Menuju konten utama

Teknik Dasar Taekwondo, Sejarah dan Tingkatan Sabuk

Berikut ini informasi tentang teknik dasar Taekwondo yang bisa dipelajari, sejarah singkat dan tingkatan sabuk yang terdapat di taekwondo.

Teknik Dasar Taekwondo, Sejarah dan Tingkatan Sabuk
Taekwondoin putra Indonesia, Muhamad (kiri) meraih baju lawannya taekwondoin putra Korea Selatan Lee Daehoon ketika terdorong jatuh setelah melepaskan tandangan di babak penyisihan kyorugi putra kelas di bawah 68 kg Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center. Muhamad kalah dan tidak dapat lanjut ke babak berikutnya, (23/8). ANTARA FOTO/INASGOC/SUNYOTO/inp/18

tirto.id - Taekwondo merupakan seni bela diri begitu populer di berbagai negara. Seni bela diri ini bisa dikenali lewat penerapan teknik dasar yang unik dan adanya tingkatan sabuk taekwondo.

Berdasarkan sejarah, taekwondo diperkirakan sudah ada sejak era Perang Dunia II. Meskipuntaekwondo berasal dari Korea, seni bela diri ini telah dipraktikkan di seluruh dunia.

Dikutip dari New York Times, seni bela diri taekwondo diciptakan oleh seorang Jenderal Korea bernama Choi Hong Hi. Ia berasal dari distrik Myong Chun yang kini dikenal sebagai Korea Utara.

Taekwondo mulai berkembang di Korea pada tahun 1940 sampai 1950-an. Taekwondo dipromosikan secara masif oleh pemerintah Korea Selatan setelah perang berakhir.

Berkat hal inilah yang membuat taekwondo semakin mendunia hingga masuk ke Indonesia pada 1970-an. Kemudian, pada 1988 taekwondo menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade Musim Panas Seoul.

Seperti jenis seni bela diri lainnya, taekwondo menghadirkan gerakan atau teknik yang unik. Teknik taekwondo ada bermacam-macam, mulai dari tendangan, pukulan, blok, dan serangan tangan terbuka.

Selain memiliki keunikan dari segi teknik, taekwondo juga bisa dikenali lewat kepemilikan sabuk sebagai. Seragam bela diri taekwondo umumnya memiliki sabuk yang beraneka warna.

Setiap warna menunjukkan tingkat latihan yang berhasil dicapai penggunanya. Tingkat sabuk taekwondo tidak hanya melambangkan kemahiran seseorang, tetapi juga tanggung jawab yang harus dipikul pemiliknya.

Teknik Dasar Taekwondo

Teknik dasar yang harus dipelajari dalam taekwondo ada beragam. Menurut Han's Taekwondo Academy, setidaknya ada 9 teknik dasar taekwondo yang wajib dipelajari.

Teknik dasar taekwondo itu meliputi sikap diam, penerapan jurus, pukulan, tendangan, tangkisan, hingga pola.

Salah satu teknik taekwondo yang paling ikonik adalah dollyeo chagi atau tendangan kuat dengan menggunakan punggung kaki. Selain dollyeo chagi ada juga teknik tendangan yup chagi, dwi chagi, dan ahp chagi.

Berikut ini daftar teknik dasar taekwondo seperti yang dijabarkan oleh Han's Taekwondo Academy:

1. Posisi perhatian

Posisi perhatian dalam taekwondo disebut dengan cha ryuht sohgi. Pada posisi ini, seniman taekwondo harus berdiri tegak dengan kedua kaki lurus sejajar.

Sementara itu, bagian lengan harus sedikit ditekuk ke samping tubuh dan telapak tangan mengepal. Posisi ini adalah posisi awal sebelum memulai pertandingan.

2. Posisi siap

Poisi siap dalam taekwondo disebut choon bi. Posisi ini merupakan posisi terakhir untuk mengawali pertandingan taekwondo. Posisi wajib dilakukan setelah pelatih atau wasit memberi aba-aba "junbi" yang artinya bersiap.

Posisi ini dilakukan dengan cara membuka kaki selebar bahu dan kedua lengan ditekuk ke depan badan. Sementara itu, telapak tangan dikepal dan diangkat setinggi sabuk.

3. Teknik kuda-kuda

Teknik kuda-kuda diterapkan untuk memastikan pemain taekwondo berada di posisi yang tepat sebelum menerapkan serangan atau tangkisan tertentu.

Teknik kuda-kuda di taekwondo ada beragam, termasuk di antaranya:

    • Ahp sohgi: posisi sebelum bergerak atau mengekseskusi teknik lainnya. Diterapkan dengan berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu dan berat badan merata di kedua kaki.
    • Ahp koobi: posisi untuk menyerang. Diterapkan dengan berdiri dengan salah satu kaki sedikit ke depan dan ditekuk sedangkan belakang dikunci lurus.
    • Dwi koobi: posisi untuk mempersiapkan serangan atau tangkisan. Diterapkan dengan salah satu kaki maju ke depan dan kaki lainnya diputar 90 derajat.
    • Bum sohgi: posisi harimau untuk mempersiapkan diri menendang. Diterapkan dengan cara membuka kaki sedikit lebih lebar dari kepala dan membiarkan tubuh bertumpu pada kaki belakang.
    • Joo-choom sohgi: posisi untuk memberikan pukulan. Diterapkan dengan cara kaki dibuka selebar dua bahu, lutut ditekuk dalam-dalam, dan tangan mengepal di atas pinggul.
    • Kyorugi choon bi: posisi untuk menendang dan menghindar. Diterapkan dengan cara berdiri dengan kaki lurus yang dibuka sedikit dan memusatkan beban pada salah satu bagian kaki yang digunakan untuk menendang.

4. Teknik serangan tangan

Teknik serangan tangan pada taekwondo umumnya digunakan untuk melancarkan serangan jarak dekat. Ini bisa berupa tinju, pukulan, dan serangan siku.

Berikut ini beberapa teknik serangan tangan pada taekwondo:

    • Ap joomuk: serangan tangan berupatinju depan. Diterapkan dengan cara menyerang langsung menggunakan buku-buku jari bagian depan.
    • Mejumeok: serangan tangan berupa tinju palu. Diterapkan dengan gerakan memukul bagian bawah wajah lawan.
    • Doong chumok: serangan tangan berupa tinju belakang. Diterapkan dengan cara mengayunkan tinjuan dari belakang menghadap wajah lawan.
    • Son nal chigi: serangan tangan berupa pukulan pisau. Diterapkan dengan mengayunkan tangan terbuka dan mengantam lawan dengan tepian jari-jari tangan.
    • Joomuk: serangan tangan berupa pukulan empat jari. Diterapkan dengan cara mengayunkan empat ujung jari ke titik-titik vital lawan.
    • Umji: serangan tangan menggunakan jempol. Diterapkan dengan cara menayunkan kepalan tangan dengan ibu jari menonjol ke arah lawan.
    • Palkup chigi: serangan tangan dengan menggunakan siku. Diterapkan dengan cara memukul lawan memakai lengan bagian bawah atau siku.

5. Teknik tendangan

Teknik taekwondo lainnya yang sangat penting adalah teknik tendangan. Teknik tendangan ini dilakukan untuk menyerang lawan.

Teknik tendangan pada taekwondo ada beragam, namun teknik dasarnya adalah sebagai berikut:

    • Ahp chagi: teknik tendangan depan. Diterapkan dengan cara menendang lawan menggunakan bagian atas kaki atau kaki bagian depan.
    • Yup chagi: teknik tendangan samping. Diterapkan dengan cara menendang lawan ke samping dengan kaki yang tegak.
    • Dolrya chagi: teknik tendangan balik. Diterapkan dengan cara menendang lawan menggunakan satu kaki dengan sudut 90 derajat dari punggung kaki.
    • Dwi chagi: teknik tendangan mendorong. Diterapkan dengan cara memukul lurus lawan menggunakan tumit agar tubuhnya terdorong dan kehilangan keseimbangan.
    • Ahp olligi: teknik tendangan kapak. Diterapkan dengan cara menendang lawan dari atas dengan satu atau kedua kaki.
    • Twi dolrya chagi: teknik tendangan memutar ganda. Diterapkan dengan cara melompat dan memberikan tendangan berputar.

6. Teknik tangkisan

Teknik tangkisan adalah teknik dalam taekwondo yang diterapkan untuk menangkis atau memblokade serangan lawan. Teknik ini digunakan untuk mempertahankan posisi dan mempertahankan diri.

Berikut ini beberapa teknik tangkisan dalam taekwondo:

    • Ahrae makgi: teknik tangkisan dari serangan rendah yang diberikan lawan untuk menyerang kaki.
    • Eogul makgi: teknik tangkisan untuk melindungi diri dari serangan kepala dan bahu.
    • Batang son makgi: teknik tangkisan untuk menangkis tendangan dan pukulan masuk.
    • Han son nal makgi: teknik tangkisan untuk bertahan dari serangan dari samping bawah tubuh.
    • Son nal makgi: teknik tangkisan untuk bertahan dari samping dan tengah tubuh.

7. Teknik sabetan

Teknik sabetan dalam taekwondo disebut chigi. Dikutip dari Taekwondo Preschool, teknik chigi mirip dengan teknik memukul, yaitu serangan menggunakan tangan.

Bedanya, teknik chigi diterapkan menggunakan kekuatan putaran tubuh, bukan hanya lengan atau telapak tangan. Tujuan teknik chigi dilakukan untuk memberi benturan yang tepat sasaran pada lawan.

8. Pola

Teknik dasar taekwondo lainnya adalah pola atau poomsae. Pola adalah serangkaian gerakan taekwondo yang diterapkan secara berurutan dan saling berhubungan.

Bagi pemula, pola taekwondo diterapkan secara sederhana dengan urutan yang singkat. Namun, pagi individu yang sudah mahir, pola gerakan lebih banyak dan lebih kompleks.

Pada pertandingan taekwondo, kompleksitas pola yang diterapkan pemain dapat memperoleh nilai tinggi dari juri. Pola dinilai berdasarkan:

    • Akurasi: pemain harus menampilkan pola akurat, yaitu dimulai dan diakhiri di gerakan yang sama.
    • Postur tubuh: pemain harus bisa menunjukkan postur tubuh yang tepat, mulai dari gerakan kaki, posisi tangan, dan sebagainya.
    • Realisme: pemain harus mampu menampilkan gerakan yang cepat, kuat, teguh, dan realistis dalam menyerang atau bertahan.
    • Semangat: pemain wajib menampilkan gestur yang semangat dan percaya diri untuk memperoleh poin.
    • Sopan santun: pemain juga harus menampilkan rasa hormat kepada lawan, juri, dan ofisial pertandingan lainnya.
    • Kualitas gerakan otot: pemain juga harus menampilkan kualitas gerakan otot yang baik. Kualitas gerakan otot yang baik menunjukkan konsentrasi dan teknik pernapasan yang tepat.

9. Teknik menghancurkan benda

Salah satu teknik dasar dalam seni bela diri taekwondo adalah menghancurkan benda. Teknik ini memang banyak diadopsi dalam gerakan berbagai seni bela diri Asia, seperti karate, pencak silat, kung fu, dan sebagainya.

Dalam takwondo teknik menghancurkan benda juga penting untuk dipelajari. Umumnya teknik menghancurkan benda ini dilakukan sebagai salah satu syarat naik tingkat atau level dalam takwondo.

Benda-benda yang dihancurkan beragam, mulai dari papan kayu, es, balok kayu, batu bata, dan sebagainya. Teknik menghancurkan benda dalam taekwondo bisa menggunakan pukulan, sundulan, pukulan lutut, tendangan kaki, dan pukulan siku.

Tingkatan Sabuk Taekwondo

Sabuk memiliki arti penting dalam seni bela diri taekwondo. Sabuk bukan hanya sebagai atribut kostum, tetapi juga simbol status dan tingkat kemahiran seorang menguasai bela diri tersebut.

Menurut Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumatra Utara, tingkatan sabuk taekwondo dimulai dari warna yang cerah ke gelap. Urutan tingkatan sabuk taekwondo adalah putih, kuning, hijau, biru, merah, dan hitam.

Putih adalah sabuk yang diberikan bagi pemula, sedangkan hitam diberikan bagi individu mahir. Semakin tinggi tingkatan sabuk taekwondo maka semakin tinggi pula tanggung jawabnya.

Sabuk juga mencerminkan komitmen, dedikasi, dan kerja keras seorang praktisi dalam mengejar peringkat yang lebih tinggi. Berikut ini tingkatan sabuk taekwondo dari terendah ke tertinggi:

    • Sabuk putih: sabuk bagi pemula taekwondo. Sabuk putih melambangkan jiwa yang masih suci, polos, dan perlu banyak belajar.
    • Sabuk kuning: sabuk bagi pemula tingkat kedua. Sabuk kuning menggambarkan bahwa individu sudah mengalami kemajuan dalam keterampilan bela diri dan menguasai teknik-teknik dasar.
    • Sabuk kuning strip hijau: sabuk bagi pemula tingkat kedua sebelum naik tingkat ke sabuk hijau.
    • Sabuk hijau: sabuk bagi pemula tingkat lanjut. Warna hijau diambil dari warna pepohonan yang melambangkan bahwa individu sudah mulai tumbuh dan berkembang.
    • Sabuk hijau strip biru: sabuk yang dikenakan individu sabuk hijau tingkat akhir sebelum memperoleh sabuk biru.
    • Sabuk biru: sabuk biru digunakan bagi pemain tingkat menengah. Warna biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya. Ini melambangkan bahwa individu sudah paham betul segala hal yang sudah dipelajari.
    • Sabuk biru trip merah: sabuk yang dikenakan individu sabuk biru tingkat lanjut sebelum memperoleh sabuk merah.
    • Sabuk merah: sabuk yang dikenakan individu tingkat lanjut. Warna merah melambangkan warna matahari. Artinya individu akan menjadi pedoman bagi orang lain sehingga dituntut untuk selalu menjaga sikapnya.
    • Sabuk merah strip dua: sabuk yang dikenakan bagi individu tingkat lanjut pertama.
    • Sabuk merah strip satu: sabuk yang dikenakan bagi individu tingkat lanjut kedua.
    • Sabuk hitam: sabuk yang melambangkan tingkat tertinggi dalam taekwondo. Warna hitam melambangkan akhir, kedalaman, dan kematangan dalam berlatih. Pada tahap ini individu dituntut untuk bisa menjadi penuntun dan pelatih tingkatan lain di bawahnya.

Baca juga artikel terkait TAEKWONDO atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Olahraga
Reporter: Dhita Koesno
Penulis: Yonada Nancy