tirto.id - Pelaksanaan Tri Suci Waisak 2568 BE di kompleks Candi Borobudur pada Kamis (23/5) mendatang digadang-gadang bakal menjadi perayaan paling akbar hari Waisak di dunia tahun 2024 ini.
Hal itu disampaikan Ketua Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia Bhikkhu Dhammavuddho Thera, akrab disapa Bhante Victor. Dalam gelaran Tri Suci Waisak tahun ini, Bhante Victor didapuk menjadi Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak.
“Salah satu rangkaian kegiatan perayaan Waisak di Borobudur nanti adalah doa bersama untuk perdamaian dunia. Ini merupakan perayaan Waisak terbesar di dunia,” ungkap Bhante Victor di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
Perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE mengangkat tema "Be Enlightened in Harmony”. Pengelola Candi Borobudur, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, menyebut perayaan Waisak tahun ini juga merupakan momentum yang pas untuk mengenalkan repositioning Candi Borobudur.
“Borobudur bukan lagi sekadar cagar budaya, tapi akan diposisikan sebagai candi terbesar sekaligus pusat ibadah umat Buddha sedunia. Waisak menjadi ajang untuk mengenalkan hal itu kepada dunia,” ujar Direktur Pemasaran & Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, Rabu (8/4).
Maya menambahkan, sebagai sebuah event, perayaan Hari Waisak dinantikan tidak hanya oleh kalangan Buddhis. Masyarakat umum pemeluk agama lain, baik di dalam dan luar negeri, juga menanti-nanti perayaan ini. InJourney sendiri menargetkan 40-50 ribu pengunjung akan ambil bagian dalam perayaan Waisak pekan depan.
Selain ibadah dan doa bersama, perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE juga akan diisi oleh berbagai agenda. Rangkaian acaranya termasuk Festival Lampion Purnama Sidhi, Pawai Budaya Padmastana dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, serta Mindful Walking Meditation. Acara terakhir dimaksudkan agar pengunjung merasakan suasana sakral di area Candi Borobudur.
“Merayakan Waisak di Candi Borobudur adalah melihat sisi terbaik Indonesia dalam keberagaman, bersatu dalam harmoni,” sambung Maya. Terakhir, Maya menegaskan, sekalipun kental dengan nuansa festival, Waisak tetap saja sebuah ritual. Kekhidmatan ibadah kaum Buddhis tetap menjadi prioritas.
Ketua Panitia Festival Lampion, Fatmawati, mengamini pernyataan Maya. Menurut Fatmawati, semua pengunjung yang datang ke Candi Borobudur nanti diharapkan agar mempersiapkan diri dengan baik, mematuhi peraturan, agar perayaan Waisak berjalan lancar sehingga vibe khidmat dan mindful dari gelaran ini dapat dirasakan oleh semua.
“Jangan bawa anak kecil di bawah umur, tidak merokok, serta tidak membawa makanan dan minuman dari luar agar tidak mengotori area Candi Borobudur. Pengunjung juga disarankan mengenakan pakaian yang senada dengan pakaian umat Buddhis,” ungkap Fatmawati.
Perwakilan Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) ini juga mengingatkan, prosesi pelepasan lampion yang ditunggu-tunggu publik bukan event belaka, tapi bagian dari ritual ibadah. Adapun jumlah lampion yang akan diterbangkan tahun ini sebanyak 2658, disesuaikan dengan penanggalan Buddha—Buddhist Era (BE).
Dimulai dari TMII, Berakhir di Candi MuaroJambi
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis InJourney, Hetty Herawati, menjelaskan bahwa rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE akan dimulai di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Selasa (14/5) pekan depan.
“Dimulai dengan pelepasan Biksu Thu Dong di TMII tanggal 14 Mei, acara puncaknya di Candi Borobudur tanggal 23 Mei, dan terakhir para biksu akan memenuhi undangan Gubernur Jambi untuk melaksanakan ritual di Candi Muaro Jambi. Itu tanggal 26 Mei,” ungkap Hetty.
Seperti halnya di Candi Borobudur, acara pembukaan di TMII juga akan diramaikan oleh sejumlah aktivasi. Hetty menyarankan masyarakat yang tidak kebagian tiket Waisak di Borobudur agar mengikuti kegiatan di TMII.
“Nanti ada juga Walking Meditation dan Water Lantern, sebelum pelepasan Biksu Thudong.”
Selain bertanggungjawab atas pengelolaan Candi Borobudur, InJourney juga ditugasi untuk mengelola kompleks pariwisata lain di Indonesia, salah satunya TMII. Holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata ini punya visi membawa keramahan dan keragaman budaya Indonesia untuk dikenalkan kepada dunia.
“Bagi InJourney yang juga bergerak di bidang event, perayaan Waisak ini adalah milestone. Kami menempatkan Candi Borobudur sebagai ‘Buddhist Epicentrum’, dan saat ini sedang membangun koneksi dengan negara-negara lain. Ke depan, tata kelola dan master plan Candi Borobudur akan disesuaikan agar menciptakan vibe yang sangat khidmat,”ujar Hetty.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, Supriyadi, sepakat dengan pesan yang hendak disampaikan InJouney lewat perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE.
“Kegiatan ini adalah perwujudan dari kerukunan dan keharmonisan bangsa Indonesia. Ia mesti diperlihatkan kepada dunia,” ujar Supriyadi.
Informasi lengkap mengenai rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2568 bisa diakses di akun Instragam @injourney.id, @borobudurpark, dan @injourneydestination.
Penulis: Zulkifli Songyanan
Editor: Dwi Ayuningtyas