tirto.id - Sejak gelombang kedua COVID-19 melanda India, para ahli kesehatan di sana telah menemukan beberapa gejala baru dan tidak biasa yang disebabkan oleh virus SARs-COV-2.
Dikutip dari Jagran News, hal ini terjadi karena mutasi virus, yang membuat infeksi menjadi rumit dan parah.
Beberapa gejala seperti hidung tersumbat, batuk kering, indra penciuman yang berubah, dan sinus yang tersumbat dianggap sebagai tanda bahwa seseorang telah tertular virus baru.
Namun, menurut penelitian, ditemukan tanda baru pada pasien yang mengidap virus corona, yaitu hidung terasa panas.
Lalu Benarkah hidung yang terasa panas adalah gejala COVID-19?
Gejala hidung terbakar bukanlah tanda klasik COVID-19, namun banyak pasien yang melaporkan gejala ini sebelum dinyatakan positif.
Menurut studi klinis, hidung terbakar adalah gejala umum pada pasien COVID-19 yang mengalami hidung tersumbat dan sinus tersumbat, demikian diwartakan Healthline.
Hidung panas juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau jamur atau pertumbuhan bakteri.
Sejauh ini, belum jelas apa penyebab rasa panas di hidung tersebut. Berdasarkan studi kasus, pasien COVID-19 yang mengalami gejala ini banyak terjadi pada pasien yang mengalami penyumbatan sinus.
Orang dengan gejala ini bisa mengalami rasa gatal, sangat kering atau iritasi di hidung. Tak hanya itu, sensasi terbakar juga bisa menjalar ke tenggorokan bersamaan dengan mata berair, gatal di mata, sinus tersumbat, dan nasal drippage.
Orang yang mengalami demam, batuk, pegal-pegal, sesak napas, kelelahan, perubahan rasa atau bau, disertai rasa panas pada hidung, harus segera berkonsultasi ke dokter dan memeriksakan diri.
Selain itu, orang yang mengalami mata berair, kram perut, diare, mulut kering, dan lain-lain juga harus mengisolasi diri dan menghubungi dokter untuk menjelaskan gejala yang mereka alami.
Meski demikian, tanda dan gejala pada jenis COVID-19 kedua dapat berbeda dari orang ke orang. Rasa sakit kepala, tidak berasa, dan bahkan tidak ada gejala bisa menjadi tanda virus corona. Karena itu, konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengambil kesimpulan apa pun.
Editor: Iswara N Raditya