Menuju konten utama

Apa Itu Steroid & Mengapa Diberikan pada Pasien Positif Covid-19?

Steroid untuk pasien Covid-19, efek samping Steroid dan alasan diberikan pada penderita Corona.

Apa Itu Steroid & Mengapa Diberikan pada Pasien Positif Covid-19?
Ilustrasi steroid. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Steroid dapat menyelamatkan nyawa pasien yang terinfeksi COVID-19 yang parah.

Dikutip dari Indian Express, beberapa dokter saat ini meresepkan steroid untuk pasien yang dinyatakan positif Covid-19, meski begitu masih ada sedikit keraguan dan kerancuan tentang penggunaannya.

Pada September 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan "pedoman sementara" tentang penggunaan steroid, deksametason dan kortikosteroid lainnya untuk pengobatan COVID-19.

Pedoman tersebut dikembangkan oleh panel WHO dan para ahli serta peneliti internasional, berdasarkan bukti yang dikumpulkan dari uji klinis.

Ada dua rekomendasi yang disampaikan, yakni:

  1. WHO sangat menganjurkan agar kortikosteroid (deksametason, hidrokortison atau prednison) diberikan secara oral atau intravena untuk pengobatan pasien dengan COVID-19 yang parah dan kritis.
  2. WHO menyarankan agar penggunaan kortikosteroid dalam pengobatan pasien dengan COVID-19 tidak parah, kecuali jika pasien sudah minum obat ini karena kondisi lain.
Untuk waktu dan durasi pengobatannya sendiri harus sekali sehari selama 7-10 hari.

Sementara dosis hariannya harus 6 mg deksametason, setara dengan 160 mg hidrokortison (50 mg setiap 8 jam atau 100 mg setiap 12 jam), 40 mg prednison, 32 mg metilprednisolon (8 mg setiap 6 jam).

Menurut Dr Abdul Samad Ansari, direktur perawatan kritis, Nanavati Max Super Speciality Hospital di Mumbai, India, meskipun steroid efektif untuk mengurangi infeksi yang terkait dengan peradangan, namun steroid harus digunakan secara bertanggung jawab dan tepat waktu untuk menghindari replikasi virus yang agresif.

“Penggunaan steroid harus dibatasi pada pasien dengan demam persisten, gangguan oksigenasi (kesulitan bernapas) atau batuk yang memburuk karena peradangan saluran napas selama lebih dari 5-7 hari. Dosis steroid tidak boleh lebih dari 2mg / kg untuk setiap individu dan idealnya dibatasi pada 1mg / kg," kata Abdul Samad.

Artinya, lanjut Samad, untuk individu dengan berat 60 kg, penggunaan steroid harus kurang dari 120 mg dan idealnya dibatasi hingga 60 mg.

"Dosis harus dikurangi seiring waktu dan strategi pengobatan yang berbeda harus diterapkan jika kondisi pasien tidak membaik,” imbuhnya.

Ia juga memperingatkan bahwa saat meresepkan steroid dosis tinggi untuk pasien diabetes, para dokter juga harus waspada terhadap infeksi sekunder.

"Karena penggunaan steroid secara sembarangan untuk pasien dengan diabetes yang diketahui batasnya, dapat menyebabkan infeksi tambahan atau terobosan infeksi jamur dan bakteri,” jelasnya.

Sementara Dr Pradip Shah, dokter umum, Rumah Sakit Fortis India menjelaskan, steroid banyak digunakan sebagai pengobatan utama untuk kondisi peradangan tertentu, seperti vaskulitis sistemik (radang pembuluh darah) dan miositis (radang otot).

"Mereka juga digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis, benjolan, asam urat, dan infeksi virus," ujar dia.

Efek Samping Steroid

Berikut ini beberapa efek samping penggunaan steroid menurut dokter:

  • Gangguan pencernaan / mulas
  • Peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan
  • Kesulitan tidur, perubahan mood dan perilaku
  • Merasa mudah tersinggung atau cemas
  • Meningkatnya risiko infeksi, cacar air, herpes zoster dan campak
  • Gula darah tinggi, osteoporosis, glaukoma dan katarak.
Steroid, menurut Pradip, dapat menyelamatkan nyawa pasien dengan infeksi COVID-19 yang parah. Steroid yang digunakan dalam COVID-19 adalah dexamethasone, methy / prednisolone.

"Pasien dengan COVID-19 yang parah dapat mengembangkan respons peradangan sistemik yang dapat menyebabkan cedera paru-paru dan disfungsi organ multisistem. Efek anti-inflamasi steroid yang kuat dapat mencegah efek yang merusak,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait OBAT CORONA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya