Menuju konten utama

Apa Itu Aritmia, Apakah Berbahaya? Kenali Penyebab dan Gejalanya

Apa itu aritmia bisa berpotensi mengancam jiwa jika tidak segera diobati.

Apa Itu Aritmia, Apakah Berbahaya? Kenali Penyebab dan Gejalanya
Ilustrasi Takikardia. foto/istockphoto

tirto.id - Aritmia adalah gangguan kesehatan detak jantung tidak teratur, baik lebih cepat maupun lebih lambat.

Gangguan detak jantung ini berhubungan dengan tekanan darah tinggi atau gagal jantung.

Penyebab Aritmia

Dikutip dari laman Healthline, aritmia disebabkan oleh impuls yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Keadaan ini mengakibatkan detak jantung menjadi:

  • Terlalu cepat (takikardia)
  • Terlalu lambat (bradikardia)
  • Terlalu dini (kontraksi prematur)
  • Terlalu tidak menentu (fibrilasi)
Prevalensi atau angka kasus aritmia, yakni antara 1,5 dan 5 persen dari populasi. Gejala umum aritmia adalah jantung berpacu atau berdebar. Bisa juga mungkin penderitanya tidak merasa berbeda sama sekali.

Aritmia bisa menjadi umum dan tidak berbahaya. Namun, untuk beberapa kondisi aritmia bisa menjadi berbahaya, yakni ketika aritmia mengganggu aliran darah ke tubuh Anda sehingga dapat merusak otak, paru-paru, jantung, organ vital lain.

Jika tidak diobati, maka aritmia berpotensi mengancam jiwa.

Ada cara yang bisa dilakukan untuk memastian nomal atau tidaknya detak jantung.

Dilansir situs Siloam Hospitals, cara mengecek kenormalan detak jantung adalah dengan mempelkan tiga jari di pergelangan tangan, lalu hitung denyut nadi Anda selama 15 detik.

Selanjutnya, kalikan hasilnya dengan 4 untuk mendapat angka denyut nadi istirahat Anda per menit.

Hati-hati jika hasilnya lebih lambat atau lebih cepat, karena dalam kondisi normal, jantung akan berdetak sebanyak 60-100 kali per menit.

Gejala Aritmia

Laman Medical News Today menuliskan, aritmia mungkin tidak menyebabkan gejala yang nyata. Namun, dokter dapat mendeteksi aritmia selama pemeriksaan rutin atau setelah melakukan elektrokardiogram (EKG).

Bahkan jika seseorang memperhatikan gejala, itu tidak berarti bahwa mereka memiliki aritmia yang parah.

Beberapa orang dengan aritmia yang mengancam jiwa mungkin tidak memiliki gejala, sementara yang lain dengan gejala mungkin tidak memiliki aritmia yang parah.

Gejala aritmia berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Berikut ini adalah gejala artimia berdasarkan jenisnya:

1. Gejala Takikardia

Gejala detak jantung yang cepat meliputi:

  • Sesak napas
  • Pusing
  • Pingsan atau hampir pingsan
  • Berdebar-debar di dada
  • Sakit dada
  • Pusing
  • Lemas mendadak
2. Gejala Bradikardia

Gejala bradikardia sebagai berikut:

  • Angina, atau nyeri dada
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kebingungan
  • Melakukan olahraga lebih sulit dari biasanya
  • Pusing
  • Mudah lelah
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Pingsan atau hampir pingsan
  • Berkeringat banyak
3. Gejala A-fib

Saat aritmia jenis A-fib terjadi, onset menjadi lebih cepat dan dimungkinkan melibatkan:

  • Angina
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Jantung berdebar
  • Pingsan atau hampir pingsan
  • Mudah lemas
Aritmia tidak hanya bisa diderita oleh orang dewasa, anak-anak juga berpotensi terkena aritmia.

Seperti diwartakan Antara, jenis artimia yang diderita anak-anak adalah takikardia, bradikardia, Sindrom Q-T Panjang, dan Sindrom Wolff-Parkinson-White.

Orang tua harus waspada apabila anak mengalami gejala-gejala aritmia karena pada kasus berat aritmia dapat menyebabkan terjadinya stroke mendadak. Cara mengobati artimia pada anak tergantung pada jenisnya.

Dulu satu-satunya cara adalah dengan memberikan obat. Namun, saat ini ada pilihan terapi lain bagi pasien artimia, yaitu Ablasi Frekuensi Radio yang menggunakan instrumen kecil dengan energi panas untuk menghancurkan sirkuit listrik yang tidak normal penyebab aritmia.

Baca juga artikel terkait SAKIT JANTUNG atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dhita Koesno