tirto.id - Perbincangan masyarakat jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 tidak hanya ramai membahas para kandidat, tetapi juga arah dukungan dari tokoh-tokoh penting. Komentar dari mantan presiden, seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi), sedikit banyak mempengaruhi persepsi pemilih. Tidak aneh jika setiap gerak-gerik maupun keputusan mereka menjadi sorotan, khususnya di media sosial.
Namun, informasi di media sosial yang beredar belakangan, cenderung tidak terkendali. Terdapat sejumlah narasi yang terpotong dan dapat disalah artikan.
Tirto menemukan sebuah konten mencurigakan dari unggahan TikTok akun @linda_cantik926 (arsip) pada Kamis (24/11/2024). Unggahan video yang berdurasi 8 detik tersebut menampilkan tangkapan layar artikel berjudul “Jokowi dan SBY Batal Hadiri Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono di Lapangan Banteng”. Sementara itu, di dalam video terdapat teks dengan narasi kalau dukungan dua mantan presiden ini tidak sepenuhnya untuk pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta tersebut.
Terdapat teks dengan bunyi, “Jokowi Menolak Hadiri Kampanye RIDO” dan "Dukungan Jokowi ke Kang Emil cuma basa-basi", di bagian atas dan bawah video.
“Jokowi menolak Kampanye Rido🤔🤔🤔 Hajatan Jakarta Menyala Jawara Pram Do3l L0-Gu3 Pram-D03l Kit3 Semu3 Pram-D03L #AkhirnyaPilihPramDoel 03 pilihan pdip,” begitu tulis akun @linda_cantik926 dalam keterangan pendamping video. Terlihat adanya upaya menyensor nama dan tulisan dalam unggahan tersebut.
Hingga Selasa (26/11/2024), video tersebut telah ditonton sebanyak 5.257 kali dan mengumpulkan setidaknya 47 tanda suka. Tirto juga menemukan unggahan serupa dari akun @yuliendah067 (arsip) dan @novridayulia (arsip). Selain platform Tiktok, Tirto juga menemukan konten serupa di platform Facebook yang diunggah oleh akun "Sahabat Ganjar" (arsip). Video-video tersebut memang tidak viral, tapi banyaknya unggahan serupa menunjukkan persebarannya yang cukup masif.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar Jokowi menolak hadiri kampanye akbar Ridwan Kamil-Suswono di Lapangan Banteng?
Penelusuran Fakta
Sebagai konteks, seperti yang disebut dalam informasi di video, Ridwan Kamil berpasangan dengan Suswono sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mendapatkan nomor urut 1, dan akan bersaing dengan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana dengan nomor urut 2, serta pasangan Pramono Anung-Rano Karno dengan nomor urut 3.
Terkait unggahan yang tersebar di media sosial, tim riset Tirto mencoba mencari artikel yang ditampilkan di video. Berdasarkan petunjuk judul artikel, kami memasukkan kata kunci “Jokowi dan SBY Batal Hadiri Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono di Lapangan Banteng” di pencarian Google. Hasilnya, kami menemukan artikel asli yang dipublikasikan oleh Sindonews, pada Sabtu (23/11/2024).
Dalam artikel tersebut, memang bersikan informasi batalnya SBY dan Jokowi menghadiri kampanye akbar RIDO. Namun, Ketua Tim Sukses (Timses) RIDO, Ahmad Riza Patria, menjelaskan absennya kedua mantan presiden tersebut bukan karena penolakan, melainkan karena adanya halangan yang tidak dapat dihindari.
“Pak SBY kebetulan hari ini berada di luar negeri dalam rangka pengobatan. Kami mendoakan semoga beliau lekas sembuh dan kembali ke Tanah Air,” ujar Riza dalam keterangannya di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2024).
Sementara itu, Jokowi memiliki agenda lain yang harus dihadiri, yakni kegiatan kampanye di Jawa Tengah. Meski tidak hadir secara langsung, Jokowi tetap menitipkan salam kepada para pendukung pasangan RIDO jelas Ariza.
Meskipun tanpa kehadiran Jokowi dan SBY, kampanye akbar pasangan RIDO tetap berjalan dengan meriah. Ariza menegaskan bahwa acara tersebut didukung oleh kehadiran tokoh-tokoh penting, termasuk perwakilan dari 16 partai politik pendukung yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, tokoh masyarakat, alim ulama, tokoh pemuda, dan berbagai tokoh lainnya yang hadir memberikan dukungan.
Tirto juga sempat membuat artikel mengenai batalnya SBY dan Jokowi datang ke kampanye akbar RIDO tersebut dalam artikel yang tayang pada 23 November 2024.
Secara etimologi, kata "menolak" berarti tindakan aktif untuk tidak menerima atau tidak menyetujui sesuatu secara sengaja. Sementara, "berhalangan" bermakna penghalang atau sesuatu yang menghambat, sehingga menggambarkan situasi yang tidak disengaja atau di luar kendali yang membuat seseorang tidak dapat hadir atau melakukan sesuatu.
Perbedaan utama keduanya terletak pada kesengajaan; "menolak" menunjukkan keputusan aktif, sedangkan "berhalangan" lebih pasif dan disebabkan oleh kondisi tertentu. Dalam konteks komunikasi, kesalahan penggunaan kedua istilah ini dapat mengubah makna yang disampaikan secara signifikan
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, narasi Jokowi dan SBY menolak hadiri kampanye RIDO bersifat missing context (menyesatkan tanpa tambahan konteks tertentu).
Narasi yang beredar di media sosial mengenai penolakan Jokowi dan SBY terhadap kampanye pasangan RIDO terbukti tidak benar. Faktanya, keduanya hanya berhalangan hadir karena komitmen lain yang telah terjadwal sebelumnya.
Unggahan yang beredar di media sosial adalah potongan tangkapan gambar dari sebuah artikel, yang narasinya dipotong.
==
Rataliya Puspita Varera berkontribusi terhadap penulisan artikel periksa fakta ini.
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Alfons Yoshio Hartanto & Farida Susanty