Menuju konten utama

Berhasil Kabur dari Abu Sayyaf, Seorang WNI Tewas Tenggelam

Dua sandera WNI berhasil dibebaskan setelah terjadi baku tembak singkat antara militer Filipina dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf, meski satu sandera meninggal dunia karena tak bisa berenang di perairan Sulu, Jumat (5/4/2019).

Berhasil Kabur dari Abu Sayyaf, Seorang WNI Tewas Tenggelam
Sejumlah prajurit membagikan foto anggota kelompok ekstremis Abu Sayyaf Isnilon Hapilon, yang bernilai USD 5 juta atas penangkapannya, di pos pemeriksaan Butig, Lanao del Sur, selatan Filipina, Rabu (1/2). ANTARA FOTO/REUTERS/Marconi B. Navales.

tirto.id - Baku tembak terjadi pada Jumat (5/4/2019) sekitar pukul 17.45 waktu setempat antara militer Filipina dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan dekat Pulau Simusa, Banguingui, Sulu.

Baku tembak ini terjadi dalam operasi pembebasan dua WNI, Heri Ardiansyah dan Hariadin serta satu warga Malaysia, Jari Abdullah yang diculik saat memancing di perairan dangkal Kinangbatang, Malaysia pada 6 Desember lalu. Pelaku penculikan adalah kelompok Abu Sayyaf faksi Najir Arik yang biasa beroperasi di wilayah Sulu, Filpina.

Dari rilis yang diterima Tirto dari Gugus Tugas Bersama Militer Filipina di Mindanao, melaporkan baku tembak yang terjadi sekitar 10 menit itu berhasil menewaskan tiga orang anggota Abu Sayyaf.

Dalam rilis tersebut disebutkan Heri, Hariadin dan anggota Abu Sayyaf mencoba kabur dari penyergapan pasukan marinir Filipina yang dilakukan sehari sebelumnya di Pulau Simusa. Serangan udara dan pengepungan total membuat mereka kehabisan makanan dan peluru.

Heri dan Hariadin dipaksa berenang melintasi kanal dari Pulau Simusa menuju Pulau Bangalao oleh tiga anggota Abu Sayyaf yang menemani mereka.

Di tengah jalan mereka kepergok patroli AL Filipina. Baku tembak tak terhindarkan, lalu tiga anggota Abu Sayyaf berhasil dinetralisir. Tragis dalam operasi ini nyawa Hariadin tak terselamatkan sebab ia tak mahir berenang. Sedangkan Heri berhasil selamat. Heri dan jenazah Hariadin saat ini dibawa ke Zamboanga. Dikabarkan atase pertahanan Indonesia di Filipina hari ini terbang ke Zamboanga.

Sehari sebelumnya, pada Kamis, 4 April baku tembak terjadi tak jauh dari lokasi. Dalam baku tembak itu, warga Malaysia, Abdullah ditemukan mengalami luka parah di bagian kepala. Ditengarai ia ditembak saat diketahui hendak kabur dari penculiknya. Abdullah kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit Kota Zamboanga.

"Korban penculikan berusaha melarikan diri dari penculik saat terjadi baku tembak, tapi dia tertembak oleh (kelompok) Abu Sayyaf," kata Juru bicara Komando Mindanao Barat Gerry Besana, dikutip dari The Star, Jumat (5/4/2019).

Sementara itu, dikutip dari Manila Times, tiga tentara Filipina dan empat gerilyawan Negara pro-Islam tewas, dan total 22 lainnya cedera dalam baku tembak singkat namun intens di sebuah pulau selatan yang terpencil pada Jumat, menurut sumber dari militer.

Pasukan elit Batalyon Scout Ranger 5 bentrok dengan sekitar 80 anggota kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul di Provinsi Sulu, kata Kolonel Gerry Besana, juru bicara militer Komando Mindanao Barat.

"Baku tembak sengit selama 30 menit mengakibatkan empat orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka di pihak musuh," katanya, dikutip dari ABS CBN News.

Kelompok Abu Sayyaf yang terkenal kejam itu dikenal sering melakukan pemerasan, penculikan, pemenggalan kepala dan pemboman, dan telah berjanji setia kepada militan Negara Islam (IS) di Irak dan Suriah.

Kelompok di Patikul itu diyakini dipimpin oleh pemimpin Abu Sayyaf Hatib Hajan Sawadjaan, yang diidentifikasi oleh otoritas keamanan sebagai dalang dalam pemboman gereja di Sulu pada bulan Januari.

Bom itu, yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai lebih dari 100 orang, termasuk warga sipil dan tentara, adalah serangan bunuh diri oleh pasangan Indonesia yang dibantu oleh kelompok Abu Sayyaf, kata pihak berwenang Filipina.

Besana mengatakan 13 tentara dan sembilan militan terluka dalam bentrokan terbaru di Patikul, tempat pasukan Filipina mengejar orang-orang di belakang serangan gereja.

Cedera prajurit sebagian besar ringan, dari pecahan peluru, dan mereka sekarang dalam kondisi stabil, tambahnya. Tetapi keberadaan dan kondisi para militan yang terluka tidak diketahui.

Baca juga artikel terkait SANDERA ABU SAYYAF atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Maya Saputri