Menuju konten utama

Bahlil: Soeharto Layak Diberikan Penghargaan Pahlawan Nasional

Bahlil menilai gelar itu layak diberikan kepada Soeharto karena jasanya dalam memimpin Indonesia selama 32 tahun.

Bahlil: Soeharto Layak Diberikan Penghargaan Pahlawan Nasional
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)/Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia di kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025). tirto.id/Muhammad Naufal

tirto.id - Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menekankan bahwa Presiden ke-2 Soeharto sangat layak diberikan gelar sebagai pahlawan nasional. Pernyataan ini menyusul akan diumumkannya gelar pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (10/11/20205) besok.

"Dari awal kami DPP partai Golkar telah menyampaikan aspirasi kami secara langsung kepada pemerintah secara langsung kepada Presiden Bapak Prabowo. Dalam pandangan Partai Golkar, bapak Presiden RI-2 Bapak Soeharto sangat layak diberikan penghargaan (pahlawan) nasional," kata Bahlil usai peresmian Lapangan Padel dan Pickleball di Kantor DPP Partai Golkar, Minggu (9/11/2025).

Bukan tanpa alasan, Bahlil menilai gelar itu layak diberikan kepada Soeharto karena jasanya dalam memimpin Indonesia selama 32 tahun. Tidak hanya itu, Soeharto juga merupakan pendiri Partai Golkar.

"Tujuan dari berdirinya partai Golkar adalah melawan ideologi partai lain yang ingin mengganti ideologi partai komunis. Nah ini penting, sejarah ini sejarah bukan kata saya," ujarnya.

Menteri ESDM itu menilai bahwa masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia telah mencapai swasembada pangan, swasembada energi, menurunkan inflasi, dan menciptakan lapangan pekerjaan.

"Dan diujung masa kekuasaan, tahun 97-98 Indonesia terkenal Macan Asia. Inilah referensi yang dijadikan rujukan partai Golkar untuk menyampaikan kepada pemerintah diberi gelar Pahlawan (Nasional)," pungkas Bahlil.

Baca juga artikel terkait TOLAK SOEHARTO JADI PAHLAWAN atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Flash News
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra