Menuju konten utama

Pengertian Obat Tradisional: Keunggulan dan Bagaimana Efek Samping

Apa pengertian obat tradisional dan bagaimana efek sampingnya?

Pengertian Obat Tradisional: Keunggulan dan Bagaimana Efek Samping
Ilustrasi obat tradisional. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pengobatan tradional cukup populer dan menjamur di kalangan masyarakat Indonesia. Obat tradisional dinilai lebih kecil efek sampingnya, sebab berasal dari bahan-bahan alami.

Kendati demikian, konsumsi obat tradisional harus tetap memerhatikan penggunaan. Setidaknya, ada 6 aspek yang harus diperhatikan, yakni tepat dosis / takaran, tepat waktu penggunaan, tepat cara penggunaan, tepat pemilihan bahan, tepat telaah informasi, dan tepat indikasi.

Pengertian Obat Tradisional

Melansir dari jurnal Universitas Muhammadiyah Malang dan laman Farmasi UGM, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (BPOM, 2014).

Senada dengan pengertian di atas, obat tradisional atau sering juga disebut dengan jamu (emperical based herbal medicine) adalah obat tradisonal yang disediakan secara tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional.

Bagi masyarakat Indonesia, obat tradidional atau sering disebut dengan jamu adalah resep turun-temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, bunga, maupun kulit kayu.

Keunggulan dan Kelemahan Obat Tradisional

Data dari WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa pengobatan tradisional secara umum digunakan pada negara dengan penghasilan menengah dan rendah.

Melansir dari laman Ismafarsi, penggunaan obat tradisional memiliki beragam kelebihan dibandingkan dengan obat modern. Kandungan senyawa di dalam obat tradisional dapat memberikan efek komplementer (saling melengkapi) atau efek sinergisme (memiliki efek serupa/sama).

Satu tanaman obat memiliki kandungan lebih dari satu senyawa kimia. Dengan kata lain, satu obat tradisional yang umumnya terdiri dari berbagai jenis tanaman obat terkandung beragam senyawa kimia yang dapat memberikan efek saling mendukung untuk mencapai tujuan pengobatan (Katno, 2008).

Konsumsi obat tradisional juga dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan bahan obat yang terkandung di dalamnya. Ada obat tradisional yang diseduh, ada yang dapat dibuat menjadi teh, ada juga yang dapat dicampurkan dengan makanan, dan sebagainya (Sam, 2019).

Sementara itu, kelemahan obat tradisional adalah memiliki efek farmakologis yang lemah dan lambat. Hal tersebut disebabkan rendahnya kadar suatu senyawa dan kompleksnya senyawa kimia dalam kandungan tanaman obat.

Kandungan senyawa yang beragam membuat obat tradisional harus melewati proses standarisasi yang kompleks. Penanganan pasca-panen yang tepat dan benar juga diperlukan, khususnya untuk bahan baku dengan sifat higroskopis dan mudah terkontaminasi oleh mikroba (Katno, 2008).

Obat tradisional banyak digunakan guna menanggulangi penyakit-penyakit yang memerlukan pemakaian obat jangka panjang, yakni kelompok penyakit akibat gangguan metabolisme tubuh, seperti kencing manis, kolesterol tinggi, dll. serta penyakit degenerative, seperti radang persendian.

Penggunaan obat tradisional dalam waktu lama dianggap lebih aman karena efek sampingnya yang lebih kecil (dengan penggunaan yang tepat) dibandingkan dengan obat modern (Katno, 2008). Jamu harus memenuhi kriteria :

  • Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
  • Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
  • Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
  • Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata- kata: ” Secara tradisional digunakan untuk …”.
Contoh jamu bermerek adalah Kuku bima, Pegal linu, Gemuk sehat, Tolak angin, Tuntas, Rapet wangi, Kuldon, Strong pas, Tolak Angin, Antangin Mint, Antangin Jahe merah, Darsi, Enkasari, Batugin elixir, ESHA, Buyung upik, Susut perut, Selangking singset, Herbakof, Curmino.

Produk jamu tidak boleh mencantumkan klaim khasiat menggunakan istilah farmakologi/medis seperti jamu untuk hipertensi, jamu untuk diabetes, jamu untuk hiperlipidemia, jamu untuk TBC, jamu untuk asma, jamu untuk infeksi jamur candida, jamu untuk impotensi, dan lain-lain.

Baca juga artikel terkait OBAT TRADISIONAL atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dipna Videlia Putsanra