Menuju konten utama

AS Keluhkan PDB Belum Optimal

Departemen Perdagangan AS pada Jumat, (30/07/2016), menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS masih belum memenuhi ekspektasi pasar.

AS Keluhkan PDB Belum Optimal
(Ilustrasi) Perekonomian global. Antara foto/reuters/brendan mcdermid.

tirto.id - Mereka mencatat, ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,2 persen pada kuartal kedua tahun ini, lebih rendah daripada ekspektasi pasar.

Produk domestik bruto (PDB) naik pada tingkat tahunan 1,2 persen setelah kenaikan 0,8 persen pada kuartal pertama, katanya.

Pertumbuhan di kuartal kedua jauh di bawah ekspektasi pasar lebih dari 2,0 persen.

Perusahaan-perusahaan memangkas kembali investasi mereka dan mengurangi persediaan di tengah ketidakpastian, sementara belanja konsumen tetap kuat, kata Departemen Perdagangan.

Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari dua-pertiga dari "output" ekonomi, tumbuh pada tingkat 4,2 persen, pertumbuhan tercepat sejak akhir 2014. Belanja konsumen menyumbang 2,83 persentase poin terhadap pertumbuhan PDB di kuartal ini.

Namun, perusahaan-perusahaan berhati-hati dengan investasi mereka, yang menyeret ekonomi turun. Investasi domestik swasta bruto turun 9,7 persen di kuartal kedua, mengurangi 1,68 persentase poin dari pertumbuhan PDB.

Departemen Perdagangan merevisi turun pertumbuhan kuartal pertama menjadi 0,8 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,1 persen.

Indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), indikator inflasi yang disukai Federal Reserve, meningkat 1,9 persen pada kuartal kedua, dibandingkan dengan pertumbuhan 0,3 persen pada kuartal pertama.

Tidak termasuk harga pangan dan energi yang volatil, indeks harga PCE inti meningkat 1,7 persen, sedangkan indeks tumbuh 2,1 persen pada kuartal pertama.

The Fed mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah pekan ini, mengatakan risiko-risiko jangka pendek untuk prospek ekonomi telah berkurang. Banyak analis percaya bahwa ini mungkin menunjukkan bahwa kondisi-kondisi semakin menguntungkan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut di waktu mendatang.

Namun laporan pertumbuhan lesu yang dirilis Jumat bisa menjadi perhatian bagi para pejabat Fed tentang apakah ekonomi bisa menyerap kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Baca juga artikel terkait PEREKONOMIAN GLOBAL

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra