Menuju konten utama
Jelang Waisak 2024

Berjalan Kaki dari Semarang, 43 Biksu Tudhong Tiba di Borobudur

Bhante Kamsai menyebut jika total perjalanan yang dilakukan para biksu adalah 60 kilometer dari Semarang menuju Magelang.

Berjalan Kaki dari Semarang, 43 Biksu Tudhong Tiba di Borobudur
Sejumlah Bhikkhu Thudong melakukan ritual Pradaksina di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/5/2024). Sebanyak 40 Bhikkhu Thudong menyelesaikan perjalanan dari Semarang dan telah tiba di Candi Borobudur untuk mengikuti perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE/2024. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/nz

tirto.id - Sebanyak 43 biksu Thudong berhasil tiba di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Senin (20/5/2024). Rombongan biksu dari Thailand tersebut tiba di kompleks Candi Borobudur pada siang hari sekitar pukul 14.00 WIB.

Berdasarkan pantauan kontributor Tirto, rombongan para bikkhu berjalan masuk Candi Borobudur melalui gerbang Kalpataru dengan kawalan petugas TNI, Polri, dan sejumlah personel Banser.

Setelah tiba di Candi Borobudur, para biksu beristirahat sejenak dan makan bersama sebelum melanjutkan ibadah menaiki puncak candi Buddha terbesar di dunia tersebut.

Koordinator Thudong 2024, Bhante Kamsai Sumano Mahathera, menyebut jika perjalanan yang dilakukan pada tahun ini sangat berkesan bagi para biksu yang ikut.

"Sepanjang Thudong itu kami merasa mendapatkan hal-hal baru, salah satunya masyarakat sepanjang jalan 60 kilometer itu selalu ada, kami jadi tidak ada merasa kesepian,” katanya kepada para awak media pada Senin (20/5/2024).

Tak jarang pula, jelas Bhante Kamsai, antusiasme masyarakat Indonesia dalam menyambut kedatangan para bikkhu dari Thailand tersebut membuatnya terheran-heran.

Bhikkhu Thudong tiba di Borobudur

Sejumlah Bhikkhu Thudong berjalan menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/5/2024). Sebanyak 40 Bhikkhu Thudong menyelesaikan perjalanan dari Semarang dan telah tiba di Candi Borobudur untuk mengikuti perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE/2024. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/nz

"Kami kemarin jalan dari jam lima [pagi], di samping jalan kami kaget ada masyarakat, tidak disebutkan Buddha tapi dari semua agama, pada lempar bunga dan kasih jalan. Mereka mungkin bangun sebelum jam lima,” tutur Bhante Kamsai.

Selain sambutan yang hangat, Bhante Kamsai juga secara pribadi terkesan dengan keramahtamahan masyarakat Indonesia.

“Sepanjang jalan kiri kanan, masyarakat pengen mengundang kami mampir, baik itu sekolah, rumah pribadi, restoran, semuanya welcome kami walaupun tidak kenal,” katanya.

Sambutan hangat dari masyarakat Indonesia juga dirasakan oleh bikkhu lainnya. Bhante Phraathikan Suphit, misalnya, begitu terkesan dengan kehangatan para masyarakat.

Bhante Suphit baru pertama kali ini ikut perjalanan Thudong ke Borobudur dan mengaku tak menyangka jika salah satu negara mayoritas muslim terbesar di dunia ini akan menyambutnya secara hangat.

“Bangga Borobudur ada di Indonesia. Sebelumnya, tahunya Indonesia negara yang sangat muslim, tapi ketika sampai di Indonesia semua [umat beragama] bersatu,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Bhante Suphit menyampaikan terima kasih atas bantuan masyarakat Idonesia dalam mengamankan jalan para biksu yang melaksanakan Thudong tahun ini.

Bhikkhu Thudong tiba di Borobudur

Sejumlah Bhikkhu Thudong melakukan ritual Pradaksina di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/5/2024). Sebanyak 40 Bhikkhu Thudong menyelesaikan perjalanan dari Semarang dan telah tiba di Candi Borobudur untuk mengikuti perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE/2024. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/nz

“Dikira akan banyak masalah selama perjalanan, ternyata ketika sampai di sini, semuanya menolong soal keamanan,” katanya.

“Di jalan itu bahaya kalau kami sendiri, ternyata ada yang membimbing kami seperti Polri, TNI, Banser semua itu gotong royong, semua kasih jalan dengan baik,” tambahnya.

Sebelumnya, rombongan bikkhu dari Thailand tiba di Jakarta pada 14 Mei 2024 lalu dan melakukan perjalanan Thudong ke Borobudur dalam enam hari.

Bhante Kamsai menyebut jika total perjalanan yang dilakukan para biksu adalah 60 kilometer dari Semarang menuju Magelang dan dilakukan dengan istirahat setiap menempuh jarak lima sampai tujuh kilometer.

Dalam perjalanan Thudong tahun ini, Bhante Kamsai menjelaskan jika tujuan para bikkhu berjalan kaki menuju Borobudur adalah menempa diri agar dapat terlepas dari kemelekatan duniawi yang menjadi ajaran utama Buddha.

"Kami capek, kami lelah, tapi dalam hati itu sesuai ajaran Buddha untuk melepaskan dari kemelekatan. Maka kami tidak merasa sia-sia perjalanan kali ini, dari Semarang sampai Candi Borobudur, sekarang bisa naik tangga untuk bertemu Buddha di atas sana," katanya.

Baca juga artikel terkait WAISAK 2024 atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Maya Saputri