tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sampai dengan Rabu, (1/5/2019) pukul 16.00 WIB, ada sebanyak 30 orang korban meninggal akibat banjir dan longsor di Bengkulu. Sementara 6 orang lainnya dinyatakan hilang.
Dengan rincian, sebanyak 24 orang meninggal berasal dari Kabupaten Bengkulu Tengah, sedangkan Kota Bengkulu 3 orang dan Kepahiang 3.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Bengkulu, korban hilang itu antara lain: Tumini (60/p), Heri Hartanto (l), Halidin (45/l), Kanelo (1,6/l), Yananan dan seorang anak.
“Bencana ini juga menyebabkan 2 orang luka berat dan 2 lainnya luka ringan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis, Rabu (1/5).
Menurut Sutopo, orang yang hilang di Desa Talang Boseng, Susup dan Kelindang tersebut masih dicari oleh Tim SAR gabungan yang dikoordinir oleh Basarnas.
“BPBD Provinsi Bengkulu masih melakukan upaya penanganan darurat seperti pelayanan kesehatan dan distribusi logistik, seperti ke Desa Taba Penyengat, Susup dan Kelindang,” ungkap dia.
Selain itu, kata Sutopo, ada beberapa orang yang masih mengungsi, yakni 200 jiwa di Kecamatan Air Napal dan 417 jiwa di Desa Genting Kecamatan Bang Haji. BPBD dan dinas terkait terus memberikan pelayanan pengungsi di kecamatan tersebut.
“Banjir dan longsor juga mengakibatkan kerusakan di beberapa sektor seperti pemukiman, pendidikan, perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan dan infrastruktur publik,” ujar dia.
Dengan rincian, sejumlah 554 unit rumah rusak berat (RB), 160 rusak sedang (RS) dan 511 rusak ringan (RR). Berikut ini rincian kerusakan usai banjir dan longsor, Bengkulu Tengah (28 RB, 16 RR, 125 terendam), Seluna (10 RB, 30 RR), Kaur (127 RB, 151 RS, 406 RR), Kepahiang (388 RB, 37 RR), dan Rejang Lebong (1 RB, 9 RS, 22 RR).
“Sedangkan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Bengkulu, 7 unit rusak berat dan 1 rusak ringan serta 7 terendam lumpur. Kerusakan fasilitas pendidikan terbanyak berada di Kabupaten Bengkulu Tengah, 4 RB, 1 RR dan 4 terendam, sedangkan Kaur, 3 RB dan Kota Bengkulu 3 terendam,” kata dia.
Selain itu, bencana tersebut juga menyebabkan sejumlah hewan ternak mati seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam dan itik dengan jumlah total 857 ekor. Wilayah paling terdampak untuk sektor peternakan berada di Bengkulu Utara dengan total ternak 320 ekor.
“Sekitar 3.000 hektar lahan pertanian mengalami kerusakan. Rincian kerusakan lahan sebagai berikut sawah 2.648,06 ha, jagung 221,59 ha, kacang hijau tanah 8,25 ha, dan kacang hijau 3,25 ha. Sedangkan sektor perkebunan, sejumlah 775 batang sawit terdampak,” ungkapnya.
Sampai saat ini, jaringan listrik masih diperbaiki dengan perkembangan pemulihan mencapai 74,28 persen pada 30 April lalu. BPBD melaporkan gardu distribusi sejumlah 42 unit masih padam dan 2.496 jaringan listrik pelanggan belum menyala.
“Total kerugian sementara hingga hari ini (1/5) senilai Rp144 miliar. Namun jumlah akan terus bertambah karena perkiraan kerugian tersebut menggunakan data sementara. Mengingat luas banjir dan skala dampak yang ditumbulkan maka jumlah kerugian akan banyak bertambah,” kata Sutopo.
Namun demikian, BNPB masih terus mengirimkan bantuan ke Bengkulu seperti tenda, makanan siap saji, dan logistik lainnya.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH