tirto.id - Banyak orang yang menjual produk kosmetik atau make up mereka karena merasa kurang cocok di kulit atau tiba-tiba tidak suka dengan warnanya, padahal kosmetik tersebut belum banyak digunakan. Mereka lalu berpikir untuk menjualnya daripada membuang atau menyimpannya dalam waktu yang lama tanpa digunakan.
Tentunya kosmetik tersebut dijual dengan harga yang lebih murah ketimbang harga aslinya. Bagi sebagian orang, membeli make up bekas adalah salah satu cara untuk mendapatkan produk make up asli dengan harga terjangkau.
Dilansir Business of Fashion, praktik semacam ini populer di kalangan milenial Jepang. Beberapa situs web penjualan online seperti Glambot, Poshmark, dan MUABS bahkan mengizinkan para anggotanya untuk menjual produk-produk kosmetik bekas pakai dengan syarat tertentu.
Ada beberapa syarat yang diajukan situs web-situs web tersebut antara lain produk harus asli, masa kadaluarsa produk masih lama, produk setidaknya masih berisi 50 persen, dan tidak terdapat kontaminasi bahan lain atau bulu binatang. Namun, siapa yang bisa menjamin produk kosmetik bekas sampai ke tangan konsumen benar-benar dalam keadaan steril?
Membeli produk kosmetik bekas mungin berisiko bagi kesehatan. Dikutip dari Elle, menggunakan produk kosmetik dapat meningkatkan risiko tertular bakteri maupun virus dari penggunaan sebelumnya. Bakteri dan virus ini dapat menyebabkan folikulitis (infeksi folikel rambut), impetigo (infeksi kulit), dan pertumbuhan jamur berlebih (infeksi jamur).
Penularan ini bisa terjadi melalui penggunaan produk-produk bekas yang rawan mengalami kontaminasi seperti maskara, eyeliner, dan bulu mata palsu. Selain itu ancaman virus yang dapat bertahan hidup pada permukaan kering hingga berminggu-minggu seperti virus herpes juga bisa ditularkan melalui penggunaan lip gloss, lipstik, atau lip liner. Ancaman-ancaman penyakit lainnya dari bakteri yang bersarang di kosmetik bekas juga perlu diantisipasi.
Alat-alat make up seperti kuas atau pembersih wajah elektronik mungkin bisa melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Seperti yang dikutip dari Allure, Sejal Shah M.D seorang dermatologis dari kota New York mengatakan, kontaminasi bakteri dalam produk bisa disterilisasi dalam temperatur tinggi.
Namun sterilisasi produk ini tidak bisa dilakukan pada produk kosmetik karena dapat mengubah tekstur, warna, dan kandungan.
"Ketika Anda membeli produk baru dari toko, Anda tahu itu bersih dan tidak terkontaminasi. Akan tetapi, ketika Anda membeli produk bekas, Anda tidak akan tahu apakah produk yang Anda dapatkan. Dan kalo boleh jujur, di luar sana ada banyak orang-orang tidak jujur yang membungkus ulang produk bekas mereka dan menjualnya seolah itu barang baru," kata Joshua Zeichner, MD, direktur dari penelitian klinik dan kosmetik, Rumah Sakit Mount Sinai Kota New York.
"Ketika menyangkut kesehatan Anda, seharusnya Anda tidak akan mau mengambil risiko apa pun," lanjutnya seperti yang dikutip dari Elle.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dipna Videlia Putsanra