tirto.id - Balai Pustaka meresmikan Sanggar Sastra Balai Pustaka dalam rangka memperingati hari jadi ke-100 tahunnya pada 2017. Selain bertujuan melestarikan sastra dan seni Indonesia, sanggar ini didirikan untuk melahirkan bibit-bibit baru sastrawan Indonesia.
Begitu minimnya sarana pengembangan bakat sastra di Indonesia, menurut pihak Balai Pustaka, menyebabkan terhambatnya pelestarian sastra Indonesia di kalangan generasi muda.
Kondisi ini tersebut ditambah begitu gencarnya invasi budaya asing yang masuk ke Indonesia sehingg anak-anak muda Indonesia semakin tidak mengacuhkan sastra dan budaya Indonesia sendiri.
"Balai Pustaka adalah pihak yang paling bertanggung jawab dan terdepan untuk menjaga dan melestarikan sastra Indonesia. Oleh karena itu, dengan hadirnya Sanggar Sastra Balai Pustaka diharapkan tidak hanya dapat membantu melestarikan sastra Indonesia, tapi juga melahirkan sastrawan-sastrawan muda Indonesia," ujar Direktur Utama Balai Pustaka Saiful Bahri di acara peresmian Sanggar Sastra Balai Pustaka di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Mahmud Husein, mengungkapkan apresiasinya terhadap inisiatif Balai Pustaka dalam melestarikan kesusasteraan Indonesia dengan mendirikan Sanggar Sastra Balai Pustaka.
"Saya sangat mengapresiasi inisiatif ini dan berharap dengan hadirnya Sanggar Sastra Balai Pustaka akan turut mendukung pembangunan bangsa melalui sastra dan budaya," tutur Mahmud sebagaimana dikutip dari Antara.
Sebagai satu-satunya instansi di Indonesia yang bertugas untuk melestarikan kesusasteraan Indonesia, Balai Pustaka terus berinovasi dalam melestarikan dan mengembangkan sastra dan budaya Indonesia.
Baru-baru ini Balai Pustaka, bekerjasama dengan Telkom, telah meluncurkan inisiatif 1.000 Digital Learning Corner dalam bentuk e-book koleksi buku Balai Pustaka yang dapat diakses di berbagai titik akses Telkom. Selain itu, Balai Pustaka menargetkan membangun 1.000 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di seluruh Indonesia.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari