Menuju konten utama

Bagaimana Membentuk Mental Anak Menurut Psikolog?

Menurut psikolog, perhatian orang tua penting untuk membentuk mental yang baik pada anak-anak. Anak dengan mental baik sesuai dengan usianya masing-masing.

Bagaimana Membentuk Mental Anak Menurut Psikolog?
Sejumlah anak bermain mandi bola di Jakarta, Kamis (23/7/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Orang dewasa seringkali melakukan kegiatan yang membuat perasaan mereka menjadi senang. Sebagian dari mereka cenderung lebih memilih untuk menutupi apa yang sedang dirasakan dalam mengekspresikan diri.

Cara tersebut berbeda dengan anak-anak yang mudah mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku. Tentu hal ini mudah ditebak, orang tua cenderung melihat dari apa yang anak mereka lakukan. Misalnya mereka sedang sedih maka menangis dan tertawa saat senang.

Namun orang tua seringkali tidak menyadari akan adanya sikap yang berlebihan pada anak. Sebagai contoh, anak marah yang dibiarkan begitu saja oleh orang tuanya justru akan membuat anak terbiasa akan sikap tersebut. Kebiasaan ini tentu saja akan berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Akibatnya anak akan mudah marah dan ini menjadikan sikap yang wajar bagi orang tua.

Pembentukan Mental pada Anak

Perhatian pada kesehatan tidak berhenti pada fisik, melainkan mental terutama masa kanak-kanak yang sangat rentan. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan sekitar seperti lingkungan rumah sampai perlakuan orang tua. Perlunya mengenali kesehatan mental pada anak maupun dewasa dikarenakan banyaknya orang tua yang tidak menyadari adanya gangguan pada kesehatan mental anaknya.

Annelia Sani Sari, seorang prikolog yang tergabung dalam Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, mengatakan adanya beberapa ciri yang perlu diperhatikan untuk melihat kesehatan mental pada anak. Ciri yang pertama berupa kuatnya relasi, anak yang memiliki pertahanan relasi cenderung terbuka. Hal ini bertujuan agar anak tidak menutup diri.

“Dia bisa menjalin hubungan dengan orang-orang dewasa, teman-teman seusiannya dengan menyenangkan” menurut Anne lewat Webinar pada Kamis, (23/07/2020) seperti dikutip dari antaranews.com.

Anak yang tidak terbiasa berkomunikasi akan berpengaruh pada kesehatan mentalnya, meskipun tetap berkomunikasi dengan orang tua. Namun akan berbeda dibandingkan anak-anak lain yang bersosialisasi dengan dunia luar.

Cara Mengenali Kesehatan Mental Anak

Psikomotorik pada anak juga menjadi ciri dalam memerhatikan kesehatan mental. Anak kecil maupun dewasa memiliki perkembangan psikomotorik yang berbeda. Perkembangan psikomotorik yang normal akan sesuai dengan usia anak tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perilaku moral benar dan salah. Jika terdapat hal yang ganjal maka segeralah untuk memeriksakan.

Selain itu mengenali emosi diri dan memiliki sikap peduli dengan yang lain juga dapat diperhatikan dalam kesehatan mental. Anak yang tidak dapat mengendalikan diri saat emosi perlu diperhatikan lagi. Ketika anak tidak mendapatkan sesuai yang diinginkannya, alangkah sebaiknya peran orang tua untuk memberi arahan sehingga mental anak dapat terbentuk untuk bangkit lagi.

“Paling penting anak yang sehat mental itu dia mampu belajar dari kegagalan. Jadi kalau dia mengalami kegagalan atau suatu hal yang tidak menguntungkan, dia bisa bangkit kembali” tutur Anne.

Terakhir untuk mengenali kesehatan mental pada anak, perhatikan kesibukan anak. Anak yang memiliki kesehatan mental yang wajar dapat memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya, sehingga anak terlihat aktif dan tidak mudah bosan.

Menurut Anne memerhatikan kesehatan mental pada anak merupakan hal yang penting. Apabila terjadi kesenjangan dalam perkembangan setidaknya dapat diatasi sejak dini. Tujuannya untuk membentuk karakter positif ketika dewasa, selain itu anak dapat menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.

Baca juga artikel terkait ANAK atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Agung DH