Anak memilih tantrum karena mereka belum tahu cara mengekspresikan emosi. Frekuensi tantrum akan berkurang seiring kemampuan verbal anak mulai berkembang.
Melalui dongeng atau perspektif cerita, otak manusia dapat menangkap pesan moral lebih baik dibandingkan apabila dijejali dengan fakta secara gamblang.
Orang tua narsistik cenderung mencintai anak dengan bersyarat, memanipulasinya dengan rasa bersalah, hingga merendahkan dan menurunkan kepercayaan dirinya.