Menuju konten utama

Aturan Wajib Jilbab di SMP Dapat Perhatian Bupati Banyuwangi

Kasus aturan wajib jilbab di sekolah mendapat perhatian Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Ia ingin kasus itu menjadi pelajaran bagi seluruh aparatur sipil negara.

Aturan Wajib Jilbab di SMP Dapat Perhatian Bupati Banyuwangi
Ilustrasi siswi SMA. FOTO/Istimewa

tirto.id - Kasus yang dialami Yenima Swandina Alfa mendapat perhatian dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Yenima merupakan pelajar non-muslim yang sempat terganjal adanya aturan memakai jilbab ketika mendaftar di SMP Negeri 3 Genteng Banyuwangi. Setelah lulus dari SDN 5 Genteng, dia urung masuk SMPN 3 Genteng karena ada aturan kewajiban mengenakan jilbab bagi seluruh siswi. Hal itu sempat menjadi pembicaraan banyak kalangan di Banyuwangi.

"Pagi ini saya undang yang bersangkutan untuk sarapan pecel rawon bersama. Ada bapaknya juga, Pak Timotius. Saya sekaligus menyampaikan permintaan maaf atas nama pemerintah daerah, karena bagaimana pun SMPN adalah lembaga di bawah pemda. Dan mari kita jaga bersama-sama kerukunan umat beragama di Banyuwangi. Saling menghargai kuncinya," ujar Bupati Anas.

Anas menginstruksikan tak ada lagi sekolah yang menerapkan aturan yang berpotensi mendiskriminasi siswa berdasarkan latar belakang agama, suku, dan ras. Ia menuturkan, kasus Yenima, harus menjadi pelajaran bagi seluruh aparatur sipil negara. Tidak hanya yang terkait bidang pendidikan, tapi juga semua bidang.

"Berjilbab untuk pelajar Muslim tentu tidak masalah, tapi tidak boleh dipaksakan kepada pelajar yang beragama selain Islam. Aturan sekolah tidak boleh mendiskriminasi, harus memberi ruang yang sama tanpa memandang perbedaan SARA," kata Anas,"Saya harapkan keberagaman kita ini menjadi keunggulan untuk membangun daerah, bukan menjadi penghambat," kata Anas.

Ia mengaku telah memerintahkan Dinas Pendidikan untuk mengambil langkah-langkah terhadap sekolah yang memberlakukan aturan diskriminatif. Ia juga mengklaim telah membatalkan aturan internal sekolah itu karena dinilainya diterapkan secara serampangan tanpa melihat latar belakang agama pelajar.

"Saya harap ini yang terakhir. Kita ini di mana-mana menjaga kerukunan umat agar tak terimbas masalah politik di Jakarta, kok ini muncul aturan yang sensitif seperti ini," kata Anas.

Sementara itu, orang tua Yenima, Timotius Purno Ribowo, berterima kasih atas respons Bupati Anas. "Sebenarnya saya sudah tidak ada masalah dengan hal ini, tapi saya terharu dengan perhatian Pak Anas," kata dia.

Saat ini Yenima telah diterima dan memulai pembelajaran di SMPN 1 Genteng yang lebih favorit dan urung melanjutkan di SMPN 3 Genteng.

Baca juga artikel terkait BANYUWANGI

tirto.id - Pendidikan
Sumber: antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH