tirto.id - KTT BRICS mulai dihelat 22-24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan. Presiden Jokowi hadir pada konferensi tingkat tinggi yang terbentuk 2009 itu. Kendati demikian, kedatangan Jokowi ini tidak lantas menjadi tanda bergabungnya Indonesia di KTT BRICS.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menegaskan jika Jokowi datang sebagai tamu undangan. Di sisi lain, Jokowi adalah Ketua ASEAN 2023.
Sebelumnya, Jokowi telah berkunjung ke Kenya, Tanzania, dan Mozambik. Di sela-sela KTT BRIC, Jokowi akan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa kepala negara.
Pada kesempatan lain, Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, mengatakan ada ketertarikan dari Indonesia untuk bergabung dengan BRICS demi menjajaki peluang dan memperluas pasar non-tradisional ke Afrika dan Amerika Latin.
BRICS memberikan peluang berbeda dari kerja sama yang telah dilakukan Indonesia selama ini seperti dengan ASEAN, APEC, dan G20.
“Fokusnya berbeda dengan yang kita lakukan di ASEAN, di APEC, atau G20. Ada kawasan baru… Brazil di Amerika Latin, Afrika Selatan di Afrika. Bisa jadi entry point eksplorasi yang belum dilakukan," kata Jerry seperti dikutip Antara, Sabtu (19/8/2023).
Menurut catatan Jerry, sebelum adanya kerja sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) Cooperation or the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) muncul wacana untuk dihadirkannya "I" dalam BRICS, yatu India dan Indonesia.
Potensi Indonesia yatu mempunyai penduduk yang sangat besar dan perekonomian global tidak dapat dipisahkan dari jumlah penduduk.
Sampai saat ini, hampir 20 negara ingin mendapat kursi sebagai anggota BRICS, seperti Bangladesh, Ethiopia, Belarusia, dan Aljazair. Kebanyakan negara-negara tersebut dari kawasan Arab dan Asia Pasifik.
Posisi BRICS diperhitungkan dan sering dinilai menjadi pesaing kuat kelompok ekonomi G7 yang digawangi Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang.
Apa itu KTT BRICS, Sejarah, dan Anggotanya?
BRICS adalah kata yang terbentuk dari akronim Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan). Negara-negara tersebut sekaligus menjadi anggota dari BRICS yang merupakan aliansi ekonomi untuk negara-negara berkembang.
Tujuannya mendorong peningkatan tingkat perdagangan dan kerja sama di antara negara-negara anggota. Akronim BRICS diciptakan oleh ekonom Goldman Sachs, Jim O'Neill, pada 2001 dan pada 2010 turut ditambahkan Afrika Selatan.
O'Neill meyakini perekonomian global akan didominasi empat negara BRICS karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat dan menjadi negara emerging market.
Terkait dengan aliansi ekonomi di antara negara BRICS, ada peran Rusia yang memprakarsainya. Presiden Vladimir Putin menyampaikan gagasannya membentuk kerjasama multilateral di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York. Akhirnya, pertemuan tingkat menteri BRICS diadakan pertama kali pada 20 September 2006.
Dua tahun kemudian, Rusia menjadi tuan rumah pertemuan Menteri Luar Negeri BRIC pada 16 Mei 2008. Pertemuan di Yekaterinburg, Rusia, tersebut menghasilkan Komunike Bersama menyikapi perkembangan global.
Mengutip India Times, pertemuan antara kepala negara BRIC mulai dilakukan. Pada 9 Juli 2008, Presiden Dmitry Medvedev bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Perdana Menteri India Manmohan Singh, dan Presiden Tiongkok Hu Jintao saat sela-sela KTT G8 di Toyako, Hokkaido, Jepang. Mereka sepakat untuk melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRIC.
Upaya tersebut terwujud dengan penyelenggaraan KTT BRIC pertama di Yekaterinburg, Rusia, pada 16 Juni 2009. Para pemimpin negara BRIC mengeluarkan Pernyataan Bersama dan menetapkan tujuan BRIC. Mereka saling berjanji meningkatkan kerja sama dan dialog di antara negara BRIC secara transparan, terbuka, proaktif, dan bertahap.
Pada 2011, Afrika Selatan bergabung dengan BRIC sehingga dalam akronim ditambahkan huruf "S" menjadi BRICS. Dengan demikian anggota BRICS menjadi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Para pemimpin negara anggota menghadiri KTT BRICS yang dihelat tiap tahunnya.
Peran BRICS tidak bisa diremehkan dalam perekonomian global. Mengutip CBS, BRICS berkontribusi pada Product Domestic Bruto (PDB) global melampaui negara-negara G7 di tahun 2023 ini. Artinya, hampir sepertiga aktivitas ekonomi dunia disumbang melalui peran anggota BRICS.
Pada KTT BRICS 22-24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan, salah satu agenda yang dibahas adalah pengurangan ketergantungan global pada mata uang dolar AS. Mereka juga membahas tentang kemungkinan penggunaan mata uang bersama dalam perdagangan internasional.
Alasan pembahasan hal tersebut karena dolar AS terlalu mempengaruhi mata uang lainnya. Saat perekonomian AS menguat, dolar ikut menguat. Sayangnya penguatan dolar AS membuat nilai mata uang lain menjadi lemah.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto