tirto.id - Enam wasit asing periode pertama yang akan memimpin pertandingan di putaran kedua Liga 1 GoJek Traveloka 2017 telah tiba di Indonesia, Rabu (2/8/2017) kemarin. Keenam wasit tersebut berasal dari dua negara anggota AFC, yakni Australia dan Kyrgyzstan. Tiga wasit asal Australia terdiri dari Evans Shaun Robert, Brown Wilson Kenneth dan Lakrindis George. Sedangkan tiga wasit dari Kyrgyzstan antara lain Rysbek Sherkerbekov, Artem Skopintsev dan Eldiiar Salybaev.
Enam nama yang datang pada pada periode pertama tersebut diagendakan akan membantu pertandingan putaran kedua hingga 15 Agustus mendatang. Setelah itu, PSSI akan mendatangkan wasit untuk periode kedua pada 16 Agustus 2017.
“Di periode pertama, mereka akan datang tanggal 2 Agustus 2017 dan bertugas hingga tanggal 15 Agustus 2017. Untuk selanjutnya di periode kedua diperkirakan tanggal 16-28 Agustus 2017, berikutnya di periode ketiga tanggal 29-11 September 2017. Setiap periodenya kami menggunakan wasit dari negara yang berbeda,” ujar Sekjen PSSI Ratu Tisha sebagaimana dikutip situs resmi PSSI.
Terkait penempatan wasit pada pertandingan tertentu, PSSI tidak mensyaratkan aturan tertentu. Federasi sepak bola tertinggi di Indonesia itu menyerahkan kebijakan tersebut kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga.
Reaksi dari Tim Liga 1
Sejumlah tim di Liga 1 GoJek Traveloka 2017 memiliki sikapnya masing-masing terhadap penunjukan wasit asing untuk putaran kedua. Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy mengaku mendukung kebijakan PSSI tersebut. Menurut Simon, adanya wasit asing dapat meningkatkan kualitas wasit lokal.
“Perekrutan wasit asing juga bisa menjadi angin segar bagi perbaikan kualitas wasit tanah air,” ujar Simon seperti dikutip Antara, Sabtu (29/7/2017).
Kendati demikian, Simon mengingatkan PSSI agar jumlah wasit asing tidak boleh berlebihan. Menurutnya, jumlah wasit asing yang berlebihan dapat berpeluang menggusur eksistensi wasit lokal di negeri sendiri.
“Namun tak perlu semuanya, cukup 50:50 saja perbandingannya dengan wasit lokal,” imbuhnya.
Berbeda dengan Simon, pihak manajemen Madura United justru mempertanyakan keputusan PSSI mendatangkan wasit asing. Presiden Laskar Sapeh Kerrab, Aqsanul Qosasi menyayangkan sikap PSSI yang berpikiran bahwa sesuatu yang asing selalu lebih baik.
“Kenapa tidak sekalian saja pengelola kompetisi juga serahkan ke asing? Saya hanya menyayangkan sikap kita yang selalu berpikiran bahwa asing lebih hebat dari kita,” ujarnya sebagaimana dikutip situs resmi Madura United.
Qasasi juga menambahkan jika yang dibutuhkan liga saat ini bukan wasit asing. Menurutnya, adanya pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan jauh lebih dibutuhkan oleh wasit-wasit lokal.
“Yang kita butuhkan saat ini adalah peningkatan kualitas wasit dengan cara melakukan pelatihan, pendidikan yang kontinyu, penghargaan eksistensinya serta peningkatan kesejahteraannya. Dan ini adalah tugas PSSI,” imbuhnya.
Kebijakan PSSI mendatangkan wasit asing merupakan respon atas keluhan beberapa tim di putaran pertama. Dengan hadirnya wasit asing, PSSI menginginkan adanya perbaikan kualitas dan mutu pertandingan.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Agung DH