tirto.id - Pencak silat menjadi salah satu cabang olah raga bela diri yang mulai diakui. Bela diri tradisional ini asli dari Kepulauan Melayu.
Oleh sebab itu, keberadaannya dikenal oleh masyarakat di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina Selatan, hingga Thailand selatan mengikuti penyebaran beragam suku.
Dilansir dari laman Peta Budaya Kemdikbud, pencak silat memiliki nilai-nilai seni tradisional. Di dalamnya terdapat pula empat aspek yang dibangun yaitu mental spiritual, seni budaya, bela diri, dan olahraga.
Sementara itu, tujuan dari pencak silat adalah untuk mencapai kesehatan, rekreasi, dan mendapatkan prestasi.
Dulu pencak silat menjadi salah satu andalan dalam perjuangan fisik melawan penjajah. Bahkan, ada ahli pencak silat dari Betawi yang sohor namanya dari zaman penjajahan Belanda sampai sekarang yaitu Pitung.
Dalam kisah turun temurun, Pitung dikenal sebagai musuh para tuan tanah dan orang Belanda yang kerap memeras atau pun menindas petani dan buruh.
Sikap dalam pencak silat
Seperti halnya olahraga beladiri lainnya, pencak silat memiliki kekhasan dalam gerakannya. Hal itu terlihat dalam sikap dasar yang harus dikuasai oleh pemainnya.
Mengutip buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas VII (Kemdikbud 2010), berikut sikap-sikap dasar dalam pencak silat:
1. Sikap berdiri
a. Sikap salam atau hormat
Gerakan ini dipakai untuk memberi hormat ata salam pada lawan sebelum dan setelah latihan mau pun bertanding. Cara dengan berdiri tegak, merapatkan kedua telapak tangan ke depan dada, lalu menganggukkan kepala.
b. Sikap kuda-kuda
Sikap kuda-kuda yaitu sikap atau posisi kaki tertentu yang menjadi dasar tumpuan dalam melakukan gerakan pada penca silat. Sikap ini meliputi gerakan serang, tangkisan atau mengelak. Ragam dari sikap kuda-kuda antara lain:
- sikap awal
- kuda-kuda depan (mundur)
- kuda-kuda depan (maju)
- kuda-kuda belakang
- kuda-kuda tengah
- kuda-kuda samping
- kuda-kuda silang depan
- kuda-kuda silang belakang
2. Sikap duduk
Sikap duduk dalam pencak silat dipakai menjadi dasar dalam permainan bawah mau pun serangan bawah. Bentuk dari sikap duduk yaitu duduk, sila, simpuh, sempok (depok), dan trapsila (mengorak sila).
3. Sikap berbaring
Kegunaan sikap berbaring adalah dasar dalam menjatuhkan diri dan sikap pembelaan atau mengelak dari serangan lawan. Bentuk - bentuk sikap berbaring adalah berbaring telentang, berbaring miring, dan berbaring telungkup.
4. Sikap pasang
Sikap pasang dipergunakan sebagai bentuk kesiagaan dalam melakukan pembelaan atau serangan yang memiiki pola, dan dilakukan di awal serta akhir pada rangkaian gerakan. Sikap pasang memiliki unsur sikap kuda-kuda, sikap tubuh, sikap lengan, dan sikap tangan.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo