tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat belanja pemerintah kembali negatif pada triwulan II 2022. Setelah pada periode sebelumnya belanja pemerintah juga mengalami pertumbuhan yang negatif.
Kepala BPS Magro Yuwono menilai kondisi tersebut menghambat pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data BPS pertumbuhan konsumsi pemerintah sepanjang Januari-Maret 2022 tercatat minus 7,74 persen. Sementara, pada April-Juni 2022 belanja pemerintah kembali tercatat minus 5,24 persen.
"Ini karena ada penurunan realisasi belanja pegawai dan belanja barang jasa dalam APBN di kuartal II tahun 2022," katanya dalam Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022, Jumat, (5/8/2022).
Dia menilai belanja pemerintah menjadi satu-satunya sektor dari sisi pengeluaran yang mengalami pertumbuhan negatif. Sementara konsumsi lain seperti konsumsi rumah tangga tumbuh signifikan menjadi 5,51 persen.
Sementara itu, BPS mencatat pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor ekspor, yaitu sebesar 19,74 persen yoy. Pertumbuhan yang tinggi tersebut disebabkan oleh windfall yang didapatkan karena kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.
Kemudian dari sisi produksi, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu industri pengolahan, transportasi & pergudangan, dan perdagangan. Meskipun pertumbuhannya negatif, belanja pemerintah negatif, masih berkontribusi sebesar 6,94 persen terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II 2022 yang mencapai 5,44 persen.
“Administrasi pemerintahan terkontraksi -1,73 persen dikarenakan realisasi belanja pegawai dan belanja barang dan jasa pada pada triwulanII/2022 yang terkontraksi sebesar 2,39 persen,” pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin