Menuju konten utama

Benarkah Demam Berdarah Hanya terjadi di Musim Hujan & Gejalanya

Karena sejak 10 tahun terakhir terjadi perubahan iklim maka wabah demam berdarah tidak lagi terjadi saat musim hujan tetapi bisa terjadi sepanjang waktu.

Benarkah Demam Berdarah Hanya terjadi di Musim Hujan & Gejalanya
Petugas melakukan pengasapan atau fogging di salah satu perumahan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (2/12/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/hp.

tirto.id -

Demam berdarah dengue (DBD) sering kali dianggap sebagai penyakit yang kerap muncul saat terjadi pergantian cuaca dari kemarau ke penghujan atau sebaliknya dan kasusnya cenderung meningkat saat musim hujan.

Namun, apakah benar bahwa DBD adalah penyakit yang hanya muncul saat musim hujan saja? Pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Dr. Cipto Mangungkusumo, Dr dr Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI mengatakan bahwa demam berdarah dengue (DBD) dapat berlangsung sepanjang tahun sehingga tak melulu hanya terjadi dan meningkat pada musim hujan.

"Karena sejak 10 tahun terakhir terjadi perubahan iklim maka wabah demam berdarah tidak lagi dengan siklus akibat ada naik turun curah hujan sepanjang waktu," kata Dr dr Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI seperti dilansir dari laman Antara.

Erni mencatat, penyakit DBD bahkan juga muncul saat pergantian musim. Menurut dia, pada musim panas nyamuk bertelur, kemudian pada musim hujan saat terendam air bersih, telur langsung berubah menjadi larva lalu nyamuk dewasa dalam hitungan hari dan jumlah sangat banyak.

Hal senada juga disampaikan dokter spesialis anak dari FKUI-RSCM Prof Dr dr Hindra Irawan Satari, Sp.A(K). Dia menuturkan, nyamuk Aedes aegypti menempatkan telurnya pada air jernih yang tergenang, tak terkena sinar matahari dan tidak berhubungan dengan tanah.

"Nyamuk ini hidup di daerah tropis, kelembapan tinggi, ada air tergenang, tak terkena sinar matahari, serta tidak berhubungan dengan tanah. Di musim hujan, air jernih yang tergenang lebih banyak dan dia multi-bite atau menggigit berkali-kali," tutur dia yang hingga hari ini masih merawat pasien demam berdarah dengue.

Prof Hindra mengingatkan, demam berdarah dengue bisa berakibat fatal karena umumnya terlambat dikenali, padalah terjadi kebocoran pada pembuluh darah. Kerusakan endotel atau sel-sel yang melapisi pembuluh darah menyebabkan cairan keluar sehingga akan memberikan syok dan dapat berakhir dengan kematian bila terjadi perdarahan.

"Jadi bukan trombosit saja yang jadi kehebohan, tetapi juga derajat kebocoran pembuluh darah itu indikator beratnya seseorang terkena infeksi virus dengue itu," ujarnya.

Gejala seseorang terinfeksi demam berdarah dengue (DBD)

Dalam beberapa kasus, gejala penyakit DBD bisa memburuk bahkan tak sedikit yang berisiko mengancam jiwa.

Virus dengue biasanya akan menyebabkan jumlah trombosit di dalam tubuh seseorang menurun secara drastis. Pada beberapa kasus, penurunan trombosit ini bisa menimbulkan gejala berupa nyeri perut parah hingga muntah.

Namun, gejala demam berdarah yang paling umum adalah suhu tubuh terus naik disertai nyeri di seluruh badan, terkhusus bagian kepala dan punggung. Demam yang menyertai gejala demam berdarah juga memiliki karakteristik yang khas sepertipelana kuda.

Siklus pelana kuda adalah grafik naik turunnya suhu tubuh untuk memudahkan seseorang atau petugas medis mengetahui tingkat fase yang sedang dialami oleh penderita DBD. Fase tersebut terdiri dari tiga, yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan.

Biasanya saat fase awal seseorang yang terinfeksin DBD akan mengalami demam tinggi hingga 40 derajat C.

Namun demam kemudian turun saat seseorang masuk fase kritis. Pada fase ini seseorang harus mendapat banyak cairan karena terjadi penurunan drastis jumlah trombosit yang memicu kebocoran plasma dan syok dan/atau akumulasi cairan dengan gangguan pernapasan; perdarahan kritis; dan kerusakan organ.

Setelah memalui kedua fase tersebut maka seseorang akan masuk fase penyembuhan. Biasanya pada fase penyembuhan ini seseorang yang terinfeksi DBD akan mengalami demam lagi, tetapi ini tak akan berlangsung lama.

Sementara itu, berikut adalah sejumlah gejala lain yang menjadi ciri-ciri seseorag terkena demam berdarah,

    • Mengalami mual dan muntah.
    • Terasa nyeri di otot, sendi, dan tulang.
    • Merasakan nyeri pada bagian belakang mata.
    • Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
    • Muncul bintik-bintik merah atau ruam di kulit tubuh.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya