Menuju konten utama

Apa Itu Gas Air Mata dan Bagaimana Cara Mengatasi Paparannya?

Berikut ini adalah penjelasan soal pengertian gas air mata dan cara mengatasi paparannya.

Apa Itu Gas Air Mata dan Bagaimana Cara Mengatasi Paparannya?
Police officers fire tear gas during a soccer match at Kanjuruhan Stadium in Malang, East Java, Indonesia, Saturday, Oct. 1, 2022. Clashes between supporters of two Indonesian soccer teams in East Java province killed over 100 fans and a number of police officers, mostly trampled to death, police said Sunday. (AP Photo/Yudha Prabowo)

tirto.id - Gas air mata atau yang kerap disebut CS dengan rumus kimia 2-Clorobenzalden Malononitril merupakan salah satu senjata kimia yang sering sekali digunakan untuk melawan musuh, menghadapi hewan berbahaya, atau pun melawan penjahat dalam keadaan berbahaya.

Namun, di Indonesia gas air mata ini kerap digunakan oleh aparat untuk menghentikan aksi demo ricuh atau kerusuhan yang terjadi.

Gas air mata sendiri biasanya memiliki panjang hanya sekitar 10 Cm atau sebesar ukuran telapak tangan orang dewasa. Biasanyan gas air mata berbentuk seperti peluru dan ditembakkan melalui pistol pelontar.

Setelah ditembakkan dan jatuh, gas air mata akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih dan jika manusia yang terkena asap ini secara langsung maka organ tubuh seperti mata, hidung, dan mulut akan langsung bereaksi.

Mengenal Apa Itu Gas Air Mata

Gas air mata biasanya berasal dari gas kimia yang digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata atau sistem pernapasan. Gas air mata bisa disimpan dalam bentuk semprotan maupun granat.

Gas air mata atau yang disebut juga lacrimator mengandung zat yang dapat mengiritasi selaput lendir mata dan menyebabkan munculnya sensasi menyengat dan air mata, seperti dilansir Encyclopedia Britannica.

Zat yang paling sering digunakan sebagai gas air mata adalah senyawa halogen organik sintetik. Isi gas air mata bukan benar-benar "gas" melainkan cairan atau padatan yang dapat tersebar halus ke udara dengan cara semprotan, generator, granat, dan lain-lain.

Dua kandungan gas air mata yang paling sering digunakan adalah ω-chloroacetophenone atau CN dan o-chlorobenzylidenemalononitrile atau CS. CN adalah komponen utama dari aerosol Mace dan banyak digunakan untuk menangani kerusuhan. Kandungan ini sangat mempengaruhi mata.

Umumnya, gas air mata yang digunakan adalah oleoresin capsicum (semprotan merica). Di mana semprotan merica OC belakangan ini menjadi semakin populer setelah menggantikan kedua bahan CN dan CS untuk penggunaan sipil, kemudian benzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN).

Bentuk gas air mata yang paling sering digunakan adalah 2-chlorobenzalmonolonitrile (gas CS) yang pertama kali ditemukan oleh dua ilmuwan Amerika Serikat di tahun 1928.

Efek Gas Air Mata

Efek dari gas air mata berhubungan dengan konsentrasi senyawa dan durasi paparan. Jadi, konsentrasi yang tinggi dalam waktu singkat lebih berbahaya dari konsentrasi yang rendah dalam waktu yang lama.

Adapun, ambang batas iritasi yang paling besar untuk CN (1.0 mg m3 ), diikuti oleh CS (0,004 mg m3 ) dan OC (0,002 mg m3 ).

Sementara itu, mata dan sistem pernapasan adalah target utama dari paparan gas air mata. Karena iritasi mata dan saluran pernapasan akan terjadi kurang lebih dalam 20–60 detik.

Gejala mata termasuk nyeri, blepharospasm (kondisi kelopak mata berkedip), fotofobia, konjungtivitis (mata merah akibat peradangan), dan injeksi scleral, edema periorbital (mata berkantung), eritema kelopak mata dan lakrimasi (menghasilkan air mata).

Para ahli juga menyebut gas air mata bisa menyebabkan lecet di area korena. Sedangkan pada pernapasan, setelah terhirup maka efeknya bisa berupa perih atau sensasi terbakar di hidung, sesak dan nyeri di dada, perih tenggorokan, sesak napas, batuk, bersin dan kesulitan bernapas.

Kemudian, air liur yang terkontaminasi dan tertelan dapat menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium (rasa sakit di ulu hati), mual, muntah dan atau diare.

Cara Mengatasi Paparan Gas Air Mata

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi paparan gas air mata, seperti dikutip laman HMJ Kimia UIN Malang.

1. Atasi paparan pada mata

Penanganan untuk paparan pada mata awalnya harus dihilangkan kontaminasinya dengan membilas mata dengan air atau garam selama 10-20 menit. Pembilasan dengan saline (larutan garam) normal sangat berefek besar untuk perbaikan gejala. Jika Anda menggunakan lensa kontak, Anda harus melepaskannya lebih dulu.

2. Atasi paparan pada saluran pernapasan

Gejala efek gas air mata pada pernapasan biasanya ringan dan seharusnya membaik dengan penghentian paparan dan membawanya ke udara segar.

Namun, konsentrasi tinggi (seperti paparan di ruang terbatas) atau periode paparan yang lama dapat menyebabkan gejala pada pernapasan yang cukup signifikan.

Kegagalan pernapasan mungkin jarang terjadi, tetapi itu bisa terjadi akibat spasme laring yang menghambat jalan nafas sehingga ventilasi bantuan mungkin diperlukan.

Dapat terjadi eksaserbasi asma, emfisema(kerusakan alveolus) atau bronchitis pada mereka yang memiliki kondisi tersebut sebelumnya, ataupun bisa juga tidak. Hanya saja, asma bisa terjadi karena alergi akibat menanggapi agen.

3. Atasi paparan pada kulit

Cara mengatasi paparan gas air mata pada kulit harus didekontaminasi secara menyeluruh dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan kontaminasi dan menenangkan sensasi terbakar. Wajah juga harus dibersihkan dari partikel-partikel tersebut sebelum dicuci dengan sabun.

4. Atasi paparan pada saluran pencernaan

Gejala gastrointestinal atau gangguan saluran pencernaan bisa terjadi jika terkena gas air mata dan menyebabkan muntah, mual dan lain-lain. Apabila air liur yang telah terkontamisani tertelan, dapat menyebabkan muntah dan diare.

Biasanya gejala gastrointestinal keseluruhan sembuh secara spontan, dan pengobatan spesifik lebih lanjut tidak dibutuhkan.

Namun, jika muntah atau diare terus berlanjut atau parah, ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan elektrolit, asidosis (penumpukan asam dalam darah), syok, kejang, obtundasi (penurunan kesadaran) dan hipokal- aemia (kadar kalium yang rendah dalam darah). Dalam situasi ini, pasien mungkin memerlukan perawatan penggantian elektrolit

Baca juga artikel terkait GAS AIR MATA atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora