Menuju konten utama
Perbedaan Mual Hamil dan Maag

Perbedaan Mual Maag dan Hamil Berdasarkan Gejala dan Penyebabnya

Apa saja perbedaan mual maag dan hamil berdasarkan gejala dan penyebabnya? Simak penjelasannya beserta ciri-cirinya berikut ini.

Perbedaan Mual Maag dan Hamil Berdasarkan Gejala dan Penyebabnya
Ilustrasi mual hamil. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Perbedaan mual maag dan hamil dapat diketahui berdasarkan gejala dan ciri-cirinya. Sebelum mendiagnosis sendiri kehamilan Anda, ada baiknya mencermati perbedaan antara dua kondisi tersebut.

Mual hamil, yang biasanya juga diiringi dengan muntah, merupakan gejala awal kehamilan. Berdasarkan jurnal terbitan National Library of Medicine berjudul "Nausea and Vomiting of Pregnancy" (2013), keluhan ini dialami oleh 70-80 persen wanita hamil trimester 1.

Ciri-ciri mual hamil salah satunya adalah memiliki spektrum yang berkisar dari ringan hingga sedang. Namun, mual hamil juga bisa terjadi dalam tingkatan parah, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi hiperemesis gravidarum (HG).

Sementara itu, mual maag cenderung lebih parah seperti perut terasa terbakar atau nyeri pada ulu hati. Gejala itu juga biasanya diiringi dengan sakit perut dan gangguan pencernaan.

Oleh karenanya, tanda kehamilan tidak bisa didiagnosis secara mandiri, terlebih hanya berdasarkan satu gejala saja seperti mual. Sebab, mual yang dialami bisa saja diakibatkan oleh sakit maag.

Simak penjelasan lengkap terkait perbedaan mual maag dan hamil berikut ini.

Perbedaan Gejala Khas Mual Maag dan Hamil

Maag merupakan gangguan akibat lapisan lambung yang terkikis di bagian tukak lambung atau ulkus duodenum. Penyebabnya bisa berbeda-beda, seperti infeksi bakteri H. pylori, penggunaan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid, sindrom zollinger-ellison, atau stres fisiologis yang parah.

Selain mual, maag biasanya diiringi dengan gangguan kesehatan lain seperti sakit perut terasa terbakar, perut kembung, gangguan pencernaan terutama setelah mengonsumsi makanan berlemak. Sakit akibat maag tersebut dapat dikurangi untuk sementara waktu dengan mengonsumsi makanan tertentu atau obat penurun asam.

Lantas, apa ciri-ciri mual maag dan mual hamil?

Dilansir Mayo Clinic, dalam beberapa kasus, maag dapat menyebabkan gejala parah, meliputi:

  • Muntah darah yang tampak merah atau hitam
  • Darah gelap di tinja
  • Kesulitan bernapas
  • Merasa lemah
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Perubahan nafsu makan
Di sisi lain, mual hamil memiliki gejala dengan tingkatan ringan atau sedang. Wanita sedang menjalani program hamil diusahakan untuk tidak langsung menyimpulkan apabila mengalami mual atau muntah. Sebab, itu bukan satu-satunya tanda kehamilan.

Mual hamil, yang terjadi pada trimester 1, biasanya diiringi dengan gejala awal kehamilan lain, meliputi:

  • Siklus menstruasi yang terlewat
  • Payudara sensitif, sakit, dan bengkak
  • Intensitas buang air kecil meningkat
  • Mudah lelah
  • Mood mudah berubah
  • Perut kram
  • Konstipasi atau sembelit

Perbedaan Mual Maag dan Hamil Berdasarkan Penyebabnya

Penyebab mual maag adalah peradangan pada lambung yang menyebabkan kontraksi. Mual maag biasanya terjadinya pada pagi hari setelah menyarap.

Dalam beberapa kasus, kontraksi bisa terjadi dalam tingkatan lebih kuat, terutama jika peradangannya cenderung parah, sehingga dapat menyebabkan muntah.

Mual maag juga dapat disebabkan oleh ulkus peptikum yang menghalangi jalan makanan di saluran pencernaan. Keadaan ini biasanya mengakibatkan penderita mudah kenyang, muntah, atau mengalami penurunan berat badan melalui pembengkakan peradangan maupun jaringan parut.

Di sisi lain, mual hamil atau morning sickness merupakan indikasi kehamilan yang normal. Belum diketahui pasti patogenesis dari mual hamil. Namun, telah diterima secara luas bahwa mual dan muntah gestasional ini disebabkan oleh faktor metabolik dan endokrin, yang kebanyakan berasal dari plasenta.

Faktor yang paling terlibat adalah hCG. Ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 12-14 minggu, pada masa puncak produksi hCG.

Selain itu, studi yang dilakukan Goodwin, dkk. berjudul "Peran Chorionic-Gonadotropin dalam Hipertiroidisme Transien Hiperemesis Gravidarum" membuktikan, konsentrasi hCG berkorelasi positif dengan tingkat keparahan mual dan muntah pada wanita hamil.

Namun, apabila mual hamil terjadi terlalu parah bisa jadi itu disebabkan oleh hiperemesis gravidarum, sehingga membutuhkan perawatan medis.

Mual tapi Tidak Muntah, Apakah Tanda Hamil?

Seperti dijelaskan sebelumnya, mual hamil berada dalam tingkatan rendah hingga sedang. Gejala ini bisa dialami, dengan atau tanpa diiringi muntah.

Mual hamil juga berpotensi dialami dengan tingkatan lebih parah. Jika demikian, penderita diharapkan segera berkonsultasi dengan dokter karena dikhawatirkan mengalami hiperemesis gravidarum (HG).

Penelitian menunjukkan bahwa mual hamil disebabkan perubahan hormonal, salah satunya peningkatan human chorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi plasenta. Hormon hCG ditemukan dalam urin dan darah ibu hamil sekitar 10 hingga 11 hari pasca fertilisasi serta mengalami puncak produksi pada usia 12-14 minggu kehamilan.

Hormon lain yang dapat menyebabkan mual di awal kehamilan adalah estrogen. Hormon ini diproduksi ovarium, yang dilanjutkan plasenta dengan fungsi mengatur hormon progesterone dan menjaga lapisan endometrium perkembangan bayi.

Mual hamil dapat terjadi selama 3 bulan pertama kehamilan. Beberapa wanita mengalami mual hamil terutama di pagi hari. Namun, mual hamil dapat menyerang kapan saja, siang atau malam hari. Di minggu 16 hingga 20 kehamilan, mual akan mulai menghilang.

Mual tapi tidak muntah juga bisa saja terjadi bukan karena hamil, melainkan sakit maag. Penyebabnya juga bukan faktor hormonal, seperti gejala hamil, melainkan terkikisnya tukak lambung. Sakit ini cenderung tidak terjadi seharian, sedangkan mual hamil bisa dialami baik pagi, siang, atau sore.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin