tirto.id - Jujitsu merupakan jenis seni bela diri dari Asia yang dikenal dengan teknik dasar unik dan memiliki tingkatan sabuk. Selain diidentifikasi sebagai seni bela diri, jujitsu juga dianggap sebagai olahraga kompetitif.
Lantas, apa itu jujitsu? Jujitsu adalah bentuk seni bela diri lantai. Seni bela diri jujitsu berasal dari Jepang, meskipun berkembang pesat di negara-negara Eropa dan Amerika Selatan, khususnya Brazil.
Teknik jujitsu berfokus pada kuncian, lemparan, dan gulat. Di negara-negara Eropa dan Amerika Selatan cabang olahraga jujitsu juga dikenal dengan nama ju-jitsu atau jiu-jitsu.
Mirip seperti taekwondo dan karate, level kemahiran pemain jujitsu bisa diidentifikasi lewat warna sabuk. Tingkatan sabuk jujitsu diidetifikasi dalam warna yang berbeda-beda pada setiap wilayah.
Namun umumnya, urutan sabuk jujitsu dari level pemula ke mahir adalah putih, kuning, oranye, hijau, biru, ungu, coklat, hitam, dan merah. Bela diri jujitsu digemari banyak orang karena mengajarkan teknik-teknik pertahanan diri yang efisien.
Apa yang Dimaksud Jujitsu?
Jujitsu, jiu-jitsu, dan ju-jitsu adalah seni bela diri kuno yang berakar dari kebudayaan Jepang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jujitsu adalah seni bela diri lantai.
Sebagai salah satu cabang seni bela diri, apakah jujitsu silat seperti karate dan pencak silat? Jujitsu berbeda dengan pencak silat dan karate.
Menurut Sweet Science of Fighting, jujitsu cenderung mengandalkan kekuatan lawan dalam membela diri.
Ini tentu berbeda dengan karate dan pencak silat yang cenderung menggunakan kekuatan dan keterampilan diri dalam menghadapi lawan.
Jujitsu pertama kali diperkenalkan pada 1532 oleh seorang master bela diri bernama Takenouchi Hisamori. Dikutip dari History of Fighting, jujitsu awalnya diajarkan kepada para prajurit samurai untuk mempertahankan diri dari lawan.
Meskipun jujitsu tergolong seni bela diri kuno, namun ia terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Bahkan saat ini berkembang olahraga jujitsu modern dari negara-negara Barat.
Pada tahun 1900-an seorang diplomat asal Jepang bernama Mistuyo Maeda membawa seni bela diri jujitsu ke Brazil. Inilah yang menjadi awal mula berkembangnya jujitsu modern dari Brazil yang dikenal dengan sebutan jiu-jitsu.
Baik jujitsu Jepang maupun jiu-jitsu Brazil sama-sama populer dan sering dipertandingkan di kancah nasional hingga internasional. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok dari teknik dan cara bertarung.
Menurut Brazilian Jiu-jitsu (BJJ) World, jujitsu Jepang cenderung lebih agresif serta banyak menerapkan teknik lemparan dan tindihan. Di sisi lain, jiu-jitsu Brazil lebih lembut dan fokus pada teknik jepitan.
Hal ini karena jujitsu Jepang diterapkan untuk pertarungan nyata, seperti perang atau melindungi diri dari kejahatan. Sementara itu, jiu-jitsu Brazil lebih banyak digunakan untuk olahraga dan pertandingan sehingga fokusnya hanya untuk melemahkan lawan.
Teknik Bela Diri Jujitsu
Seni bela diri jujitsu mengajarkan berbagai teknik bela diri dan serangan. Teknik-teknik jujitsu umumnya diterapkan untuk melumpuhkan lawan dengan efisien.
Bakan teknik bela diri jujitsu memungkinkan individu melemahkan lawan yang memiliki kekuatan dan ukuran tubuh yang lebih besar. Setidaknya ada 9 teknik dasar yang perlu dipelajari dalam jujitsu.
Dikutip dari The Boxx Method, teknik-teknik tersebut melibatkan kuncian persendian, seperti kuncian, cekikan, sapuan, dan tindihan. Berikut beberapa teknik jujitsu yang perlu dipelajari di tingkat awal:
1. Teknik shrimp
Teknik shrimp atau teknik udang merupakan teknik yang paling populer dalam jujitsu. Sesuai namanya, teknik ini diterapkan dengan cara menekuk pinggang, pinggul, kaki, dan bahu hingga membentuk gestur seperti udang.
Gunanya adalah untuk menjauhkan diri dari lawan. Teknik ini juga dikenal dengan sebutan teknik pelarian pinggul.
2. Teknik sit-up segitiga
Teknik sit-up segitiga adalah teknik yang digunkan untuk mempertahankan psisi dominan. Teknik ini bisa diterapkan dengan berbaring terlentang sementara pinggul dan kaki diangkat dan membentuk segitiga atau angka empat.
Melalui gerakan ini, pemain jujitsu bisa menangkap lawan dan menjatuhkannya ke lantai.
3. Teknik penjagaan guard
Teknik penjagaan guard atau guard retention adalah teknik yang digunakan untuk bertahan dan mencegah lawan melewati guard. Istilah guard dalam jujitsu merujuk pada wilayah individu mengendalikan lawan dengan menggunakan kaki.
Wilayah guard harus dijaga supaya pemain tetap dominan. Teknik penjagaan guard diterapkan dengan cara menemukan titik-titik koneksi pada tubuh lawan sehingga lawan bisa dikontrol dengan baik.
Titik koneksi yang dimaksud bisa berupa kaki, tangan, bahu, pinggang, dan sebagainya sesuai dengan posisi lawan.
4. Teknik guillotine
Teknik guillotine merupakan salah satu teknik submission. Teknik submissionadalah sebutan teknik yang membuat lawan menyerah dan menyelesaikan pertandingan.
Teknik ini dilakukan dengan cara memegang leher lawan dengan kuat dan membatasi aliran udara yang masuk ke pernapasan. Melalui teknik ini lawan mau tak mau akan menyerah.
5. Teknik kimura
Teknik kimura juga merupakan teknik submission. Teknik ini diterapkan dengan cara mengunci lengan lawan dan menekan bahu mereka. Teknik kimura ini juga efektif membuat lawan menyerah karena jika dilakukan terlalu lama dapat menimbulkan cedera.
6. Teknik cekikan-tahan
Teknik cekikan-tahan atau choke-hold adalah teknik untuk menahan lawan dalam posisi tertentu. Teknik ini dilakukan dengan mencengkram leher lawan menggunakan tangan dan lengan dari arah belakang.
Kemudian pemain harus mendorong diri ke lantai dan menahan lawan hingga ia menyerah.
7. Teknik cekikan segitiga
Teknik cekikan lainnya yang juga efektif dalam melemahkan lawan adalah teknik cekikan segitiga. Teknik ini dilakukan dengan cara menahan leher lawang menggunakan kaki dan menjebak tangannya dengan berat tubuh.
8. Teknik sapuan trisep
Teknik sapuan trisep adalah teknik sapuan yang memanfaatkan kelengahan lawan. Tujuan teknik sapuan trisep digunakan untuk menyerang lawan dan meningkatkan peluang melakukan submission.
Teknik ini bisa diterapkan dengan cara guard atau menyerang dengan kaki dilanjutkan dengan melingkarkan lengan ke bahu lawan sambil memegang bisepnya. Melalui teknik ini, diharapkan lawan terjatuh dan submission bisa dilakukan.
9. Teknik sapuan pendulum
Teknik sapuan pendulum adalah teknik yang digunakan untuk menggiring lawan ke dalam gerakan berayun seperti pendulum. Teknik ini bermanfaat dalam melemahkan lawan dan memperoleh posisi yang menguntungkan.
Teknik sapuan pendulum diterapkan dengan cara menjatuhkan lawan, lalu menahan tangannya. Kemudian, kunci kaki lawan dan lakukan manuver atau gerakan memutar seperti pendulum.
Tingkatan Sabuk Jujitsu
Seperti beberapa seni bela diri lainnya, jujitsu juga menerapkan sistem tingkatan sabuk untuk mengukur kemajuan individu. Tingkatan tersebut diwujukan dalam sabuk berwarna putih, kuning, oranye, hijau, biru, ungu, coklat, hitam, dan merah.
Namun, tingkatan sabuk jujitsu bervariasi antar setiap ajaran. Perbedaan ini terletak pada penggunaan sabuk merah.
Di beberapa pusat pelatihan jujitsu, sabuk merah dikenakan bagi individu yang baru bergabung dan menjalani penilaian. Sementara itu, di pusat pelatihan jujitsu lainnya sabuk merah justru dikenakan bagi mereka yang memiliki kemahiran tertinggi.
Pada olahraga jujitsu modern sabuk merah untuk menandai individu sudah menempati level ke-9 di seni bela diri tersebut.
Tak hanya dilihat dari segi kemahiran, sabuk jujitsu juga biasanya diberikan sesuai usia individu. Bagi individu yang merupakan anak-anak di bawah usia 16 tahun umumnya akan mengenakan sabuk berwarna kuning, oranye, dan hijau.
Setelah mereka dewasa, mereka diperkenankan mempelajari tingkat lanjut dan memperoleh sabuk biru, ungu, hitam, coklat, dan merah. Sementara itu, bagi pemula baik dewasa ataupun anak-anak akan diberikan sabuk putih.
Dikutip dari situs Brazilian Jiu-Jitsu Academy, berikut ini urutan sabuk jujitsu modern dari yang terendah ke tertinggi:
- Sabuk putih: sabuk untuk jujitsu pemula yang baru mengenal olahraga jujitsu dan masih harus mempelajari teknik-teknik dasar.
- Sabuk kuning: sabuk untuk jujitsu junior yang sedang mempelajari teknik dasar blok, kuncian, dan lemparan sederhana.
- Sabuk oranye: sabuk untuk jujitsu junior lanjutan yang sedang mempelajari gerakan-gerakan teknis.
- Sabuk hijau: sabuk untuk jujitsu junior lanjutan tingkat kedua yang sudah mempelajari gerakan-gerakan teknis lebih rumit.
- Sabuk biru: sabuk untuk jujitsu dewasa lanjut yang sudah mempelajari banyak teknik jujitsu. Sabuk biru juga diberikan bagi mantan jujitsu junior tingkat lanjut yang sudah masuk usia 16 tahun.
- Sabuk ungu: sabuk untuk jujitsu dewasa yang sudah mempelajari jujitsu minimal 1,5 tahun. Pengguna sabuk ungu sudah dianggap memenuhi syarat untuk mengajar level sabuk di bawahnya.
- Sabuk coklat: sabuk untuk jujitsu dewasa tingkat lanjut yang diberikan setelah usia 18 tahun. Sabuk coklat umumnya bisa diraih setelah praktisi mempelajari jujitsu selama lima tahun atau 18 bulan setelah mengenakan sabuk ungu.
- Sabuk hitam: sabuk untuk jujitsu dewasa ahli yang sudah memiliki keahlian teknis dan praktis. Minimal pengguna sabuk hitam harus berusia 19 tahun dan mengenakan sabuk coklat selama 1 tahun.
- Sabuk hitam-merah: sabuk untuk jujitsu dewasa ahli tingkat kedua yang sudah memiliki keahlian tinggi dan banyak pengalaman. Umumnya, sabuk ini dikenakan antara 5-7 tahun hingga naik ke level berikutnya.
- Sabuk putih-merah: sabuk untuk jujitsu senior ahli. Sabuk ini dikenakan oleh praktisi minimal selama 10 tahun sebelum naik ke level berikutnya.
- Sabuk merah: sabuk tingkat tertinggi untuk setiap praktisi jujitsu modern senior yang masih hidup. Umumnya, sabuk ini baru bisa diterima para raktisi pada usia 60-an tahun dan memperoleh gelar grandmaster.
Editor: Dhita Koesno