dijuluki sebagai bapak aljabar lantaran kitabnya yang berjudul Al Muhtasar fi Hisab Al Gabr Wa I Muqabala.
Khawarizmi juga disebut sebagai kakek ilmu komputer oleh sebagai orang, karena ia berhasil mengembangkan konsep algoritma dalam matematika.
Dilansir dari lamanAljazeera, Al-Khawarizmi menghabiskan kehidupan akademisnya di kota Baghdad dari mana khalifah Abbasiyah memerintah dan mendirikan Bayt al-Hikma (Rumah Kebijaksanaan), sebuah pusat pembelajaran yang terkenal.
Rumah Kebijaksanaan atau House of Wisdom Bagdad merupakan suatu kelompok yang mempelajari karya-karya ilmuwan dari Yunani Kuno, Persia dan lainnya, yang telah dilupakan selama berabad-abad silam.
Rumah Kebijaksanaan kemudian berubah menjadi pusat revolusi ilmiah dan matematika progresif pada abad ke-9 di Baghdad.
Beberapa bidang kajian yang dilakukan di Rumah Kebijaksanaan meliputi matematika, astronomi, kedoteran, kimia, geografi, dan astrologi.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dipna Videlia Putsanra