tirto.id - Mungkin banyak yang belum tahu kalau seseorang sedang merasa low, tidak mood atau tidak punya motivasi, ternyata ia sedang kekurangan hormon dopamin.
Lalu, apakah sebenarnya hormon dopamin itu?
Menurut Dr.dr. Made Wardhana, Sp.KK (K) dari makalah yang dirilis pada Simposium dan Workshop Nasional Psychoneuroimmunologi In Dermatology, hormon dopamin adalah hormon yang diproduksi di beberapa daerah otak, seperti hipoalamus, dan berfungsi mengantarkan sinyal antar sel saraf dengan sel lainnya.
Di dalam susunan saraf pusat dopamin berperan mengatur pergerakan, pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa senang, tidur dan kognisi.
Dilansir dari Very Well Mind, ketika seseorang melakukan hal-hal yang menyenangkan, semisal nonton film, mendengarkan musik, makan enak atau berolahraga, maka hormon dopamin akan dilepaskan oleh otak.
Saat dopamin dilepaskan dengan skala yang pas, seseorang akan merasa bahagia, sehingga mampu mendorongnya untuk melakukan perilaku tertentu dengan antusias. Namun, kalau dopamin dilepaskan dengan skala kecil, maka akan terjadi sebaliknya.
Jadi, supaya mood tetap terjaga dengan baik, dan bisa melakukan berbagai aktivitas dengan bahagia, baik kiranya bila tiap orang tetap menjaga hormon dopamin dalam jumlah pas.
Selain itu, mengetahui apa saja gejala kekurangan hormon dopamin juga penting, tentunya supaya Anda bisa segera mengatasinya, sehingga tidak mengganggu aktivitas, termasuk menghambat goal yang sedang dikejar.
Gejala kekurangan hormon dopamin
Perlu diketahui, seseorang yang kekurangan hormon dopamin sangat rentan terkena penyakit Parkinson yang mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan, serta schizophrenia yang merupakan gangguan mental dan berdampak pada kemampuan seseorang untuk berpikir ataupun bertindak.
Dikutip dari Very Well Mind, berikut adalah beberapa gejala kekurangan hormon dopamin yang perlu mendapat perhatian:
1. Sakit punggung kronis.
2. Sembelit terus-menerus.
3. Dysphagia atau kesulitan untuk menelan.
4. Gangguan tidur.
5. Kelelahan.
6. Sulit untuk fokus.
7. Kurang gairah seksual.
8. Sering berhalusinasi dan berdelusi.
9. Radang paru-paru
10. Sering tidak mood.
Penyebab hormon dopamin menurun
Berbagai gejala yang timbul akibat kurangnya hormon dopamin, muncul karena sejumlah hal berikut ini:
1. Kurang tidur
Kurang tidur bisa membuat reseptor dopamin, terutama reseptor D2, pada sejumlah bagian penting dari otak berkurang. Akibatnya, produksi dan transmisi dopamin juga ikut berkurang.
2. Obesitas
Obesitas atau kegemukan juga dapat menyebabkan penurunan reseptor D2 di otak. Hal ini sangat jelas bila dilakukan perbandingan jumlah reseptor antara orang yang obesitas dengan yang tidak obesitas.
3. Penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat-obatan dalam jangka waktu panjang, semacam kokaina, bisa menyebabkan otak mengurangi jumlah reseptor dopamin yang tersedia.
4. Lemak jenuh
Konsumsi lemak jenuh secara terus-menerus bisa membuat fungsi sistem saraf pusat terganggu, akibatnya produksi dopamin akan mengalami penurunan. Lemak jenuh ini di antaranya bisa ditemui pada ayam goreng, coklat, atau roti mentega.
5. Stres
Stres yang berkepanjangan bisa membuat produksi dopamin dalam tubuh berkurang, dan seiring waktu akan menyebabkan berkurangnya neurotransmitter dalam tubuh.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari