Menuju konten utama

Apa Saja Manfaat Tumbuhan Bakau Bagi Lingkungan Hidup?

Manfaat tumbuhan bakau atau mangrove bagi lingkungan hidup, mulai dari air, udara, maupun makhluk hidup di sekitarnya.

Apa Saja Manfaat Tumbuhan Bakau Bagi Lingkungan Hidup?
Sejumlah burung kuntul besar (Egretta alba) bertengger di ranting pepohonan mangrove Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Senin (20/12/2021). ANTARA FOTO/Feny Selly/hp.

tirto.id - Hutan bakau atau hutan mangrove sering dijumpai di area pantai atau rawa-rawa.

Hutan bakau ini ternyata memiliki manfaat tersendiri bagi lingkungan, baik untuk air, udara, maupun makhluk hidup di sekitarnya.

Tanaman bakau atau mangrove adalah tumbuhan dikotil yang dapat hidup di lahan berair dengan kadar garam tinggi.

Karena itu habitat tanaman bakau biasanya berada di air laut dan air payau seperti pantai, rawa, atau tepi sungai.

Secara fisik, tanaman bakau memiliki akar tunjang yang besar dan kokoh sehingga bisa tumbuh dengan baik di tanah berpasir atau berlumpur.

Tak hanya itu, akar-akar ini juga diketahui memiliki kelenjar khusus yang dapat menyaring garam dari air tempat ia tumbuh.

Indonesia termasuk negara dengan hutan mangrove yang sangat luas dan bisa ditemui di beberapa daerah, mulai dari Sumatera Utara, Kalimantan, Bali, Yogyakarta, hingga Papua.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021, total luas hutan mangrove di Indonesia adalah 3.364.076 Ha.

Hutan mangrove ini pun diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan presentase tutupan tajuknya (kelebatan pohon), yaitu:

  • Mangrove lebat dengan tutupan tajuk >70 persen
  • Mangrove sedang dengan tutupan tajuk 30-70 persen
  • Mangrove jarang dengan tutupan tajuk
Di Indonesia, sebaran mangrove lebat tertinggi berada di Papua, mangrove sedang paling banyak ditemui di Kalimantan Utara, dan terendah ada di Provinsi D.I Yogyakarta.

Untuk mangrove kategori tutupan tajuk jarang paling banyak berada di Sumatera Utara dan sebaran terendahnya ada di area Bali.

Manfaat Hutan Bakau Bagi Lingkungan Hidup

KANO WISATA MANGROVE

Pengunjung bermain kano di area Apar Mangrove Park Kota Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (30/5/2021). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.

Hutan bakau bisa tumbuh secara alami, tapi juga banyak yang dibudidayakan karena memiliki sejumlah manfaat bagi kehidupan.

Dikutip laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, berikut beberapa manfaat hutan bakau atau mangrove:

  • Mencegah Erosi Pantai
Erosi pantai oleh air laut bisa jadi masalah serius karena dapat menggerus permukaan tanah atau daratan sehingga mengancam lingkungan manusia.

Hutan bakau bisa jadi solusi untuk menyelamatkan garis pantai karena tanaman ini dapat menjaga perbatasan antara darat dan lautan.

  • Menjadi Katalis Tanah dari Air Laut
Tanah di dalam air laut bisa tergerus secara terus menerus. Keberadaan hutan mangrove akan membuat tanah menjadi lebih padat sehingga tidak mudah larut atau masuk ke dalam air laut.

  • Menjaga Kualitas Air dan Udara
Hutan bakau dapat menjaga kebersihan air dengan menyerap kotoran, baik itu yang berasal dari manusia atau kapal yang berlayar di lautan.

Selain itu, hutan bakau juga mampu menyerap semua jenis logam berbahaya sehingga kualitas air di sekitarnya bisa tetap terjaga.

Layaknya hutan pada umumnya, hutan mangrove juga dapat menghasilkan oksigen yang berguna bagi makhluk hidup di sekitarnya.

Dengan demikian, hutan mangrove punya peran besar dalam menciptakan lingkungan dengan kualitas udara yang baik dan bersih.

Karena dapat mengurangi polusi dan menjaga kualitas udara, maka hutan bakau juga dapat mencegah atau mengurangi dampak pemanasan global.

  • Menjadi Habitat Perikanan
Hutan bakau bisa menjadi habitat yang baik bagi beberapa jenis hewan seperti ikan, kepiting, atau udang.

Sementara itu, keberadaan hewan-hewan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia karena bisa jadi sumber makanan atau nutrisi yang penting bagi kesehatan.

  • Pengembangan Sektor Pariwisata
Hutan mangrove punya potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam. Keindahan hutan mangrove bisa menarik wisatawan sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang sangat baik bagi masyarakat sekitarnya.

  • Sumber Pendapatan Bagi Nelayan
Nelayan di sekitar pantai membutuhkan ikan untuk menopang perekonomiannya. Hutan mangrove berperan dalam menjaga ketersediaan sumber daya laut seperti ikan sehingga dapat dimanfaatkan oleh nelayan.

Di sisi lain, hutan bakau juga bisa jadi tempat yang tepat untuk pembibitan ikan, udang, maupun hewan laut lainnya.

  • Sumber Bahan Kerajinan Tangan
Pohon bakau dapat dipanen dan bagian tanamannya dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan atau beragam hiasan.

Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat karena bisa memanfaatkan tanaman mangrove sebagai komoditas yang bernilai jual tinggi.

  • Sumber Pakan Ternak
Tanaman bakau dapat dimanfaatkan sebagai alternatif makanan ternak dengan cara dihancurkan atau digiling menjadi bubuk.

Pakan ternak dari mangrove mengandung berbagai nutrisi seperti protein dan mineral yang sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak sapi, kambing, maupun unggas.

  • Sumber Bahan Kayu Bakar
Kayu dari pohon mangrove bisa digunakan untuk bahan bangunan. Sementara kayu pohon yang sudah mengering dan membusuk bisa dimanfaatkan sebagai kayu bakar.

Hal ini dapat membantu kehidupan masyarakat di sekitar hutan mangrove karena dapat mengurangi kebutuhan gas sebagai bahan bakar.

  • Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hutan bakau berpotensi untuk menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan, mulai dari bidang perikanan, kelautan, hingga kimia.

Hutan bakau kerap dijadikan sumber penelitian dengan berbagai penemuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Salah satunya adalah penelitian tentang manfaat tanaman mangrove di bidang farmasi.

Bagian tanaman dari berbagai jenis mangrove rupanya dapat diolah menjadi obat tradisional untuk bermacam-macam penyakit seperti nyeri otot, kulit gatal, sakit perut, dan masih banyak lagi.

Baca juga artikel terkait MANGROVE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno