tirto.id - Morning sickness sering kali dialami olehibu hamil pada trimester awal. Bahkan tak sedikit perempuan hamil yang mengalami morning sickness hingga trimester ketiga.
Morning sickness adalah rasa ingin muntah, mual, yang terjadi selama kehamilan. Meski namanya morning sickness, tetapi kondisi muntah, mual bisa terjadi kapan saja, tidak tergantung siang atau malam hari.
Dikutip dari March of Dimes, 7 dari 10 ibu hamil mengalami morning sickness pada trimester pertama atau tiga bulan pertama kehamilan. Biasanya mereka akan merasa lebih baik setelah di trimester kedua, namun ada juga beberapa yang mengalami morning sickness selama kehamilan.
Apakah Morning Sickness Berbahaya?
Morning sickness ringan tidak terlalu membahayakan ibu atau bayi Anda. Namun jika mual dan muntah berlangsung parah hingga menyebabkan hiperemesis gravidarum, maka bisa memicu masalah serius selama kehamilan.
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan kehilangan berat badan dan mengalami dehidrasi, karena terlalu banyak mengeluarkan cairan.
Sedangkan morning sickness sendiri disebabkan oleh bau tertentu atau makanan tertentu yang membuat ibu hamil tidak nyaman dan muntah, mual.
Sebaiknya segera hubungi dokter saat Anda mengalami:
- Mengeluarkan urin hanya sedikit dan berwarna gelap
- Anda tidak dapat menahan cairan
- Anda merasa pusing atau pingsan saat berdiri
- Jantung berdebar kencang
Penyebab Morning Sickness
Dilansir dari Mayo Clinic, morning sickness belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun perubahan hormon sangat berperan menyebabkan mual dan muntah.
Beberapa dokter berpendapat, morning sickness dapat disebabkan oleh gula darah rendah, stres atau terlalu lelah, dan sedang bepergian lalu mabuk perjalanan.
Bagaimana Mengatasi Morning Sickness?
JurnalParents mencatat sebanyak 70 persen ibu hamil mengalami mual di awal kehamilan dan sekitar 50 persen mengalami muntah.
Guna mengatasi rasa tidak nyaman tersebut, berikut ini tips yang bisa Anda lakukan sebagai bentuk pencegahan:
1. Beristirahat
Jika Anda mengalami morning sickness, istirahat yang cukup sangat penting. Kemudian ambilah “liburan” selama minggu ke tujuh atau ke delapan kehamilan Anda. Dengan mengambil waktu untuk beristirahat dari rutinitas kantor atau pekerjaan rumah, akan membantu Anda pulih secara fisik dan mental.
2. Hirup aroma yang segar
Salah satu penyebab morning sickness adalah aroma bau yang tidak disukai ibu hamil, seperti bau sampah, parfum menyengat dan makanan tertentu. Namun justru aroma lain seperti jeruk dan herbal tertentu dapat membantu meredakan mual di pagi hari.
Saat Anda bepergian, bawalah sebotol ekstrak lemon atau setangkai rosemary dalam tas Anda, kemudian ketika rasa mual dan muntah datang, hiruplah bau segar tadi.
3. Melacak sumber mual
Perhatikan kapan Anda mengalami morning sickness, hal ini dapat membantu menemukan pola dan pemicu mual, muntah.
Mungkin Anda mengalami mual, muntah di pagi atau malam hari karena aroma suatu makanan, maka Anda sudah bisa antisipasi dan mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya, bahkan menangkalnya.
4. Tetap terhidrasi
Tetap terhidrasi, menjadi sangat penting untuk mendapatkan cairan yang cukup, karena semakin Anda mengalami dehidrasi, akan semakin mual.
Picu rasa hidrasi Anda dengan cemilan asin seperti keripik kentang dan keju keriting, yang dapat menenangkan perut dan memicu rasa haus.
5. Makan dalam jumlah kecil, tapi sering
Sering makan dalam jumlah kecil dapat mengatasi mual. Ketika perut kosong, asam lambung tidak memiliki apa-apa selain lapisan perut, dapat menyebabkan rasa mual.
Sebaliknya jika terlalu banyak makan, dapat membebani pencernaan, juga dapat menyebabkan mual.
Sediakan makanan ringan seperti kerupuk, buah kering, kacang-kacangan atau biskuit di dekat Anda setiap saat.
6. Konsumsi jahe
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat membantu meredakan mual dan muntah. Cobalah menambahkan seiris tipis jahe ke dalam air panas atau menyesap jahe asli atau permen jahe.
Jika kurang bisa menyesap jahe secara langsung, cobalah menyeruput teh jahe, atau kue jahe bahkan roti jahe.
Penulis: Citra Sari
Editor: Nur Hidayah Perwitasari