tirto.id - Uni Emirat Arab (UEA) menghibahkan 20 juta dolar AS atau setara Rp300 miliar untuk membangun masjid berkapasitas 10 ribu orang di Solo. Ini mereka lakukan hanya berselang beberapa pekan setelah Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Joko Widodo, menjabat wali kota.
Sejumlah perwakilan pemerintah UEA bertandang ke Solo, menandai pembangunan masjid megah tersebut, pada awal Maret lalu. Masjid itu didesain persis dengan masjid aslinya di Abu Dhabi, ibu kota UEA. Bedanya, kapasitas jamaah di masjid UEA mencapai 40 ribu orang.
Gibran, yang dilantik jadi Wali Kota Surakarta pada 26 Februari lalu, memamerkan desain masjid tersebut lewat Instagram. Ia menarget Masjid Syeikh Zayed selesai dibangun pada 2022. Ia mengatakan masjid yang dibangun di dekat kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) yang luasnya dua hektare ini akan menjadi tempat penyebaran nilai-nilai keagamaan yang menyejukkan.
“Masjid ini akan menjadi monumen persahabatan antara Solo-Indonesia dengan UEA. Sebagai bangsa dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, tentu masjid ini akan menjadi simbol keagungan agama rahmatan lil 'aalamin,” tulis Gibran.
Gibran menggambarkan Syeikh Zayed Grand Mosque ini akan memiliki empat menara yang masing-masing tingginya sekitar 106 meter. Masjid yang telah memasuki proses peletakan batu pertama ini juga akan dihiasi oleh 82 kubah yang terbuat dari marmer putih, sedangkan kubah terbesar berada di ruang salat utama.
Kolom mahkota masjid nantinya akan berbentuk bawang yang dihiasi dengan mosaik kaca emas. Gaya arsitektur masjid ini mengadopsi unsur Maroko, Andalusia, dan Mameluke. Sebelah timur masjid akan ada bulevar, sedangkan di sisi depan akan dibangun air mancur yang dikombinasikan dengan tanaman-tanaman khas Solo.
Hubungan Diplomatik dan Bisnis UEA-Indonesia
Ditarik ke belakang, hubungan diplomatik Indonesia dengan UEA dimulai pada 1976, tidak lama setelah negara di teluk Arab itu merdeka pada 2 Desember 1971.
Meski mereka merupakan negara ketiga di Timur Tengah yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak September 2020 yang difasilitasi oleh Donald Trump, hubungan diplomatik tersebut dipastikan tidak mengubah sikap Indonesia terhadap Israel yang memang terus berupaya menjalin hubungan diplomatik.
Pada masa pemerintahan Jokowi, Indonesia dan UEA semakin dalam menjalin banyak kesepakatan baik antarpemerintah atau institusi bisnis.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi bahkan menyebut hubungan Jokowi dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) sangat dekat. Dalam pertemuan pada 2019, misalnya, dialog selama 2,5 jam antara keduanya merupakan salah satu pertemuan terpanjang antara kedua petinggi negara. “Istilahnya click very much. Jadi sudah mengklik kalau kita bilang,” kata Retno.
Secara B to B, terdapat 11 bidang kerja sama dengan total nilai 22,89 miliar dolar AS--sebanyak 30 persen dana atau 6,8 miliar dolar AS berasal dari UEA. Nilai investasi UEA ke Indonesia termasuk jajaran teratas dibanding negara Arab lain. UEA disebut proaktif berinvestasi bahkan memberi ruang bagi perwakilan badan investasi Indonesia berkantor di Abu Dhabi.
Salah satu proyek yang tengah berjalan adalah pembangkit listrik tenaga surya di Danau Cirata Jawa Barat di bawah PT Pembangkit Jawa Bali dan Masdar (UEA).
Kemudian kerja sama bilateral antarpemerintah mencakup lima bidang. Salah satu yang sudah terwujud adalah pembangunan Masjid Syeikh Zayed di Solo tadi. Proyek ini dikerjakan di bawah supervisi Kementerian Agama lewat MoU dengan otoritas Islam dan Wakaf UEA pada 12 Januari 2020.
Penandatanganan MoU itu berlangsung di Abu Dhabi saat Jokowi berkunjung sebagai bentuk kunjungan balasan Putra Mahkota MBZ ke Indonesia pada 2019.
Retno sudah menyebut dengan detail sehari setelah penandatanganan MoU itu, bahwa masjid dan kawasan Islamic Center kerja sama UEA dan Indonesia akan dibangun di Surakarta. Pada awal 2020 itu, bahkan Gibran belum mengantongi rekomendasi sebagai calon Wali Kota Solo.
Bentuk kedekatan lain adalah menjadikan Joko Widodo sebagai nama jalan di Abu Dhabi pada Oktober 2020. Persisnya pada jalan sepanjang empat kilometer antara Abu Dhabi National Exhibition Center dengan Embassy Area yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik.
Jokowi merasa tersanjung atas penamaan jalan dengan namanya itu dan berharap hubungan Indonesia dengan UEA makin kokoh dan erat. “Ini tentu sebentuk penghargaan dan kehormatan. Bukan untuk saya pribadi semata-mata, tetapi untuk Indonesia,” ujar Jokowi.
UEA juga terus berpartisipasi dalam beberapa kebijakan populer Jokowi seperti pembangunan ibu kota negara baru, Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF), hingga bantuan vaksin COVID-19.
MBZ merupakan Ketua Dewan Pengarah IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan. Sedangkan untuk SWF—lembaga baru amanat UU Cipta Kerja yang ditentang oleh publik—UEA berkomitmen menyuntik 10 miliar dolar AS, setara Rp144 triliun.
Editor: Rio Apinino