Menuju konten utama

Bacaan Doa Niat Puasa Ayyamul Bidh Tengah Bulan Hijriah

Bacaan doa niat puasa Ayyamul Bidh adalah "Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta’ala"

Bacaan Doa Niat Puasa Ayyamul Bidh Tengah Bulan Hijriah
Ilustrasi. Tim rukyatul hilal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Gresik melakukan pemantauan "rukyatul hilal" di di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/6/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunah yang dikerjakan selama tiga hari setiap bulan dalam tahun Hijiriah. Puasa ini biasa dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15, kecuali pada bulan Ramadan karena ibadah puasa wajib selama 30 hari, dan bulan Zulhijah, karena tanggal 13 bulan tersebut adalah Hari Tasyrik.

Tata cara puasa Ayyamul Bidh sama seperti puasa sunah lainnya, yaitu dengan terlebih dahulu berniat, tidak makan dan minum, juga menahan hawa nafsu dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Namun, berkaitan dengan niat, semua puasa sunah berbeda dengan puasa wajib. Puasa yang dilakukan pada Ramadan harus disertai dengan niat sebelum melaksanakan puasa yaitu sebelum terbitnya fajar.

Sementara, niat seluruh puasa sunah dapat dicetuskan setiap saat setelah terbitnya fajar seseorang selama belum melakukan perkara yang membatalkan puasa pada hari tersebut, seperti makan dan minum. Hal ini juga berlaku untuk puasa Ayyamul Bidh.

Niat puasa sendiri dapat diucapkan dalam hati atau dilafalkan, baik dengan bahasa Indonesia atau bahasa Arab.

Lafal niat puasa ayyamul bidh dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta’ala

Artinya, "Saya niat berpuasa besok pada ayyamul bidh sunah karena Allah Ta’ala."

Sementara itu, jika niat diucapkan pada saat sudah terbitnya fajar, bacaannya adalah sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta’ala

Artinya, "Saya berniat puasa ayyamul bidh, sunh karena Allah ta’ala."

Puasa ayyamul bidh seringkali disebut pula sebagai puasa putih. Dikutip dari laman NU Online, riwayat Ibnu Abbas menyebutkan, penamaaan ini terjadi karena pada saat Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakar tubuhnya hingga menjadi hitam.

Allah kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih). "Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)".

Ketika Nabi Adam melakukan puasa pada hari pertama, sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Saat mengerjakan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.

Baca juga artikel terkait PUASA SUNAH atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus