tirto.id - Apa itu Dandyism merupakan salah satu pertanyaan yang saat ini tengah membuat penasaran banyak publik di dunia usai trend tersebut ditetapkan sebagai tema Met Gala 2025. Lantas, apa itu Dandyism yang populer di Met Gala 2025?
Met Gala yang dikenal juga sebagai Costume Institute Gala merupakan sebuah acara amal tahunan yang digelar oleh pemimpin redaksi Vogue Amerika, Anna Wintour. Acara ini telah berlangsung sejak 1948 dan masih berlangsung hingga kini setiap tahun.
Tujuan utama diadakannya Met Gala ini yakni sebagai acara mal untuk mengumpulkan dana bagi Costume Institute of the Metropolitan Museum of Art yang bertanggung jawab atas pengumpulan, pelestarian, dan pameran koleksi pakaian, serta aksesoris di Museum Seni Metropolitan di New York.
Tak hanya menjadi acara amal, Met Gala juga menjadi momentum bagi para selebritas, desainer, dan tokoh penting di industri mode dan hiburan untuk saling memamerkan karya mereka masing-masing sekaligus merayakan dunia fesyen.
Di tahun 2025 ini, Met Gala yang disebut sebagai panggung paling glamor di dunia mode dan pesta tahunan bertajuk "malam Oscar-nya fashion" ini telah digelar pada Senin, 5 Mei 2025 pukul 18.00 EST atau pada Selasa, 6 Mei 2025 pukul 05.00 WIB untuk penonton Indonesia.
Sama seperti di acara tahunan sebelumnya, Met Gala 2025 juga digelar di The Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat.
Dalam perhelatan acara yang kerap memicu diskusi soal dunia mode itu memicu atensi tunggu usai tema yang diusungnya bertajuk Superfine-Tailoring Black Style dengan dress code Tailored for You.
Tema yang diusung tersebut dipilih dalam rangka menghormati Dandyisme kulit hitam dan mengeksplorasi mengenai pentingnya pakaian untuk mengangkat identitas orang kulit hitam.
Di samping itu, tak banyak publik yang belum memahami mengenai Dandyism termasuk seperti apa tampilannya. Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Apa Itu Dandyism dan Tampilannya?
Dandyism merupakan sebuah gaya busana khas orang kulit hitam. Mengutip CBS News, Dandyism pernah digunakan untuk menggambarkan gaya aristokrat, namun istilah tersebut kian berkembang seiring dengan perdagangan budak lintas Atlantik.
Pada abad ke-18 silam, para pelayan berkulit hitam di Inggris yang bergaya Dandisme pernah dipaksa mengenakan kerah emas, kuningan, dan perak dengan gembok untuk menandakan kekayaan pemiliknya.
Saat itu, para budak yang tanpa identitas masing-masing, mereka juga kerap mengenakan gaya mereka sendiri pada penampilan terbaik mereka saat pergi ke gereja di hari Minggu.
Masa renaisans menjadi masa kehidupan dan berpakaian berani bagi warga Amerika berkulit hitam. Saat itu, kaum wanita banyak yang mengenakan bulu dan gaun bermanik-manik, sedangkan kaum pria bereksperimen dengan kain yang disesuaikan, seperti siluet yang mengambang, topi fedora, hingga sepatu oxford dua warna.
Dandyism atau Dandisme sendiri merujuk pada seorang pria, Dandy, yang memiliki tujuan untuk berpenampilan menonjol dengan dandanan dan busana yang sempurna. Salah satu tokoh terkenal di Inggris pada abad ke-18 yang menerapkan gaya tersebut adalah Beau Brummell. Ia menjadi tokoh yang merevolusi mode dengan mengangkat gaya pribadi menjadi sebuah bentuk seni.
Tak hanya itu, Brummell juga menolak kemewahan busana Aristokrat di masa lalu. Brummell cenderung menyukai gaya yang sederhana dan tegas, namun menekankan kehalusan ketimbang kemewahan.
Bagi para penganut Dandyism, mode dinilai sebagai sarana untuk mengekspresikan diri sekaligus bentuk pemberontakan halus terhadap norma-norma masyarakat. Dalam hal ini, gaya tersebut banyak dianut oleh Dandy kulit hitam.
Seiring perjalanannya, Dandyism menjadi identitas, kekuasaan, dan simbol perlawanan dari orang kulit hitam. Lewat Dandisme, orang kulit hitam juga menentang kategori ras dan kelas yang kaku yang berusaha membatasi mereka.
Saat ini, Dandyism banyak dikenal sebagai gaya berbusana khas orang kulit hitam, dengan ornamen maupun warna yang digunakan didominasi warna serba hitam.
Sejarah Black Dandyism
Mengutip Vogue, akar dari Black Dandyism atau Dandyism bermula setelah periode pasca Emansipasi ketika jalinan rumit budaya kulit hitam dengan mode bergaya Eropa. Namun, Dandisme kulit hitam mulai berlaku penuh selama Harlem Renaissance.
Pada tahun 1920 silam, Harlem Renaissance menjadi pusat pemikiran intelektual dan artistik kulit hitam. Di masa itu, tokoh-tokoh besar seperti Langston Hughes dan lainnya mendobrak batasan dengan kontribusi sastra dan artistik mereka. Momen tersebut sekaligus menjadi masa revolusi budaya yang terjadi dalam dunia mode.
Kaum Dandy di masa Renaissance saat itu membuat perlawanan dengan cara mengenakan pakaian menonjol yang bertujuan untuk menegaskan diri mereka di dunia yang kerap kali mengabaikan martabat mereka. Sederhananya, Dandyism menjadi bentuk ekspresi untuk menolak batasan-batasan yang diberikan kepada orang kulit hitam di Amerika saat itu.
Lambat laun gaya Dandisme kemudian menjadi simbol perlawanan bagi masyarakat yang berusaha mendefinisikan mereka berdasarkan ras, bukan karakter.
Seiring perkembangannya, Dandyism kulit hitam modern mulai merangkul penjahitan yang dibuat secara khusus dengan aksesori yang mewah, dan palet warna yang sangat berani. Pada perancangannya, mereka tetap mengedepankan makna yang sama kuatnya.
Dandyism juga yang identik dengan stelan jas yang dirancang dengan rapi, topi fedora, dan motif yang cerah dengan menawarkan sentuhan modern menjadi bukti nyata dari kekuatan gaya Dandisme yang berkelanjutan. Secara tidak langsung, kaum Dandy juga menciptakan norma-norma baru dalam dunia mode dengan tetap menghormati warisan mereka.
Di tahun 2025 ini, gaya Dandyism kulit hitam diusung menjadi tema utama dalam acara Oscar-nya dunia fashion, yakni Met Gala yang menyiratkan pengakuan langsung atas pengaruh budaya kulit hitam dalam membentuk lanskap mode yang lebih luas.
Tak hanya itu, Met Gala 2025 juga menjadi momentum mengeksplorasi bagaimana Dandisme dalam budaya kulit hitam bukan hanya sebatas pakaian belaka, melainkan menjadi penegasan otonomi, keindahan, dan kekuatan dalam menghadapi dunia yang terus berupaya membatasi ekspresi kulit hitam.
Artis dengan Busana Dandyism di Met Gala 2025
Dalam acara Met Gala 2025, terdapat sejumlah artis ternama yang menuai atensi publik usai mengenakan busana Dandyism. Berikut daftar artis berbusana Dandisme di acara amal mode Met Gala 2025.
- ASAP Rocky
- Pharrell Williams
- Diana Ross
- Ayo Edebiri
- Jordan Casteel
- Cynthia Erivo
- Rashid Johnson
- Jonathan Owens
- Simone Biles
- Zendaya
- Lauren Halsey
- Teyana Taylor
- Arthur Jafa
- Colman Domingo
- Lewis Hamilton
- Gustav Magnar Witzoe
- Christian Latchman
- Amy Sherald
- Kerry Washington
- Grace Wales Bonner
- Antwaun Sargent.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Fitra Firdaus
Masuk tirto.id


































