tirto.id - Ibu hamil boleh naik motor meskipun sebetulnya tidak direkomendasikan oleh banyak dokter kandungan. Saat naik motor, ada efek ibu hamil bawa motor sendiri yang bisa mengancam keselamatan ibu dan kandungannya.
Umumnya, dokter memperbolehkan ibu hamil naik motor dengan syarat kondisi kehamilannya sehat dan tidak ada komplikasi.
Selain itu, ada berbagai syarat keamanan lainnya yang wajib diterapkan sebelum naik motor, termasuk usia kandungan hingga jarak bepergian.
Kebanyakan dokter kandungan baru mengizinkan ibu naik motor saat hamil trimester 2 ke atas untuk alasan keselamatan janin.
Di sisi lain, dokter juga tidak merekomendasikan ibu naik motor saat hamil tua, khususnya jelang kelahiran.
Alasannya karena efek naik motor saat hamil tua seperti guncangan naik motor saat hamil dapat membahayakan air ketuban dan plasenta bayi.
Tidak hanya itu, ibu sebaiknya tidak bepergian dalam jarak jauh menggunakan sepeda motor.
Apakah Ibu Hamil Boleh Naik Motor?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, tidak ada larangan bagi ibu hamil untuk naik motor. Kendati demikian, kegiatan ini tidak direkomendasikan oleh para ahli.
Ada alasan mengapa ibu hamil tidak direkomendasikan naik motor. Tidak seperti kendaraan lainnya, sepeda motor cenderung lebih tidak stabil dan tidak seimbang dari pada kendaraan roda empat.
Ketidakstabilan ini menyebabkan sepeda motor sangat rentan dengan guncangan, tabrakan, jatuh, atau benturan. Padahal, guncangan sekecil apapun perlu diwaspadai oleh ibu hamil karena dapat membahayakan janinnya.
Dikutip dari Baby Center, banyak dokter merekomendasikan ibu hamil tidak boleh naik motor saat hamil muda atau saat trimester 1. Hal ini karena saat usia kehamilan lebih muda, janin masih lemah dan rentan keguguran.
Ibu hamil sebaiknya naik kendaraan roda dua setelah usia kehamilan masuk trimester 2. Setelah masuk trimester 2, janin sudah berkembang dan lebih kuat sehingga menurunkan risiko keguguran.
Aturan lainnya adalah ibu hamil tidak boleh bepergian jauh naik motor dengan alasan apapun. Bepergian jauh dengan motor meningkatkan risiko kecelakaan dan masalah kesehatan serius pada ibu hamil.
Ibu juga harus menghentikan aktivitas naik motor dalam kondisi tertentu, misalnya terjadi guncangan keras atau tabrakan ringan.
Jika perut sakit saat hamil setelah naik motor, ibu juga wajib menemui dokter atau penyedia layanan kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
Terkait persoalan bolehkah ibu hamil muda naik motor dibonceng juga tidak direkomendasikan para ahli. Menurut Motorcyle Exploits, tidak aman bagi ibu hamil untuk dibonceng naik motor.
Ketika hamil, perubahan tubuh ibu membuatnya menjadi sulit menyeimbangkan tubuh. Menjadi penumpang motor, apa lagi dalam posisi menyamping dapat meningkatkan risiko ibu jatuh.
Oleh karena itu, saat ibu hamil naik motor sebaiknya dia lah yang harus mengendarainya untuk alasan keselamatan.
Namun, ibu hamil sama sekali tidak boleh naik motor apabila mengalami kondisi kesehatan terkait kandungannya.
Menurut Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Puri Bunda, berikut beberapa kondisi ibu hamil yang sebaiknya menghindari naik motor bahkan untuk perjalanan dekat:
- Ibu didiagnosa berisiko melahirkan bayi prematur.
- Ibu didiagnosa memiliki serviks atau kandungan lemah.
- Ibu memiliki riwayat keguguran.
- Ibu didiagnosa memiliki letak plasenta rendah atau plasenta previa.
- Ibu memiliki gangguan pada tulang belakang.
- Ibu hamil bayi kembar yang rentan melahirkan prematur.
- Ibu mengalami morning sickness parah.
- Ibu sedang dalam kondisi anemia.
Risiko Naik Motor Saat Hamil
Alasan mengapa naik motor saat hamil tidak direkomendasikan adalah karena tingginya risiko kesehatan yang dapat berdampak pada ibu.
Berikut ini beberapa risiko bahaya yang perlu diketahui sebelum naik motor saat hamil:
1. Risiko mengalami kecelakaan tinggi
Di Indonesia motor dinilai bukanlah moda transportasi yang aman. Menurut data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang rilis pada 2022, motor berada di peringkat pertama kendaraan yang sering terlibat kecelakaan lalu lintas.
Pada 2020, Kemenhub juga mencatat kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 23.000 jiwa, dengan 73 persen di antara korban merupakan pengguna sepeda motor.
Risiko kecelakaan yang tinggi ini akan semakin parah jika melibatkan ibu hamil karena dapat menyebabkan dua kematian secara bersamaan.
2. Guncangan naik motor saat hamil
Tingginya risiko kecelakaan, tentu bukan satu-satunya alasan mengapa dokter tidak merekomendasikan ibu hamil naik motor. Faktor risiko guncangan naik motor saat hamil juga menjadi perhatian banyak ahli.
Sepeda motor cenderung lebih mudah berguncang di jalanan tidak rata, berbatu, atau bergelombang. Padahal saat hamil, khususnya hamil muda, kandungan ibu masih sangat rentan terhadap guncangan.
Menurut The American Civil Liberties Union (ACLU) guncangan yang terjadi pada ibu hamil, meskipun ringan, dapat meningkatkan potensi keguguran dan pendarahan.
3. Ibu mual dan muntah berlebihan saat perjalanan
Mual dan muntah berlebihan juga rentan dialami ibu hamil saat naik motor. Perlu diketahui bahwa motor adalah kendaraan terbuka, di mana ibu dapat terpapar segala situasi yang terjadi di jalanan.
Suhu dingin karena angin di jalan dapat memperburuk kondisi morning sickness ibu sehingga memicu mual dan muntah berlebihan. Selain itu, bau-bau yang dicium ibu lewat udara, seperti bau asap, juga dapat memperburuk kondisi mual dan muntah.
4. Jatuh karena kehilangan keseimbangan
Ibu hamil secara umum mengalami perubahan bentuk fisik serta penambahan berat badan yang signifikan. Kondisi ini menyebabkan ibu lebih sulit mengontrol gerakannya dan rentan kehilangan keseimbangan.
Motor dalam hal ini juga bukan merupakan kendaraan yang stabil. Ketika ibu hamil menaiki kendaraan yang tidak stabil pula, maka risiko jatuh karena kehilangan keseimbangan tentu meningkat.
5. Meningkatkan hormon kortisol dan adrenalin
Masih menurut Motorcyle Exploits, saat naik motor, ibu hamil cenderung mengalami peningkatan hormon kortisol dan adrenalin. Kedua hormon ini adalah hormon stres yang tidak baik untuk ibu hamil.
Berdasarkan studi yang rilis di jurnal Nepomaschy, peningkatan kortisol saat hamil dikaitkan dengan peningkatan potensi keguguran dini, kelahiran prematur, dan perkembangan pascakelahiran.
Sementara itu, hormon adrenalin memicu peningkatan konsentrasi glokosa dalam darah dan menyebabkan penurunan aliran darah ke plasenta. Hal ini memicu bayi menjadi kekurangan oksigen.
6. Meningkatkan risiko pendarahan
Kondisi hamil menyebabkan tubuh ibu menciptakan lebih banyak aliran darah dari biasanya ke rahim, vagina, dan leher rahim. Hal ini rentan membuat ibu mengalami pendarahan bahkan untuk aktivitas fisik sederhana.
Dikutip dari VinMec International Hospital, naik motor dan mengalami guncangan selama perjalanan merupakan salah satu pemicu pendarahan dan munculnya flek pada ibu hamil.
Apabila terjadi kondisi semacam ini, ibu hamil harus langsung menemui dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.
7. Ibu kelelahan
Naik sepeda motor cenderung membuat ibu hamil lebih mudah kelelahan dari pada naik kendaraan roda empat atau lainnya.
Kondisi ini dipengaruhi oleh tempat duduk motor yang dinilai kurang nyaman untuk menopang panggul dan punggung ibu hamil.
Perjalanan menggunakan sepeda motor tentu menguras stamina ibu dan rentan membuat ibu mengalami kelelahan. Belum lagi jika berkendara dilakukan di cuaca panas yang meningkatkan risiko dehidrasi, pusing, dan anemia.
Tips Aman Berkendara dengan Motor saat Hamil
Ibu hamil yang sehat tetap bisa berkendara dengan aman dan nyaman menggunakan sepeda motor.
Keamanan berkendara dengan motor bisa dicapai dengan memperhatikan kelengkapan berkendara, posisi duduk, hingga aturan lalu lintas.
Berikut ini tips aman berkendara dengan motor saat hamil yang bisa diterapkan oleh ibu:
- Konsultasikan ke dokter apakah kondisi kandungan aman dan bisa naik motor.
- Kenakan perlengkapan berkendara yang baik dan benar, termasuk helm berstandar nasional Indonesia (SNI), jaket hangat, masker, dan sepatu.
- Hindari berkendara saat kondisi sedang tidak fit, mual, muntah, atau pusing.
- Jangan berkendara jika lokasi tujuan jaraknya jauh.
- Pastikan posisi duduk benar, yaitu duduk menghadap ke depan mengikuti arah motor, tempatkan kaki ke area pijakan, dan jaga keseimbangan punggung serta perut bagian bawah.
- Pastikan untuk menyetir dan tidak menjadi penumpang. Kalau pun harus menjadi penumpang, hindari duduk menyamping.
- Hindari berkendara saat hujan dan setelah hujan karena jalanan licin.
- Pastikan mematuhi rambu lalu lintas dan ketertiban jalan.
- Jika memungkinkan hindari berkendara saat malam hari.
- Hindari jalanan yang lalu lintasnya padat.
- Jangan ragu minta bantuan orang lain saat melakukan kick-starter.
Editor: Dhita Koesno