Menuju konten utama

Bahlil Sebut Golkar Tukar Kursi Ketua MPR dengan 8 Pos Menteri

Golkar memutuskan memberikan kursi Ketua MPR RI kepada Gerindra sebagai ganti delapan kursi menteri.

Bahlil Sebut Golkar Tukar Kursi Ketua MPR dengan 8 Pos Menteri
Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia bersama jajaran elite Golkar melakukan pose bersama anak yatim piatu di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin (21/10/2024). (Tirto.id/Fransiskus Adryanto Pratama)

tirto.id - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengakui adanya tukar guling jabatan dengan Partai Gerindra. Dalam Kabinet Merah Putih, kader-kader Partai Golkar mengisi delapan kursi menteri dan tiga kursi wakil menteri. Sebagai gantinya, Partai Gerindra dapat mendudukkan kadernya di posisi Ketua MPR RI.

Semula, Bahlil bercerita bahwa saat penyusunan kabinet Prabowo-Gibran, dirinya terus menjalin komunikasi dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Saat itu, Golkar, kata dia, hanya mendapatkan jatah lima kursi menteri.

"Jatah kita lima [kursi menteri]. Kemudian, waktu itu MPR dikonsesuskan untuk diberikan kepada partai sahabat kita yang memenangkan pilpres," kata Bahlil dalam sambutannya pada acara Tasyakuran HUT ke-60 Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin (21/10/2024).

Bahlil mengatakan saat itu dirinya tak mau melawan Presiden RI Terpilih, Prabowo Subianto. Alhasil, Golkar memutuskan untuk mengompensasi kursi Ketua MPR RI yang seharusnya milik partai berlogo pohon beringin itu kepada Gerindra.

"Kita, kan, enggak bisa lawan Presiden, Pak. Kalau kita lawan Presiden, repot kita semua, kan. Terkecuali, kita ubah doktrin karya kekaryaan, itu baru bisa. Selama itu doktrin masih ada, ya enggak bisa kita ubah," tutur Bahlil.

Golkar lantas melakukan komunikasi politik dengan Prabowo untuk menegosiasikan jatah kursi menteri. Saat itu, Bahlil masih menjadi Tim Kampanye Strategi (TKS) Prabowo-Gibran, belum menjadi Ketua Umum Golkar.

Singkat cerita, Golkar pun berhasil mendapat jatah delapan kursi menteri usai Bahlil melakukan negosiasi.

"Alhamdulillah menjadi delapan. Jadi, ini adalah sebuah kesempatan yang baik untuk kita mengabdi kepada pemerintahan," tutur Bahlil.

Usai acara, Bahlil mengaku partainya mendapat jatah delapan kursi menteri karena dipercaya oleh Prabowo.

"Partai Golkar mendapat kesempatan dan kepercayaan dari Bapak Presiden Prabowo dan Bapak Wakil Presiden Mas Gibran. Delapan orang menteri, tiga orang wakil menteri," ucap Bahlil.

Bahlil juga mengatakan bahwa jatah delapan menteri dan tiga wakil menteri itu semata-mata didasari penilaian objektif Prabowo.

Dia mengklaim bahwa kader-kader Golkar dianggap mumpuni untuk mengisi jabatan-jabatan menteri dalam rangka membantu Presiden Prabowo di pemerintahan. Selain itu, menurut Bahlil, partainya siap meningkatkan gross domestic product (GDP) Indonesia menjadi 10 besar di dunia.

ke depan, kata Bahlil, Golkar akan mendorong demokratisasi dan aturan-aturan demokrasi yang lebih efisien di samping proses pendidikan politik.

"Ini juga menjadi bagian yang akan kita bahas bersama-sama nanti dari parlemen. Dan Golkar akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi garda terdepan dalam menginisiasi hal ini," kata Bahlil.

Sebagai informasi, menteri-menteri Golkar di Kabinet Merah Putih adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji; Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Nusron Wahid; Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Maman Abdurrahman; Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo; Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid; dan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Sementara posisi wakil menteri dari Golkar adalah Wakil Menteri Perlindungan Pekerja, Christina Aryani; Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti; dan Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan, Lodewijk F. Paulus.

Baca juga artikel terkait KABINET PRABOWO-GIBRAN atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Fadrik Aziz Firdausi