tirto.id - Berdasarkan sumber-sumber sejarah tradisonal Islam, sebenarnya tidak ada warna khusus yang ditentukan Rasulullah sebagai warna bendera kaum Muslim. Hanya saja, ada beberapa warna yang memang dipakai saat itu.
Beberapa sumber ada yang meriwayatkan seperti di bawah ini:
Menurut catatan Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-Bâri, Imam at-Turmudzi, Ibnu Majah, dan lain-lain mencatat hadis Jabir yang menyatakan bahwa dalam peristiwa futuh Makkah (penaklukan Makkah) Rasulullah memakai al-Liwâ’ berwarna putih dan ar-Râyahberwarna hitam yang berbentuk persegi empat. Inilah yang kemudian dijadikan landasan oleh sebagian ulama untuk membedakan antara al-Liwâ’dan ar-Râyah beserta warnanya.
Tapi warna hitam dan putih dalam hadis Jabir itu hanya merekam kejadian yang terjadi saat futuh Makkah. Kenyataannya, Rasulullah juga mempunyai bendera (al-Liwâ’) berwarna abu-abu, seperti diceritakan oleh Mujahid dan dikutip Ibnu al-Mulaqqin dalam at-Taudlîh Lisyarh al-Jâmi’ as-Shahîh berikut:
"Jabir berkata: 'Rasulullah memasuki kota Makkah sedangkan liwâ’-nya berwarna putih.' Mujahid berkata: 'Rasulullah mempunyai liwâ’ berwarna abu-abu.'"
Ar-Râyah juga tidak hanya berwarna hitam, ada pula yang berwarna putih dan terdapat sedikit warna hitam di dalamnya. Ibnu Hajar menceritakan hal ini:
“Dikatakan bahwa Rasulullah mempunyai Rayah yang disebut al-Uqâb, berwarna hitam persegi empat dan Rayah yang disebut Rayah Putih. Biasanya dalam warna putih itu dibuat sedikit warna hitam.”
Dari penggalan riwayat-riwayat di atas, bisa disimpulkan bahwa warna bendera yang pernah dipakai Rasulullah, baik untuk dirinya sendiri atau bagi para sahabat yang ia beri tugas, baik yang disebut dengan ar-Râyah atau al-Liwâ’, tidaklah mempunyai warna khusus yang tetap. Ini menjadi bukti bahwa simbol bendera tersebut bukan sesuatu yang baku seperti bendera pada umumnya, tapi sebatas pembeda teknis yang dipakai kala perang.
Sementara itu dalam konteks ciri khas tulisan tertentu yang terdapat dalam bendera yang digunakan Rasulullah dan para sahabat, ada beberapa keterangan mengenainya.
Salah satunya adalah sebuah riwayat tidak valid sebagaimana dijelaskan Imam Ibnu Hajar, salah satu pakar hadis paling otoritatif:
“Abu Syaikh mempunyai hadis dari Ibnu Abbas: Dalam bendera (Rayah) Rasulullah terdapat tulisan ‘La ilaha Ilallah Muhammad Rasulullah’. Adapun sanadnya amat lemah.”
Lantaran hadis di atas tidak valid, versi yang menyatakan bahwa bendera Rasulullah bertuliskan kalimat tauhid tidak bisa dipastikan kebenarannya.
Uraian lebih mendalam tentang warna dan tulisan bendera yang digunakan Rasulullah bisa ditemukan di artikel berikut ini.
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti