Menuju konten utama

Apa itu Sakit Kepala Tegang, Jenis, Penyebab dan Pengobatan SKT

Pengertian Sakit Kepala Tegang, jenis SKT dan penyebab sering sakit kepala.

Apa itu Sakit Kepala Tegang, Jenis, Penyebab dan Pengobatan SKT
Ilustrasi sakit kepala. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Salah satu masalah kesehatan yang kerap ditemui di tengah masyarakat adalah Sakit Kepala Tegang (SKT).

Sakit Kepala Tegang sering dirasakan oleh manusia pada setiap jenjang usia, namun keluhan jenis tersebut biasanya mudah ditemui pada remaja yang mulai beranjak dewasa atau orang dewasa.

Dikutip dari lamanMayo Clinic, Sakit Kepala Tegang umumnya merupakan nyeri ringan hingga sedang yang sering digambarkan sebagai perasaan seperti pita ketat di sekitar kepala.

Sakit Kepala Tegang juga dapat terjadi di leher dan dikaitkan dengan ketegangan ototnya.

Secara sederhana, Sakit Kepala Tegang terjadi sebagai akibat otot leher dan kulit kepala yang menjadi tegang atau berkontraksi.

Jenis Sakit Kepala Tegang

LamanWebMD menyebutkan, sakit kepala tegang dibagi menjadi dua berdasarkan jenisnya, yakni Sakit Kepala Tegang episodik dan Sakit Kepala Tegang kronis.

Sakit Kepala Tegang episodik dapat berlangsung selama 30 menit sampai dengan seminggu.

Kemudian, keluhan paling lama dari Sakit Kepala Tegang episodik terjadi kurang dari 15 hari per bulan.

Keluhan Sakit Kepala Tegang episodik seringkali dimulai secara perlahan dan ketika tengah hari.

Sakit Kepala Tegang jenis episodik yang terjadi secara terus menerus dapat menjadi Sakit Kepala Tegang kronis.

Sementara itu, Sakit Kepala Tegang kronis dapat terjadi selama berjam-jam dan bersifat kontinu.

Sakit Kepala Tegang jenis ini, dapat terjadi selama kurun waktu lebih dari 15 hari hingga setidaknya tiga bulan.

Kemudian, Sakit Kepala Tegang dan migrain merupakan sama-sama keluhan sakit kepala, sehingga biasanya sulit untuk dibedakan.

Gejala yang membedakan antara Sakit Kepala Tegang dan migrain, yakni Sakit Kepala Tegang biasanya tidak berhubungan dengan gangguan penglihatan, mual atau muntah.

Penyebab Sakit Kepala Tegang

Segala kegiatan manusia yang menyebabkan kepala tertahan pada satu posisi, terutama dalam waktu yang lama pasti akan menyebabkan sakit kepala.

Beberapa kegiatan yang menyebabkan kepala tidak bergerak dalam waktu yang lama seperti mengetik atau pekerjaan komputer lainnya, pekerjaan halus menggunakan tangan, dan mengoperasikan mikroskop.

Tidur pada ruangan suhu yang terlalu dingin atau menempatkan posisi leher tidak tepat juga dapat menyebabkan terjadinya Sakit Kepala Tegang.

Dikutip dari lamanMedline Plus, beberapa pemicu lain yang dapat menyebabkan terjadinya Sakit Kepala Tegang sebagai berikut:

    • Stres fisik atau emosional
    • Penggunaan alkohol
    • Kafein (terlalu banyak atau penarikan)
    • Pilek, flu, atau infeksi sinus
    • Masalah gigi seperti mengatupkan rahang atau menggertakkan gigi
    • Ketegangan mata
    • Merokok berlebihan
    • Kelelahan
Beberapa orang dengan sakit kepala tegang umumnya tidak mencari pengobatan di rumah sakit dan mencoba mengobati sendiri rasa sakitnya.

Sayangnya, penggunaan berulang pereda nyeri yang tersedia tanpa resep justru dapat menyebabkan sakit kepala jenis lainnya, sehingga obat sakit kepala dikonsumsi secara berlebihan.

Berbagai obat, baik non-resep dan resep, tersedia untuk mengurangi rasa sakit sakit kepala, termasuk:

  • Obat pereda nyeri. Pereda nyeri sederhana yang tersedia tanpa resep biasanya merupakan pengobatan lini pertama untuk mengurangi nyeri kepala. Ini termasuk obat aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium.
  • Obat kombinasi. Aspirin, asetaminofen atau keduanya sering dikombinasikan dengan kafein atau obat penenang dalam satu pengobatan. Obat kombinasi mungkin lebih efektif daripada pereda nyeri bahan tunggal. Banyak obat kombinasi tersedia tanpa resep.
  • Triptan dan narkotika. Untuk orang yang mengalami migrain dan sakit kepala tipe tegang episodik, triptan dapat secara efektif menghilangkan rasa sakit dari kedua sakit kepala. Opioid, atau narkotika jarang digunakan karena efek samping dan potensi ketergantungannya.

Baca juga artikel terkait SAKIT KEPALA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno