tirto.id - Memasuki musim hujan, angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di beberapa daerah di Indonesia biasanya akan mengalami peningkatan.
DBD adalah penyakit demam serius yang disebabkan oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti dan menyerang melalui sistem peredaran darah manusia.
Saat musim hujan, biasanya perkembangan nyamuk akan menjadi sangat masif, temassuk juga nyemuk betina Aedes aegypti penyebab DBD. Sehingga masyarakat perlu melakukan persiapan guna mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Biasanya, nyamuk jenis ini akan menggigit dan menginfeksi seseorang pada pagi sampai sore hari menjelang petang. Lantas bagaimana cara mencegah DBD saat musim hujan?
Cara mencegah DBD saat musim hujan
Berikut ini adalah metodepencegahan DBD yang disebut dengan 3M Plus, seperti dilansir dari laman Kemenkes, di antaranya adalah:
- Menguras dan membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi secara rutin.
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
- Mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas roti hingga keleng bekas susu.
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Ikan ini bisa Anda taruh di bak mandi rumah Anda atau di kolam ikan.
- Menanam tanaman yang berfungsi untuk mengusir nyamuk.
- Menggunakan kelambu pada kamar Anda.
- Memasang kawat kasa pada lubang ventilasi rumah atau kamar Anda.
- Menggunakan lotion anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
- Hindari menggantung pakaian yang telah dipakai dan menumpuk pakaian.
- Memasang mosquito trap.
- Larvasidasi di tempat yang sulit dikuras/ditutup.
- Memperoleh vaksin dengue.
- Konsumsi rutin Vitamin C.
Gejala demam berdarah dengue (DBD)
Demam berdarah bisa menyebabkan seseorang mengalami demam tinggi yang mencapai 40 derajat Celcius disertai gejala seperti,
- sakit kepala
- nyeri otot
- nyeri pada tulang atau sendi
- mual dan muntah
- sakit di belakang mata
- muncul ruam di kulit
Kebanyakan pasien dapat pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Tetapi, dalam beberapa kasus, gejala bisa memburuk dan dapat mengancam jiwa dan ini disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.
Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah pasien menjadi rusak dan bocor dan jumlah trombosit dalam aliran darah turun.
Kondisi ini dapat ditandai adanya sakit perut parah, muntah terus-menerus, pendarahan dari gusi atau hidung, ada darah dalam urine, tinja, atau muntah, adanya perdarahan di bawah kulit yang mungkin terlihat seperti memar, pernapasan yang sulit atau cepat dan kelelahan.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangungkusumo, Dr dr Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI mengatakan, pada pasien dengan kondisi komorbid seperti diabetes, darah tinggi dan asma dapat mengalami perjalanan penyakit yang lebih berisiko dibandingkan pasien tanpa penyakit penyerta,
"Ada komorbid maka bisa membuat dokter yang merawat akan lebih deg-degan dan harus berhati-hati dalam memantau sehari-hari pemberian cairan, perdarahan, gejalanya," kata seperti dilansir dari Antara.
Editor: Iswara N Raditya