Menuju konten utama

Apa Saja Fase-Fase Menstruasi yang Dialami Wanita?

Menstruasi yang dialami oleh wanita terbagi dalam empat fase, yaitu fase menstruasi, folikuler, ovulasi, dan luteal.

Apa Saja Fase-Fase Menstruasi yang Dialami Wanita?
Ilustrasi menstruasi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Menstruasi yang dialami oleh wanita terbagi dalam empat fase utama. Fase-fase tersebut menggambarkan rangkaian peristiwa yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah wanita ketika mengalami haid.

Melansir Better Health, keempat fase tersebut terdiri dari fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Fase-fase tersebut berjalan selama 28 hingga 29 hari yang dihitung sejak hari pertama menstruasi hingga hari sebelum periode berikutnya dimulai.

Namun, fase menstruasi setiap wanita bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi fisiknya. Menurut Cleveland Clinic, beberapa wanita bisa memiliki fase menstruasi yang lebih singkat atau lebih panjang antara 21 hari hingga 35 hari.

Panjang pendeknya fase menstruasi dipengaruhi oleh produksi bahan kimia tertentu di dalam tubuh yang disebut hormon. Setiap fase ditandai dengan kondisi serta gejala yang berbeda-beda.

Fase Menstruasi

Fase menstruasi ditandai dengan keluarnya lapisan yang tebal yang terdapat pada rahim melalui vagina. Lapisan tersebut berupa cairan yang terdiri dari darah, sel endometrium, dan lendir.

Fase menstruasi akan berlangsung antara tiga hingga tujuh hari. Menstruasi menandakan bahwa sel telur yang berada pada rahim tidak dibuahi dan tidak terjadi kehamilan.

Beberapa wanita mengembangkan gejala nyeri di hari-hari pertama menstruasi berlangsung. Gejala nyeri haid bisa berlangsung ringan atau parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dikutip dari Healthline, nyeri saat menstruasi bisa diatasi dengan cara:

  • mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid atau obat pereda nyeri haid yang dijual bebas;
  • mengompres perut dan punggung dengan handuk, botol air, atau plester panas;
  • memijat perut, pinggang, dan punggung menggunakan minyak esensial seperti lavender, minyak kayu putih, atau minyak pepermint;
  • menghindari makanan tertentu penyebab kembung dan retensi air termasuk minyak, alkohol, soda, kafein, dan makanan yang tinggi garam.

Fase Folikuler

Fase folikuler dihitung sejak hari pertama menstruasi dan berakhir dengan ovulasi. Fase ini setidaknya berlangsung selama enam hingga 14 hari.

Menurut Better Health, fase folikuler terjadi dipicu oleh kelenjar pituitari yang melepaskan hormon perangsang folikel atau FSH. Hormon FSH memicu kemunculan nodul-nodul kecil atau kista yang disebut sebagai folikel.

Folikel tersebut menampung sel telur yang belum matang. Biasanya, dari banyaknya folikel yang diproduksi, hanya ada satu folikel yang matang dan menjadi telur, sementara sisanya akan mati.

Selain itu, pada fase ini hormon estrogen meningkat dan menyebabkan lapisan rahim atau endometrium tumbuh dan menebal.

Fase Ovulasi

Fase ovulasi berlangsung pada hari ke-14 dalam siklus menstruasi 28 hari atau sekitar dua minggu sebelum menstruasi dimulai. Hormon yang bekerja dalam fase ini disebut dengan hormon luteinizing. Hormon tersebut memicu pelepasan sel telur oleh folikel.

Sel telur yang dilepaskan oleh ovarium bisa bertahan selama 24 jam. Apabila selama 24 jam sel telur tidak bertemu dengan sperma, maka sel telur akan mati. Fase ovulasi disebut sebagai masa subur. Hal ini karena peluang kehamilan meningkat pada periode ini.

Fase Luteal

Fase luteal berlangsung pada hari ke-15 hingga hari ke-28 dalam siklus menstruasi. Setelah sel telur dilepaskan dari folikel pada fase ovulasi, sel telur akan berjalan melalui saluran tuba menuju rahim.

Hormon progesteron meningkat selama fase ini berlangsung untuk mempersiapkan lapisan rahim jika terjadi kehamilan. Apabila sel telur dibuahi oleh sperma dan menempel pada dinding rahim, wanita akan hamil.

Sebaliknya, jika pembuahan tidak terjadi maka kadar progesteron dan estrogen akan menurun. Lapisan rahim yang tadinya menebal untuk mempersiapkan kehamilan meluruh dan keluar pada periode menstruasi.

Fase luteal merupakan fase dimana hormon naik turun yang menyebabkan dapat memengaruhi kondisi fisik dan psikis wanita. Kondisi tersebut disebut sebagai pra menstruasi sindrom atau PMS.

Menurut Mayo Clinic, gejala yang bisa dialami wanita selama mengalami PMS antara lain:

  • perubahan suasana hati;
  • payudara terasa kencang;
  • peningkatan nafsu makan;
  • pusing;
  • lekas marah;
  • depresi.

Baca juga artikel terkait SEPUTAR PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora