Menuju konten utama

Gerakan Bela Diri Wanita untuk Cegah Kekerasan Seksual

Untuk dapat melindungi diri dari tindak kejahatan seksual, tidak ada salahnya mempelajari gerakan bela diri.

Gerakan Bela Diri Wanita untuk Cegah Kekerasan Seksual
Ilustrasi Bela Diri Wanita. foto/istockphoto

tirto.id - Tindak kejahatan, terutama yang berkaitan dengan pelecehan seksual, memakan korban yang didominasi oleh wanita. UN Women menyebutkan, setidaknya 35 persen wanita di seluruh dunia pernah mengalami pelecehan dan kekerasan seksual baik oleh pasangan mereka maupun tidak.

Di Indonesia sendiri, kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) pada wanita meningkat selama dua tahun belakangan. Data dari Komnas Perempuan menyebutkan pada tahun 2018, kasus KTP meningkat sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara data terakhir menyebutkan, terdapat peningkatan kasus sebesar 6 persen di tahun 2019. Persentase tersebut menyebutkan jumlah KTP sebesar 431.471 kasus dengan 25 persen di antaranya adalah kekerasan seksual.

Pelecehan seksual, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Tindak kejahatan tersebut dapat menyebabkan luka fisik dan psikis, hingga mengancam nyawa korbannya. Untuk dapat melindungi diri dari tindak kejahatan semacam ini, tidak ada salahnya mempelajari gerakan bela diri.

Instruktur akademi pelatihan bela diri AS Krav Maga Worldwide, Kelly Campbell menyebutkan bahwa mempelajari gerakan bela diri dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk melawan.

"Ketika Anda berpikir tentang apa yang akan Anda lakukan ketika diserang, dan Anda yakin dapat melindungi diri Anda sendiri, kemungkinan Anda melakukan sesuatu (melawan) akan meningkat," kata Campbell dikutip dari Prevention.

Ia menyebutkan, setidaknya ada lima gerakan yang harus dipelajari oleh wanita untuk membela diri dari tindak kejahatan. Syarat mutlak untuk dapat berhasil melakukan kelima gerakan tersebut adalah 'agresif', "Sikap agresif dapat membuat seseorang menembus kemahiran teknis" kata Campbell.

Berikut lima teknik yang diberikan oleh Campbell seperti yang dikutip dari Prevention.

1. Straight punch (tonjokan lurus)

Gerakan ini merupakan teknik yang sangat efektif untuk menghindari diri dari penyerang. Cara untuk mengoptimalkan gerakan ini adalah dengan mendorong telapak kaki, pinggul, dan kepalan tangan secara bersamaan. Pastikan agar siku tidak terbalik dan jaga agar jari tengah tetap menonjol. Tonjokkan tangan ke area yang rentan, seperti atau tenggorokkan.

2. Front kick to the groin (tendangan ke pangkal paha)

Mirip dengan pukulan lurus, tendangan depan ke pangkal paha atau selangkangan adalah gerakan kuat ke titik rentan yang dapat membantu serangan. Tendangan ini dilakukan dengan menggerakkan pinggul ke depan dengan lutut ditekuk dan tumit ke belakang.

Selanjutnya, rentangkan lutut dan kaki dengan kuat, lakukan tendangan sekuat mungkin ke area pangkal paha penyerang dengan bagian punggung kaki (area di mana tali sepatu berada).

"Bayangkan tendanganmu bisa menembus selangkangan penyerang dan keluar dari kepalanya," kata Campbell, "seolah-olah kamu akan membagi orang itu menjadi dua dari selangkangan."

Gerakan ini dilakukan untuk memberi peluang korban melarikan diri saat penyerang sedang kesakitan.

3. Knee kick (tendangan lutut)

Tendangan lutut efektif digunakan jika jarak penyerang terlalu dekat sehingga korban tidak dapat melakukan pukulan lurus. Sebelum melakukan gerakan ini, cobalah untuk menarik leher dan bahu penyerang, dan pegang sekuat mungkin kulit, otot, atau pakaian.

Lalu, dorong lutut lurus ke atas dengan kuat hingga mengenai pangkal paha penyerang. Pastikan bahwa kontak tendangan adalah bagian tempurung lutut, karena bagian ini dapat memberikan rasa sakit yang maksimal.

4. Bear hug defense (pertahanan terhadap pelukan)

Penyerang pria umum menyerang wanita dengan memeluknya dari depan atau belakang di sekitar bahu. Korban biasanya akan menyikut penyerang agar melepaskan pelukannya, namun menurut Campbell ini kurang efektif.

Cara untuk keluar dari cengkraman penyerang adalah dengan menjatuhkan diri ke tanah dan menggeliat sekuat mungkin. Menjatuhkan diri dapat menyebabkan tubuh lebih sulit diangkat. Gerakan ini juga memungkinkan korban untuk memukul lutut, menendang selangkangan, atau memukul dan menyikut penyerang di area leher, mata, dan telinga.

5. Choke defense (pertahanan terhadap cekikan)

Gerakan untuk melindungi diri saat dicekik bukan dengan menarik tangan penyerang dari leher. Gerakan yang efektif menurut Campbell adalah dengan menggunakan jari-jari yang membentuk huruf "C" seperti kait (ibu jari menempel di atas jari lainnya.

Kaitkan jari pada ibu jari penyerang dan tarik hingga cengkramannya terlepas. Jika memungkinkan, lakukan bersamaan dengan tendangan ke selangkangan.

"Ingatlah bahwa Anda hanya memiliki antara 3 dan 8 detik untuk melepaskan tangan penyerang dari leher sebelum mulai kehilangan oksigen dan pingsan," kata Campbell.

Baca juga artikel terkait ATLET BELA DIRI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Alexander Haryanto