tirto.id - Salah satu rukun iman dalam Islam adalah meyakini kitab-kitab suci umat terdahulu. Sepanjang kehidupan manusia, Allah SWT menurunkan beberapa kitab sebagai pedoman hidup manusia kepada para nabi dan rasul yang Dia utus.
Berkaitan dengan kitab-kitab tersebut, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 285:
" ... Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya', dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali'," (QS. Al-Baqarah [2]: 285).
Kitab-kitab itu berupa petunjuk suci dari wahyu Allah SWT kepada para nabinya. Ketika wahyu-wahyu itu dikumpulkan, dihimpun, dan dijilid, maka ia dinamakan kitab Allah SWT.
DilansirNU Online, secara umum, kitab-kitab Allah berisi perintah dan larangan syariat, janji baik (pahala/surga) dan ancaman buruk (dosa/neraka), ibadah, serta nasehat dan petunjuk cara hidup ideal.
Daftar Kitab-kitab Allah dan Rasul Penerima
Terdapat setidaknya empat kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul-Nya. Lima kitab-kitab itu adalah sebagai berikut.
- Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS.
- Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.
- Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.
- Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain menurunkan kitab, Allah SWT juga menurunkan suhuf, yaitu lembaran-lembaran terpisah (tanpa dijilid). Kitab dan suhuf ini mengandung firman-firman Allah SWT sebagai petunjuk bagi umat manusia.
Dalil mengenai suhuf ini tertera dalam surah Al-A'la ayat 18 dan 19:
“Sesungguhnya ini terdapat dalam suhuf-suhuf yang dahulu, [yaitu] suhuf-suhuf Ibrahim dan Musa,” (QS. Al-A’lā [87]: 18 – 19 ).
Di antara para nabi dan rasul penerima suhuf itu adalah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Keduanya memperoleh masing-masing 10 suhuf.
Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
Beriman kepada kitab Allah memiliki sejumlah hikmah tertentu. Berikut ini hikmah-hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah, sebagaimana dikutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017) yang ditulis Muhammad Ahsan dan Sumiyati.
- Memberikan petunjuk kepada manusia mana yang benar dan mana yang salah.
- Pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan kebenaran.
- Memberikan informasi sejarah kehidupan orang-orang terdahulu. Hal ini bisa menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini.
- Manusia yang beriman akan dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam kitab dijelaskan tentang perilaku yang baik dan buruk.
- Mensyukuri segala anugerah dan nikmat Allah SWT, termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
- Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah SWT memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai orang lain bahkan pemeluk agama lain.
Makna Mencintai Al-Quran sebagai Kitab Terakhir
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita wajib mengimani sekaligus menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Kecintaan terhadap Al-Quran ditunjukkan dengan mengkaji Al-Quran, membaca, mengamalkan perintah-perintah di dalamnya, serta menjauhi larangan-larangan Allah SWT.
Setidaknya, terdapat tiga makna dan ketaatan yang dapat dilakukan seorang muslim sebagai bentuk cinta terhadap Al-Quran.
1. Menjadi muslim yang adil
Al-Quran mengatur dan mengajarkan sikap adil dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan bersikap adil, manusia akan menjadikan orang-orang menjadi bertakwa.
Seperti firman Allah SWT: “Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa,” (QS. Al Maidah [5]: 8).
2. Pribadi yang bersyukur
Orang yang bersyukur mampu menggunakan tenaga, pikiran, dan hartanya untuk Allah. Ia bersabar dalam kondisi terdesak dan
Contoh-contoh perilaku bersyukur ini ditunjukkan dengan taat beribadah, mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, membantu orang yang membutuhkan, dan lain-lain.
3. Menjadi sosok yang takwa
Pribadi yang takwa adalah sosok yang mengikuti perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Salah satu isi pokok Al-Quran adalah perintah dan larangan. Orang yang berakwa taat dengan pedoman hidup yang digariskan Islam melalui kitab sucinya.
Editor: Addi M Idhom