Menuju konten utama

Apa Itu Deklarasi Balfour, Penyebab Konflik Israel-Palestina?

Apa isi Deklarasi Balfour yang disebut-sebut sebagai akar masalah invasi Israel ke Palestina?

Apa Itu Deklarasi Balfour, Penyebab Konflik Israel-Palestina?
Sejumlah massa yang tergabung dalam Aksi Solidaritas Untuk Palestina membentangkan poster saat melakukan unjuk rasa di Jakarta, Jumat (20/10/2023). Dalam unjuk rasa tersebut mereka mendesak para pimpinan Negara Arab dan Dunia untuk bersatu dan mendesak Israel segera menghentikan kekejaman terhadap warga Palestina. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Deklarasi Balfour bikinan Inggris selama ini dituding sebagai akar masalah Israel dan Palestina. Cikal bakal berdirinya negara Israel itu pun turut mengawali pertikaian yang sudah bertahan selama lebih dari 1 abad terakhir.

Deklarasi Balfour dilakukan pada 2 November 1917 silam oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour.

Mengutip laman Britannica, Deklarasi Balfour merupakan pernyataan dukungan Kerajaan Inggris atas upaya pendirian sebuah tanah air Yahudi di Palestina.

Terlepas dari maksud dan tujuannya, konflik Israel-Palestina selama puluhan tahun terakhir turut merenggut korban jiwa, khususnya dari warga Arab di Palestina.

Lantas, apa itu Deklarasi Balfour hingga dampaknya untuk Palestina?

Sejarah Deklarasi Balfour

Dalam jurnal "DEKLARASI BALFOUR,LAHIRNYA SEBUAH PRASANGKA 100 TAHUN: Mengenang Satu abad Deklarasi Balfour 1917-2017" oleh Yecki Bus terbit tahun 2017, Deklarasi Balfour bisa dikatakan terjadi akibat adanya organisasi Zionis Internasional tahun 1879 di Austria.

Pergerakan yang dipimpin Chaim Weizmann itu semakin aktif jelang Perang Dunia I (1914-1918). Misi untuk mendirikan negara di "tanah air" Palestina memang terhalang oleh Kalifah Utsmaniyah yang masih berkuasa.

Mereka lalu menarik sejumlah tokoh Yahudi Inggris, seperti Sir Herbert Samuel dan Lionel Walter Rothschild, pemimpin komunitas Anglo-Yahudi.

Sementara Perdana Menteri Inggris, Liyod George bersama Menlu Arthur James Balfour, juga menilai peranan penting komunitas tersebut demi menarik simpati sekutu Amerika Serikat yang memiliki banyak komunitas Yahudi.

Rombongan James Balfour dengan misi ganda lantas melakukan kunjungan ke AS pada Mei 1917 dan menemui Justice Brandeis. Ia adalah tokoh sentral Yahudi dan sahabat karib Presiden Woodrow Wilson.

Menlu AS, Wiliam J. Bryant dan sejumlah menteri lain lantas menyambut dengan tangan terbuka. Seorang Woodrow Wilson bahkan menyatakan diri sebagai zionis.

Pada tanggal 2 November 1917, James Balfour lantas mengirim surat kepada Lionel Walter Rothschild. Intinya, Inggris mendukung pendirian tanah air nasional oleh warga Yahudi di Palestina.

Namun mereka tidak ingin adanya korban sipil maupun dari pihak non-Yahudi yang ada di kawasan tersebut.

Apa Isi Deklarasi Balfour?

Isi surat alias Deklarasi Balfour tersebut adalah sebagai berikut:

Kementerian Luar Negeri Inggris,

2 November 1917

Kepada Yang Terhormat Rothschild

Dengan rasa senang saya menyampaikan pada Anda, atas nama Pemerintah Kerajaan Inggris, deklarasi yang didasarkan pada simpati untuk aspirasi Zionis Yahudi ini telah diajukan dan disetujui oleh Kabinet Perang.

Pemerintah Kerajaan Inggris memandang positif pendirian tanah air nasional untuk orang orang Yahudi di Palestina, dan akan menggunakan usaha terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, sebab dipahami bahwa tidak ada yang dapat menghakimi hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lainnya.

Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini kepada Federasi Zionis Britania Raya dan Irlandia.

Salam,

Arthur James Balfour.

Deklarasi Balfour ditengarai sebagai upaya dukungan penuh pemerintah Inggris kepada kaum Yahudi Zionis. Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan simpati dari orang-orang Yahudi di Amerika Serikat agar negara tersebut ikut Perang Dunia I.

Pasca perang, situasi di Palestina menjadi semakin rumit setelah wilayah ini dikuasai pasukan Inggris. Sejumlah negara di Arab melakukan penolakan atas rencana Deklarasi Balfour hingga menimbulkan ketidakpastian atas Palestina yang sempat dijanjikan kemerdekaan oleh Inggris.

Di lain sisi, gelombang perpindahan imigran Yahudi terjadi secara besar-besar ke wilayah Palestina antara tahun 1919-1921. Alhasil, mereka yang sempat menjadi minoritas akhirnya berstatus mayoritas.

Pada Mei 1939, Inggris mulai merubah kebijakan. Mereka membatasi arus imigran yang masuk ke Palestina. Namun, kaum Zionis Yahudi menentang kebijakan tersebut dan diwarnai meletusnya Perang Dunia II (1939-1945).

Selang 3 tahun kemudian, Zionis Yahudi yang sudah menduduki sebagian besar wilayah secara resmi mendirikan negara Israel di tanah Palestina hingga menyebabkan konflik yang berlangsung sampai saat ini.

Tidak hanya melawan warga Arab lokal yang sebelumnya lebih dulu mendiami wilayah tersebut, perang juga turut melibatkan beberapa negara tetangga yang sempat menyatakan menolak berdirinya Israel.

Baca juga artikel terkait ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra