tirto.id - Teater tradisional adalah hiburan masyarakat sebelum teater modern hadir ke wilayah nusantara. Pertunjukkan tradisional tersebut menjadi bagian budaya yang harus dilestarikan, karena saat ini sudah mulai banyak dilupakan dan hilang dari kehidupan masyarakat.
Keunggulan teater tradisional ada pada interaksi pemain dengan penonton karena letak panggung yang sederhana. Komunikasi dua arah itu penting untuk menyampaikan pesan-pesan yang dibawakan oleh teater tradisional, selain juga memberi hiburan dan membuat suasana menjadi akrab.
Seperti dilansir modulSeni Budaya SMP/MTs Kelas VIII, unsur hiburan teater tradisional terbentuk dari kemasan berupa musik, cerita, humor serta tari-tarian. Walau musik yang digunakan bisa sangat sederhana, namun hal itu cukup menghibur dan memeriahkan suasana panggung.
Arena atau panggung pertunjukkan seni tradisional, tidak selalu di gedung. Pertunjukkan teater bisa diselenggarakan di lapangan terbuka atau halaman depan rumah yang agak luas sehingga penonton bisa dekat dengan pemain.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pertunjukkan seni tradisional:
1. Menentukan bentuk pementasan
Untuk menyelenggarakan sebuah teater tradisional, langkah pertama adalah menentukan bentuk pementasan atau jenis teater apa yang akan dibuat. Misalnya di daerah Jakarta, teater tradisional yang kerap dilakukan adalah lenong. Sementara wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat ada ludruk, wayang orang, ketoprak, dan lain sebagainya.
Selain itu, di Indonesia ada banyak lagi jenis pementasan semisal wayang gambuh, uyeg, mendu, bakaba, cepung, dulmuluk, longser, serta sinrilik.
2. Membuat rancangan arena/panggung
Arena pementasan atau panggung sebaiknya disesuaikan dengan suasana sekitar. Contohnya pada teater lenong, kebanyakan arena panggung ada di ruangan terbuka, lapangan, dan halaman. Itu membuat interaksi penonton dan pemain lebih intens, bahkan penonton bisa ikut jadi pemain dalam pertunjukkan.
Lengkapi dengan obor sebagai alat penerangan tradisional, yang memberi kesan klasik. Penonton biasanya duduk lesehan di sekitar arena. Hiasan berupa janur di sekitar arena juga banyak digunakan. Misalnya pada pertunjukkan tari di Bali.
3. Membuat rancangan properti
Properti di sini bisa berupa latar belakang panggung (setting). Misalnya setting ruang tamu, maka beri properti seperti kursi tamu dan meja, beserta beberapa hiasan dinding.
4. Membuat rancangan musik
Musik tidak bisa dilepaskan dari teater tradisional karena musik menjadi satu bagian dengan teater tersebut, misalnya lenong dengan musiknya yaitu gambang kromong. Atau wayang orang dengan gamelannya yang memeriahkan suasana pertunjukkan dan melengkapi pertunjukkan tari.
5. Kostum
Kostum atau pakaian yang dikenakan oleh para pemain juga menjadi bagian yang membuat seni teater tradisional menjadi unik. Setiap daerah memiliki kostum berbeda untuk pertunjukkan khasnya. Misalnya kebaya kemben untuk wayang orang dan ketoprak, serta kebaya encim untuk lenong.
6. Naskah
Naskah yang digunakan juga umumnya masih membawakan cerita-cerita dari wilayah asal, seperti Jakarta dengan cerita Si Pitung atau Si Entong. Atau wilayah Jawa dengan kisah-kisah pewayangan.
Kisah berupa cerita rakyat daerah setempat, hikayat, legenda, dan sejenisnya juga bisa dijadikan naskah teater. Misalnya Asal Mula Tangkuban Perahu, Asal Mula Banyuwangi, Mahabarata, dan lainnya.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto